Kamis, 29 Desember 2011

Mutiara Hikmah: Bersedekah dengan Penuh Keikhlasan

 Jika tangan kanan kita memberi, tangan kiri kita jangan sampai tahu. Itulah yang diajarkan oleh Rasulullah kepada kita semua, salah satunya perilaku ikhlas. Perilaku ikhlas itu adalah perilaku hati. Bahkan, perilaku ikhlas ini merupakan rahasia antara seseorang dan Allah. Tidak ada orang lain pun yang mengetahuinya.

Mutiara hikmah kali ini akan membahas tentang ikhlas dalam bersedekah. Sedekah adalah salah satu teori yang diberikan Allah untuk memperbanyak atau melipatgandakan harta yang dimiliki. Entah itu di dunia atau nanti di akhirat.


"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah) adalah sama dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir, seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang ia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Al-Baqarah: 261)


Dalam ayat tersebut, Allah menawarkan hal yang sangat menggiurkan, yaitu satu berbanding tujuh (menafkahkan harta di jalan Allah sama dengan sebutir benih yang menumbuhkan tuhjuh butir). Perbuatan inilah yang belum dapat disadari oleh umat Islam. Hal ini adalah sebuah teori ekonomi untuk menginvestasikan harta yang dipunyai dan hasilnya akan berlipat-lipat.


Ayat tersebut juga dijadikan acuan oleh beberapa ekonom muslim dalam mengalokasikan harta mereka. Konsumsi sehari-hari atau konsumsi total seorang muslim adalah penjumlahan dari konsumsi untuk ibadah dan konsumsi untuk duniawi.


Simpulannya, di dalam harta yang dimiliki oleh seorang muslim terdapat hak orang lain (mustahik) sebagai wujud solidaritas kepada fakir miskin. Solidaritas di sini artinya menolong perekonomian fakir miskin sehingga mereka bisa khusyu beribadah kepada Allah tanpa harus "menjual" akidahnya kepada pihak misionaris.


"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya." (Q.S. As-Saba': 39)


Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengatakan bahwa shalat akan mengantarkanmu setengah jalan, puasa akan membawamu ke depan pintu Al-Malik, dan sedekah akan memasukkanmu ke hadapan Allah.


Ibnu Mas'ud pernah menuturkan sebuah kisah seorang laki-laki yang beribadah selama tujuh puluh tahun. Kemudian, ia berzina dan Allah pun menghapus semua amalnya selama ini. Setelah itu, laki-laki ini bertemu dengan seorang fakir miskin dan memberikan sedekah berupa sepotong roti kepadanya. Allah pun mengampuni dosa laki-laki ini dan memuliakan lagi pahala ibadahnya yang dilakukan selam tujuh puluh tahun tersebut.


Ubaid bin Umar pun pernah berkata bahwa pada hari kiamat nanti, manusia akan dikumpulkan dalam kondisi lapar dan haus yang belum pernah dialami sebelumnya. Barang siapa yang memberi makan orang karena Allah, maka Allah akan mengenyangkannya. Barang siapa memberi minum orang karena Allah, maka Allah akan meminuminya. Barang siapa yang memberi sandang (orang) karena Allah, maka Allah akan membusanainya.


Itulah beberapa keutamaan sedekah. Tidak sepantasnya manusia bersifat kikir serta bakhil kepada sesama, terlebih untuk membantu saudara kita yang sedang terpuruk masalah ekonomi. Bersedakah berarti berbagi kebahagiaan. Allah pun pasti akan memuliakan orang yang selalu ikhlas dalam bersedekah.


Kita semua sebagai makhluk Allah harus bersyukur dengan cara bersedekah. Hidup kita akan tenang dan diridai Allah dengan bersedekah. Semoga kita semua diberi kemudahan untuk selalu bersedekah. Amin.


View the original article here

Minggu, 25 Desember 2011

Makna dan Dampak Syahadat

Syahadat adalah rukun pertama dari lima rukun Islam seperti shalat, zakat, puasa dan ibadah haji. Namun yang perlu kita ketahui dan pahami adalah bahwa pada dasarnya kelima rukun Islam tersebut merupakan dasar praktis dan teoritis dari realitas Islam dan syahadatain menjadi dasar utama bagi semua rukun Islam tersebut.

Jika seseorang tidak mengakui bahwa tidak ada tuhan yang patut disembah melainkan Allah dan Nabi Muhammad adalah Rasul-Nya maka orang tersebut tidak dianggap sebagai seorang muslim sebab kedudukan kalimat syahadatain merupakan rukun pertama. Dari satu sisi, ia merupakan dasar dari rukun-rukun Islam lainnya, dan disisi lain ia merupakan dasar totalitas Islam.

Kata “Asyhadu” mempunyai arti “ saya bersaksi “ kata ini merupaka suatu bentuk persaksian (syahadat) seorang muslim yang harus mewujudkan dalam kehidupannya sehari-hari secara bahasa syahadat  mempunyai arti pernyataan, janji dan sumpah. Kata syahadat dalam tata bahasa Arab merupakan bentuk fi’il mudhari (bentuk sekarang dan masa yang akan datang), maka pernyataan, janji dan sumpah seseorang yang telah bersyahadat tidak hanya berlaku pada saat diucapkan saja, tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ia berlaku mengikat sepanjang hayat, setiap detiknya menuntut pembuktian dari syahadat orang tersebut, dengan melihat arti secara bahasa saja , kita sudah dapat merasakan betapa beratnya bobot pernyataan” Asyhadu’ yang diucapkan seseorang karena ia bukan hanya sekedar pernyataan, janji dan sumpah saja melainkan ketiganya sekaligus.

Syahadat sebagai pernyataan

Hal ini bukan hanya sekedar pernyataan “ya dan tidak” saja yang menjadi masalah, tetapi konsekuensi di belakang Ya atau Tidak hanyalah yang harus diperhitungkan karena harus ditanggung oleh orang yang membuat pernyataan. Ketika seseorang mengucapkan syahadat pada hakikatnya ia seorang mengumumkan atau memproklamirkan dirinya sebagai pribadi yang terbebas dari semua ikatan kecuali ikatan dengan Allah SWT. Segala atribut dan identitas yang ia sandang kini mesti mencerminkan arti dari proklamasi yang telah ia kumandangkan. (QS.  Ali Imran ayat : 64 )

Syahadat sebagai Janji

Hal ini mempunyai keterikatan dengan orang yang mengucapkannya  “ seseorang yang bersyahadat sebenarnya ia telah berjani, janji yang berlaku semenjak ruhnya masuk kedalam jasadnya masing-masing ketika masih dalam rahim ibunya, hingga hari kiamat kelak, sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam Al-Quran surah Al-A’raf ayat 172.

Janji adalah hutang yang harus dibayar lunas tuntas tanpa bekas, karena kehidupan seorang muslim sepenuhnya berada dalam aturan Allah SWT. Sebagai realisasi untuk membayar janjinya, janji untuk menjadikan Allah sebagai Rob dengan segala hak-Nya. Hak untuk ditaatti dipatuhi, dicintai dan diperhatikan setiap kehendak dan kemauannya.

Syahadat sebagai sumpah

Sebagaimana sifat sumpah yang tidak diucapkan setiap saat hanya digunakan dalam keadaan darurat atau pada situasi tertentu yang diperlukan. Sehingga harga sumpah itu mahal dan tidak diobral. Sumpah biasanya digunakan untuk mengukuhkan atau membangun rasa percaya, adakalanya ia hendak dikukuhkan atau hendak dibangun adalah kepercayaan dari pihak lain atau adakalanya kepercayaan dari diri sendiri. Sumpah lebih berat dari sekedar pernyatan dan janji. Karena disamping konsekuensi yang akan dihadapi disadari sepenuhnya, orang bersangkutan telah memilih sendiri konsekuensi tertentu yang konkrit sehingga tidak dapat lagi menghindar.

Secara istilah (terminology,  Asyahadu berarti penyataan, janji dan sumpah ummat yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dengan :

1.       Membenarkan di dalam hati.

2.       Dinyatakan secara lisan

3.       Dibuktikan dengan perbuatan

Makna Syahadat yang Pertama

Dengan membaca Laillahaillallah, berarti kita mengakui Allah satu-satunya Rabb, Ilah dan Malik

Allah Sebagai Rabb

Kita mengakui bahwa Allahlah satu-satunya yang mempunyai kekuasan mencipta, mengatur dan memelihara serta menguasai kita dan seluruh alam semesta beserta isinya, sebagaimana terdapat dalam Al-Quran Surat Al an’am ayat 100-102. “Ilah yang memberikan rizki kepada seluruh makhluknya di muka bumi, mengidupkan dan mematikan, menurunkan penyakit dan menyembukannya.

Allah Sebagai Ilah

Mengakui Allah sebagai satu-satunya Ilah artinya tiada tuhan yang sesungguhnya kecuali dia tiada yang kita ibadahi, kita cintai, kita agungkan, kita rindukan kecuali Allah hanya ridhonya yang kita harapkan. Hanyalah Allah tujuan hidup dan mati kita. Ialah yang selalu kita harapkan perjumpaan dengannya.

Allah sebagai Malik

Mengakui Allah sebagi satu-satunya Malik, berarti kita mengakui bahwa hanya Allah yang berhak membuat aturan dan undang-undang. Hanya Allah yang patut ditaati dan ditakuti. Tidak ada yang berhak berkuasa dan memerintah kecuali atas ijin-Nya kekuasanya meliputi seluruh aspek kehidupan kita . tidak ada satu jengkal tanah pun di bumi ini yang luput dari kekuasaan-Nya.

Makna Syahadat yang Kedua

Setetelah Laillahaillallah, kita mengucap muhamadurrasulullah, yang berarti kita menerima Nabi Muhammad SAW, sebagai Rasul yang menyampaikan risalah kepada kita. Setelah kita mengakui Allah sebagai tuhan yang berwenang atas kita, maka kita perlu tahu apa saja yang diperintahkannya. Pekerjaan-pekerjaan yang membuat senang kepada kita, dan perbuatan-perbuatan apa saja yang harus kita jauihi agar tidak mendapat murka-Nya.

 Aturan hidup mana yang harus kita ikuti untuk memperoleh nikmatnya, dan hukum mana yang tidak boleh langgar, yang apabila kita langgar akan mendapat hukunnya? Allah telah menunjuk Muhammad SAW sebagai utusannya untuk menerangkan masalah-masalah ini dan mengirimkan kitabnya dengan perantaraanya.

Rasulullah hidup menurut aturan yang sesuai dengan perintahnya, dan dengan demikian menjadi tauladan bagi semua orang muslim dalam mengatur hidup mereka. Jadi ketika membaca Muhammad Rasulullah berarti pada saat itu kita telah menyatakan kesediaan kita untuk mengikuti aturan dan pola hidup yang dicontohkannya dan menolak aturan pola hidup yang bertentangan dengannya.

Adalah bertentangan apabila di satu pihak ada seseoang yang mngaku muslim tetapi di lain pihak ia membenci sunah Rasul. Bila kita tahu makan Lailahaillallah muhammadarrasulullah, dan menyatakan iman kepadanya serta memahami maksudnya, maka dalam setiap keadaan, langkah, hati, pikiran kita selalu tertuju dalam rangka pengabdian kepada Allah dan bimbingan Rasulullah.

Dampak Syahadatain

Persaksian Lailahaillallah Muhammadarrasulullah jika dipahami secara benar akan memberikan dampak positif bagi setiap muslim, yang antara lain dapat diukur dari dua sikap yang lahir darinya, yakni cinta (mahabbah) dan ridha. Seorang muslim harus memberikan cintanya yang tertinggi kepada Allah ta’ala, kemudian kepada Rasulullah SAW dan jihad di jalan Allah, sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Ataubah ayat 24 .

“Mencintai perniagaan, rumah tempat tinggal tidak dilarang, tetapi harus proporsional yakni pada cinta yang kedua. Dilarang mencintai hal-hal duniawi melebihi kecintaan kepada Allah Rasul dan Jihad. Atau bahkan sejajar dengan kecintaannya kepada Allah, dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 165.

“ Disamping itu setiap muslim harus ridha dengan segala keputusan dan aturan Allah dan Rasulnya. Ridha lahir Batin tanpa ada rasa sedikitpun tidak puas dalam dirinya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat An-nisa ayat 65.

Setiap muslim hendaknya ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam agamanya dan Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul yang diikutinya. Sebagai dampak dari syahadatain adalah hal pokok yang ada dalam diri manusia yakni hati, akal, dan jasad akan mendapatkan sibghah Allah hingga utuh sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 138.

Jika seluruh diri muslim telah tercelup dalam Sibgah Allah itu, maka akan muncul pribadi muslim yang kaffah karena ketika unsur pokok ( potensi) yang ada dalam dirinya telah teraplikasi sebagai wujud pemahaman syahadatain yang merupakan celupan Allah SWT.


View the original article here

Rabu, 21 Desember 2011

Ciri-Ciri dan 10 Sifat Kaidah Iqra

Iqra adalah sebuah buku untuk membantu anak-anak maupun orang dewasa yang belum mahir membaca Al quran dengan lancar serta tajwid yang benar. Berbeda dengan buku-buku lain, kaidah iqra sangat mudah dipahami. Belajar membaca iqra sangat menarik dan menyenangkan.

Berikut ini merupakan ciri-ciri serta kaidah iqra yang sangat berkesan sehingga anak-anak lebih cepat membacanya.


Bacaan langsung dalam hal ini berarti membaca secara langsung tanpa dieja. Anak-anak tidak diperkenalkan pada nama-nama huruf hijaiyah serta beberapa tanda baca. Mereka langsung diperkenalkan pada bunyi setiap huruf dengan menggunakan bahan pengajaran.


Satu paket belajar iqra tersusun atas 6 jilid, mulai Iqra 1 hingga Iqra 6. Anak-anak harus belajar membaca iqra dari tahap pertama. Setiap jilid iqra memiliki sampul warna-warni yang bisa membuat anak-anak tertarik untuk mencapai warna iqra paling atas. Sampul warna-warni ini pun bisa membuat anak lebih tertarik membaca iqra.


Anda tentu tahu bahwa yang sedang belajar adalah murid. Oleh sebab itu, biarkan anak-anak membaca sendiri bahan yang sudah diajarkan. Jika bacaan mereka salah atau ada yang keliru, jangan dicela maupun dihina. Anda sebaiknya memberi peringatan dengan halus, misalnya “Coba ulangi sekali lagi!”, “Mengapa ini dibaca panjang?”, atau “Mengapa yang ini dibaca pendek?”


Saat belajar membaca ayat Allah, termasuk iqra, pelajar harus berhadapan langsung dengan guru atau orang yang mengajar. Cara ini sangat penting dilakukan agar murid bisa mengetahui secara benar mengenai makhraj serta sifat-sifat huruf yang sebenarnya.


Pencapaian atau kemajuan murid dalam membaca iqra sangat bergantung pada kecakapan murid serta peran guru. Sebagai cara untuk memotivasi murid, guru sebaiknya “mengiming-imingi” hadiah bagi murid yang pandai membaca.


Agar proses belajar iqra lebih efektif, sebaiknya setiap guru hanya menangani 5-6 murid. Jika jumlah murid lebih banyak, pakailah guru tambahan. Sekalipun tidak memungkinkan, gunakanlah sistem rotasi dalam belajar. Misalnya, murid tingkat 2 belajar jam 1, murid tingkat 2 belajar jam 3, dan sebagainya.


Iqra memang merupakan bacaan yang bertujuan untuk memudahkan proses membaca Al quran. Saat belajar iqra, murid tidak diajarkan teori tajwid karena mereka langsung mempraktikkan dalam bacaan. Pelajaran mengenai teori tajwid akan diajarkan setelah murid bisa membaca Al quran.


Huruf-huruf atau tulisan dalam iqra sengaja disusun secara lengkap, sempurna, serta terancang dalam bentuk dan tata letak yang seimbang. Diawali dengan perkenalan huruf-huruf tunggal, huruf-huruf sambung berirama (mad), huruf-huruf setiap baris sehingga menjadi ayat yang utuh dan bermakna. Karena prosesnya bersifat evolusi, membaca iqra akan terasa lebih mudah.


Lingkaran-lingkaran petunjuk serta pengenalan akan membuat anak-anak merasa lebih akrab dengan yang dibacanya, iqra. Berawal dari kesenangan, mereka pun akan semangat mempelajarinya. Iqra disusun dalam bahasa yang mudah dipahami sehingga menimbulkan kesan tersendiri bagi anak-anak. Selain itu, anak-anak sudah diperkenalkan cara membaca panjang (mad) dan pendek (tanpa mad) sejak awal sehingga terdengar merdu.


Iqra boleh dipelajari oleh siapa pun, baik anak-anak maupun orang dewasa. Pokoknya, siapa pun yang belum mahir membaca Al quran boleh belajar iqra. Jika sudah mahir membaca Al quran, sebaiknya Anda berbagi ilmu dengan mengajari mereka belajar iqra. Bahkan, murid-murid yang sudah pandai membaca iqra jilid 2 atau jilid 3 boleh mengajari adik-adiknya yang berada di peringkat bawah. Hal ini akan memacu semangat belajar mereka.


Semoga bermanfaat!

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali



View the original article here

Jumat, 16 Desember 2011

Mengenal Arti dan Makna Kehidupan

Kehidupan yang Sementara

Banyak orang terlalu serius mengurusi kehidupan di dunia, padahal hidup di dunia ini hanya sementara. Ini yang sering dilupakan oleh manusia. Lupa mengingat sebuah perjalanan kehidupan hakiki setelah hidup di dunia. Kurang cerdas mengenal dan mengetahui makna kehidupan itu sendiri.

Hidup di dunia diibaratkan kita sedang bercocok tanam di ladang, dan kelak hasil dari cocok tanam tersebut akan kita tuai pada kehidupan setelah mati, yakni kehidupan di akhirat. Hidup di dunia hanya senda gurau, permainan yang tak lebih hanya sebagai terminal kehidupan menuju sebuah hidup yang lebih kekal dan hakiki.

Adanya kehidupan setelah mati merupakan hal yang wajib dipercaya oleh mereka yang memiliki agama. Segala bentuk tindakan yang pernah kita lakukan selama di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat. Inilah yang menyebabkan kita tak boleh begitu larut dengan indahnya kehidupan dunia. Sebab akan ada proses hitung-hitungan yang akan kita jalani kelak di hadapan Tuhan.

Jika kita buruk selama di dunia niscaya Tuhan akan memberi balasan yang setimpal dengan keburukan kita. Sebaliknya jika kita baik, maka Tuhan akan memberi balasan berupa keindahan surga yang sangat dinanti-nanti oleh manusia. Inilah makna kehidupan yang sebenarnya.

Indahnya gemerlap kehidupan di dunia sering membuat manusia lupa dengan hakikat dan makna kehidupan. Manusia merasa seolah mereka akan hidup selamanya di dunia. Mereka lupa bahwa akan ada kehidupan sejati yang akan dilalui. Segala bentuk ketidakadilan yang dialami manusia selama di dunia akan diadili di akhirat kelak. Di sanalah pengadilan yang tak akan pernah sedikit pun menzalimi para peserta pengadilan tersebut.

Manusia penting mengingat mati, sebab itu akan mendorong dirinya cerdas dalam mengahadapi segala hal kehidupan di dunia. Ia tak akan tertipu dengan kemewahan dunia. Bahkan dikatakan bahwa orang yang paling pintar adalah orang yang selalu rajin mengingat kematian atau disebut dengan zikrul maut. Sebab kematian adalah sesuatu yang rahasia, hanya Allah yang tahu kapan seorang hamba akan ia panggil kembali. 


Arti Kehidupan

Apakah arti dan makna kehidupan itu? berikut ini beberapa pengertian singkat mengenai makna kehidupan yang dapat memberikan pelajaran dan manfaat bagi manusia;

Hidup adalah untuk beribadah; beribadah merupakan salah satu bentuk dari cara manusia bercocok tanam di muka bumi untuk kemudian menuai hasilnya kelak di akhirat. Beribadah yang dilakukan manusia meskipun sebagai bentuk perintah dari Tuhan, tak lain manfaatnya adalah untuk manusia itu sendiri.

Tuhan tak akan pernah kurang kemuliaannya seandainya saja seluruh manusia di muka bumi ini tidak menyembah-Nya. Tuhan tetap akan Esa dan memiliki segala kekuasaan dan kebesaran. Ibadah yang dilakukan manusia untuk kepentingan manusia itu sendiri.

Hidup untuk menjadi khilafah bagi bumi; salah satu tugas penting manusia diciptakan di muka bumi adalah untuk menjadi pemimpin dan memakmurkan bumi dan alam semesta. Manusia diberi amanah oleh Tuhan untuk mengelola alam semesta yang begitu kaya. Fakta yang terjadi justru manusia yang kerap melakukan kerusakan terhadap alam semesta itu sendiri.

Kesalahan manusia yang tidak amanah terhadap tugasnya menyebabkan kemurkaan Tuhan, dan akhirnya bencana pun terjadi dimana-mana. Bencana tersebut terjadi akibat kesalahan dari tangan-tangan manusia itu sendiri dalam mengelola dan memanfaatkan alam semesta. Manusia terkadang terlalu rakus dalam memerah hasil-hasil sumber daya alam.


View the original article here

Senin, 12 Desember 2011

Tingkatan Ukhuwah Sesama Muslim

 

Sesama Muslim bersaudara. Ikatan akidah merupakan ikatan hakiki yang tak akan terputus seperti halnya ikatan nasab. Ikatan inilah yang dinamakan dengan ukhuwah. Sesama Muslim satu sama lain diikat melalui persaudaraan yang dilandaskan pada nilai-nilai keimanan kepada Allah. Ikatan ukhuwah terkadang terasa lebih dekat ketimbang ikatan nasab. Ini akan dirasakan oleh mereka yang betul-betul memahami makna ukhuwah serta taat menjalankan hukum-hukum agamanya.


Allah mempersaudarakan kaum Muslimin melalui ikatan ukhuwah. Hal ini telah dicontohkan pada saat Rasulullah mempersaudarakan kaum Anshar dan kaum Muhajirin pada saat hijrah ke Madinah. Dua golongan ini dikat oleh satu ikatan yang sama, yakni Allah dan Muhammad sebagai rasul. Ikatan ukhuwah mampu mengorbankan apa saja yang dimiliki oleh seorang Muslim terhadap saudaranya.


Sebagai contoh pada saat terjadinya Perang Badar, dimana para sahabat nabi sangat kehausan, namun karena ingin mendahulukan saudaranya, akhirnya seteguk air hanya diedarkan tanpa ada yang mau meminumnya lantaran ingin saudaranya yang lain meminum. Inilah sebuah adab tertinggi dalam ukhuwah. Sikap mendahulukan saudara atau yang lebih sering disebut dengan istilah itsar.


Ukhuwah merupakan bagian dari manhaj amal saleh seseorang. Ada tiga hal yang menjadi manhaj atau sistem amal shaleh, yakni; Iman, amal shaleh dan saling menasehati. Poin saling menasehati inilah yang kemudian termasuk ke dalam bagian dari pengertian ukhuwah. Ukhuwah akan menyelamatkan seseorang dari ancaman bahaya sunnah kehidupan. Melalui persaudaraan yang dibina sesama umat yang seakidah akan melahirkan hubungan yang sangat dekat. Terkadang bisa melebihi saudara kandung.


Lihatlah bagaimana pada konflik Israel yang menjajah negera Muslim Palestina, seluruh umat Islam di dunia melakukan berbagai aksi, mulai dari aksi relawan, aksi donasi dana, aksi boikot, aksi birokrasi dan sebagainya. Semua itu bisa terlahir oleh adanya ikatan ukhuwah sesama Muslim. Sesama Muslim diibaratkan satu tubuh, apabila salah satu anggotanya sakit, maka akan sakitlah seluruh anggota tubuh yang lainnya. Demikianlah perumpamaan ukhuwah sesama umat Islam.


Lantas apakah hubungan dekat kita terhadap rekan sesama umat Islam selama ini yang kita jalinkan telah dikatakan sebagai ukhuwah? Salah satu syarat ukhuwah adalah apabila kedekatan yang kita jalinkan tersebut membawa pada upaya mendekatkan diri kepada Allah dan agama yang kita jalani.



Tingkatan Ukhuwah


Ada beberapa tingkatan dasar ukhuwah sesama Muslim yang perlu dilakukan, dan kita dapat berkaca telah sejauh manakah tingkatan diri kita dalam berukhuwah terhadap sesama saudara Muslim:

Ta’aruf; yakni sebuah tindakan saling mengenal. Hal paling dasar dalam berukhuwah adalah saling mengenal. Mengenal diri, sikap, tingkah laku, kebiasaan, hobi dan sebagainya dari saudara sesama Muslim yang ada di sekitar kita. Saling mengenal antara sesama kaum Muslimin dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, rasul dan agama. Taa’lluf: yakni sikap bersatu. Setelah seseorang saling mengenal, maka tahapan selanjutnya adalah sikap bersatu. Tidak saling menimbulkan kericuhan sebagai biang perpecahan dan kerusuhan. Sesama Muslim harus bersatu untuk dapat mewujudkan tingkatan ukhuwah yang lebih tinggi. Tafahum: yakni sikap saling memahami. Setelah kita mengenal saudara kita, lantas dapat bersatu dengannya, maka tahapan selanjutnya adalah sikap kita untuk dapat memahami segala macam bentuk perangai, kebiasaan, akhlak perilaku dan hal-hal lain menyangkut saudara seakidah kita. Dengan adanya sikap saling memahami maka ukhuwah akan semakin dekat. Sikap sedia memberikan pertolongan; salah satu hal penting dalam berukhuwah adalah kesiapsediaan kita memberikan bantuan terhadap saudara kita yang sedang membutuhkan pertolongan. Hal ini termasuk ke dalam tingkatan ukhuwah sesama Muslim. Taawun: yakni berarti menolong. Taawun merupakan bentuk konkrit dari sikap kesiapsediaan dalam memberikan pertolongan terhadap saudara seakidah sebagai bentuk tingkatan ukhuwah.

View the original article here

Jumat, 09 Desember 2011

Peran Kerajaan Islam

Kerajaan Islam di Indonesia mulai berkembang sejak abad ke 13. Hal ini ditandai dengan berdirinya kerajaan Samudera Pasai yang dianggap sebagai salah satu kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini berdiri di kawasan Pasai, Aceh di pesisir pantai Sumatera.

Pendiri kerajaan Samudera Pasai adalah Marah Silu yang bergelar Sultan Malikus Shaleh. Sultan ini juga sekaligus menjadi raja pertama di Samudera Pasai. Sayangnya, tidak banyak yang sejarah yang bisa digali dari kerajaan ini. Sebab, berbeda dengan jaman kerajaan Hindu-Buddha yang banyak meninggalkan prasasti, Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam tidak mengenal budaya prasasti karena dianggap sebagai sebuah kepercayaan berbau animisme.

Setelah Samudera Pasai, bermunculan beberapa kerajaan Islam lain di tanah air. Di antaranya adalah Kerajaan Aceh yang merupakan kelanjutan dari Samudera Pasai. Kerajaan Aceh berdiri di daerah Aceh, dan hingga kini peninggalannya masih bisa ditemui di kawasan Banda Aceh.

Di tanah Jawa sendiri dikenal salah satu kerajaan Islam terbesar. Kerajaan tersebut berada di kawasan Jawa Tengah, yaitu Kerajaan Demak. Kerajaan Islam ini didirikan oleh Raden Patah. Peninggalan budaya yang ada sejak kerajaan tersebut berdiri salah satunya adalah Masjid Agung Demak yang didirikan oleh Sunan Kalijogo. Keunikan masjid tersebut adalah tiang penyangganya menggunakan potongan-potongan kayu yang disusun sedemikian rupa sehingga menjadi tiang penyangga.


Peran Kerajaan Islam

Dalam perkembangannya, kerajaan Islam ini memiliki peran yang sangat besar dalam proses penyebaran agama Islam di tanah air. Beberapa peran dari kerajaan Islam yang dianggap penting tersebut di antaranya adalah :

Mengenalkan ajaran Islam kepada penduduk di kerajaan tersebut. Hal ini sangat berpengaruh, karena dalam sistem kerajaan, agama pilihan seorang raja pasti akan dianut oleh rakyatnya.
Memudahkan transaksi perdagangan dengan para pedagang dari kawasan Timur Tengah. Pada saat itu, para pedagang dari Gujarat kerap berkelana hingga daerah yang jauh untuk berdagang. Dan dengan adanya kerajaan Islam, maka ada kesamaan budaya dari kedua belah pihak sehingga lebih memudahkan dalam menjalin hubungan.
Mengubah budaya upeti yang banyak digunakan di jaman kerajaan sebelumnya. Sehingga hal ini memberikan kemudahan pada rakyat karena tidak lagi mendapatkan beban membayar upeti kepada penguasa secara berlebihan.
Menciptakan tata kehidupan baru yang lebih sesuai dengan apa yang ada pada ajaran Islam.

View the original article here

Senin, 05 Desember 2011

Tafsir Ibnu Katsir - Tafsir Al-Qur�an Paling Terkenal

Tafsir Ibnu Katsir merupakan tafsir dari kitab suci umat Islam, yaitu Al-qur’an yang paling banyak digunakan sebagai rujukan. Kata tafsir sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Arab, yaitu al-fusru yang artinya adalah menjelaskan atau menyingkapkan sesuatu. Menafsirkan sama dengaan menjelaskan kemudian menyimpulkan hukum-hukum ajaran yang terdapat dalam Al-qur’an.

Ketika diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril, Allah menciptakan Al-qur’an menggunakan bahasa Arab. Dalam Al-qur’an Allah menyampaikan banyak hal mengenai dasar-dasar aqidah, kaidah sebuah syariat, dan asas perilaku yang dapat menuntun manusia menjadi lebih baik. Tafsir Ibnu Katsir membantu ayat-ayat Allah tersebut agar lebih mudah dipahami oleh umat muslim.

Secara garis besar, bentuk dari tafsir Al-qur’an dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu Tafsir bi al-Matsur, Tafsir bi ar-Rayi, dan Isyari. Ketiga bentuk tafsir tersebut memiliki beberapa tokoh penerjemah atau penafsir. Tafsir Ibnu Katsir merupakan salah satu bagian dari Tafsir bi al-Matsur.

Matsur dalam tafsir ini berasal dari kata atsar yang artinya sunnah, hadist, jejak atau peninggalan. Ketika seseorang tengah melakukan penafsiran atau dikenal dengan istilah mufassir, seorang mufassir itu harus melakukan penelusuran jejak atau peninggalan masa lalu dari berbagai generasi.

Sebagai bagian dari Tafsir bi al-Matsur, Tafsir Ibnu Katsir merupakan sebuah tafsir yang proses penafsirannya berdasarkan pada beberapa kutipan yang shahih atau asli. Ketika akan diterjemahkan, para mufassir tersebut memiliki beberapa referensi.

Beberapa referensi umum yang digunakan ketika menafsirkan Al-qur’an tersebut adalah membandingkan Al-qur’an dengan Al-qur’an atau menggabungkan serta menyamakannya dengan hadist. Hadist atau Al-qur’an yang digunakan berfungsi sebagai penjelas.

Selain Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir bi al-Matsur lainnya adalah Tafsir Ibnu Jarir, Tafsir Abu Laits As Samarkandy, Tafsir Ad Dararul Ma’tsur fit Tafsiri bil Ma’tsur, Tafsir Al-Baghawy, Tafsir Baqy ibn Makhlad, Asbabun Nuzul, dan Tafsir An Nasikh wal Mansukh.

Tafsir Ibnu Katsir artinya adalah sebuah tafsir yang merupakan hasil pemikiran atau penafsiran dari Ibnu Katsir. Nama asli dari salah satu mufassir ini adalah Ismail bin Katsir. Namun, sosoknya lebih banyak dikenal orang dengan nama Ibnu Katsir.

Lelaki ini adalah seorang ulama dan pemikir yang lahir di Busra, Suriah pada 1301 dan meninggal beberapa puluh tahun kemudian tepatnya 1372 di Damaskus, Suriah. Perjalanannya sebagai seorang ahli tafsir tidak semata-mata tanpa belajar. Untuk dapat menciptakan buku yang kemudian diberi nama Tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Katsir belajar pada beberapa tokoh.

Dalam menuntun ilmu, Ismail bin Katsir mendapatkan suntikan ilmu dari beberapa ahli hadist yang terkenal di Suriah, seperti Jamaluddin al-Mizzi yang kemudian hari anaknya ia nikahi. Dari hasil belajarnya tersebut, Ibnu Katsir bahkan diberikan kesempatan langsung oleh gurunya untuk mendengarkan hadis dari ulama-ulama Hejaz dan mendapatkan ijazah dari Al-Wani.

Jauh sebelum menuntun ilmu dan melahirkan Tafsir Ibnu Katsir, Ismail bin Katsir sudah lebih berguru pada Burhanuddin al-Fazari. Burhanuddin al-Fazari ini sekaligus menjadi guru pertama bagi Ibnu Katsir.

Sebagai seorang guru yang mengajarkan Ibnu Katsir hingga mampu membuat tafsir Al-qur’an paling terkenal dengan nama Tafsir Ibnu Katsir, Burhanuddin al-Fazari terlebih dulu berguru pada Ibnu Taymiyyah dan Ibnu al-Qayyim. Ilmu-ilmu yang diserap dari para ulama pengajarnya itulah Ibnu Katsir dapat membuat sebuah tafsir yang hingga kini menjadi tafsir yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Islam.

Pada 1366, Ibnu Katsir kemudian diangkat menjadi seorang guru besar oleh Mankali Bugha yang seorang Gubernur di sebuah masjid di Damaskus bernama Masjid Ummayah. Hal ini diperolehnya semenjak Ibnu Katsir berhasil membuat sebuah Tafsir Ibnu Katsir yang namanya cukup terkenal itu.

Ketika akan membuat Tafsir Ibnu Katsir, Ismail bin Katsir menafsirkan Al-qur’an dengan Al-qur’an itu sendiri. Menurut Ibnu Katsir, metode menafsirkan seperti itu adalah metode yang paling benar dan bijaksana. Jika metode penafsiran tersebut, maka gunakanlah hadist dari Nabi Muhammad Saw.

Dalam Al-qur’an sendiri sudah dijelaskan jika Nabi Muhammad Saw adalah penafsir Al-qur’an yang palling hebat. Beliau memang diperintahkan Allah untuk menerangkan isi yang ada di dalam Al-qur’an kepada umat manusia.

Beberapa karyanya dalam bidang tafsir telah melahirkan dua karya, yaitu Tafsir Al-qur’an yang sudah ia ciptakan sebanyak 10 jilid, serta buku yang bernama Fadai’l Al-qur’an. Buku itu berisi ringkasan dari sejarah turunnya Al-qur’an.

Penafsir dari Tafsir Ibnu Katsir ini memang benar seorang yang pintar, pemikir dan ingin selalu belajar. Selain membuat sebuah tafsir Al-qur’an, Ismail bin Katsir juga membuat beberapa buku sejarah dan fikih  yang memang dikuasainya. Sejarah yang ia bukukan tentu saja adalah cerita sejarah mengenai perkembangan agama Islam serta cerita-cerita Nabi Muhammad.

Buku sejarah karyanya yang cukup terkenal adalah Al-Bidayah wa an Nihayah. Dalam buku sejarah tersebut teredapat sejarah kuno yang menceritakan perjalanan panjang penciptaan manusia hingga zaman Nabi Muhammad Saw. Buku ini juga menceritakan cerita perjalanan Nabi Muhammad Saw.

Membaca Al-qur’an yang memang menggunakan bahasa Arab, membuat Al-qur’an menjadi buku bacaan dan pedoman yang cukup sulit. Terkadang kita hanya membacanya dengan penuh kekhusyukan tapi arti dan makna dari setiap ayat sama sekali tidak diketahui.

Akibatnya, tak jarang manusia juga tidak bisa mengamalkan nilai-nilai baik yang terkandung dalam setiap ayat suci. Kehadiran sebuah tafsir pun menjadi penolong bagi sebagian umat muslim yang awam terhadap hal ini.

Pemakaian Tafsir Ibnu Katsir sebagai acuan yang cukup banyak digunakan ketika akan menafsirkan ayat-ayat yang ada di dalam Al-qur’an sangat membantu. Penggunaan Tafsir Ibnu Katsir telah digunakan secara umum oleh seluruh umat muslim yang ada di dunia. Ayat-ayat yang ditafsirkan oleh Ibnu Katsir bahkan mencapai 10 jilid. Ibnu Katsir menafsirkan ayat-ayat yang ada di dalam Al-qur’an tanpa kecuali. Beliau menafsirkan dari mulai Juz 1 hingga Juz 30.

Tafsir Al-qur’an yang banyak digunakan oleh umat muslim di dunia ini merupakan hasil pemikiran dari Ibnu Katsir yang tidak perlu diragukan. Sebuah Tafsir Ibnu Katsir yang tersohor ke berbagai penjuru dunia, sekaligus sebagai buku untuk belajar memahami makna dan ajaran yang banyak terdapat di Al-qur’an.

Bukan hanya membantu para umat muslim di seluruh dunia untuk lebih memahami isi dari kitab suci agamanya tersebut, Tafsir Ibnu Katsir juga membantu umat dari luar agama Islam untuk lebih memahami ajaran apa saja yang sebenar-benarnya terdapat di dalam Al-qur’an.  Berkat penafsiran yang dilakukannya, makna dan arti yang terkandung dalam Al-qur’an dapat segera dimengerti untuk kemudian diamalkan atau paling tidak direnungkan.


View the original article here