Senin, 05 Desember 2011

Tafsir Ibnu Katsir - Tafsir Al-Qur�an Paling Terkenal

Tafsir Ibnu Katsir merupakan tafsir dari kitab suci umat Islam, yaitu Al-qur’an yang paling banyak digunakan sebagai rujukan. Kata tafsir sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Arab, yaitu al-fusru yang artinya adalah menjelaskan atau menyingkapkan sesuatu. Menafsirkan sama dengaan menjelaskan kemudian menyimpulkan hukum-hukum ajaran yang terdapat dalam Al-qur’an.

Ketika diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril, Allah menciptakan Al-qur’an menggunakan bahasa Arab. Dalam Al-qur’an Allah menyampaikan banyak hal mengenai dasar-dasar aqidah, kaidah sebuah syariat, dan asas perilaku yang dapat menuntun manusia menjadi lebih baik. Tafsir Ibnu Katsir membantu ayat-ayat Allah tersebut agar lebih mudah dipahami oleh umat muslim.

Secara garis besar, bentuk dari tafsir Al-qur’an dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu Tafsir bi al-Matsur, Tafsir bi ar-Rayi, dan Isyari. Ketiga bentuk tafsir tersebut memiliki beberapa tokoh penerjemah atau penafsir. Tafsir Ibnu Katsir merupakan salah satu bagian dari Tafsir bi al-Matsur.

Matsur dalam tafsir ini berasal dari kata atsar yang artinya sunnah, hadist, jejak atau peninggalan. Ketika seseorang tengah melakukan penafsiran atau dikenal dengan istilah mufassir, seorang mufassir itu harus melakukan penelusuran jejak atau peninggalan masa lalu dari berbagai generasi.

Sebagai bagian dari Tafsir bi al-Matsur, Tafsir Ibnu Katsir merupakan sebuah tafsir yang proses penafsirannya berdasarkan pada beberapa kutipan yang shahih atau asli. Ketika akan diterjemahkan, para mufassir tersebut memiliki beberapa referensi.

Beberapa referensi umum yang digunakan ketika menafsirkan Al-qur’an tersebut adalah membandingkan Al-qur’an dengan Al-qur’an atau menggabungkan serta menyamakannya dengan hadist. Hadist atau Al-qur’an yang digunakan berfungsi sebagai penjelas.

Selain Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir bi al-Matsur lainnya adalah Tafsir Ibnu Jarir, Tafsir Abu Laits As Samarkandy, Tafsir Ad Dararul Ma’tsur fit Tafsiri bil Ma’tsur, Tafsir Al-Baghawy, Tafsir Baqy ibn Makhlad, Asbabun Nuzul, dan Tafsir An Nasikh wal Mansukh.

Tafsir Ibnu Katsir artinya adalah sebuah tafsir yang merupakan hasil pemikiran atau penafsiran dari Ibnu Katsir. Nama asli dari salah satu mufassir ini adalah Ismail bin Katsir. Namun, sosoknya lebih banyak dikenal orang dengan nama Ibnu Katsir.

Lelaki ini adalah seorang ulama dan pemikir yang lahir di Busra, Suriah pada 1301 dan meninggal beberapa puluh tahun kemudian tepatnya 1372 di Damaskus, Suriah. Perjalanannya sebagai seorang ahli tafsir tidak semata-mata tanpa belajar. Untuk dapat menciptakan buku yang kemudian diberi nama Tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Katsir belajar pada beberapa tokoh.

Dalam menuntun ilmu, Ismail bin Katsir mendapatkan suntikan ilmu dari beberapa ahli hadist yang terkenal di Suriah, seperti Jamaluddin al-Mizzi yang kemudian hari anaknya ia nikahi. Dari hasil belajarnya tersebut, Ibnu Katsir bahkan diberikan kesempatan langsung oleh gurunya untuk mendengarkan hadis dari ulama-ulama Hejaz dan mendapatkan ijazah dari Al-Wani.

Jauh sebelum menuntun ilmu dan melahirkan Tafsir Ibnu Katsir, Ismail bin Katsir sudah lebih berguru pada Burhanuddin al-Fazari. Burhanuddin al-Fazari ini sekaligus menjadi guru pertama bagi Ibnu Katsir.

Sebagai seorang guru yang mengajarkan Ibnu Katsir hingga mampu membuat tafsir Al-qur’an paling terkenal dengan nama Tafsir Ibnu Katsir, Burhanuddin al-Fazari terlebih dulu berguru pada Ibnu Taymiyyah dan Ibnu al-Qayyim. Ilmu-ilmu yang diserap dari para ulama pengajarnya itulah Ibnu Katsir dapat membuat sebuah tafsir yang hingga kini menjadi tafsir yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Islam.

Pada 1366, Ibnu Katsir kemudian diangkat menjadi seorang guru besar oleh Mankali Bugha yang seorang Gubernur di sebuah masjid di Damaskus bernama Masjid Ummayah. Hal ini diperolehnya semenjak Ibnu Katsir berhasil membuat sebuah Tafsir Ibnu Katsir yang namanya cukup terkenal itu.

Ketika akan membuat Tafsir Ibnu Katsir, Ismail bin Katsir menafsirkan Al-qur’an dengan Al-qur’an itu sendiri. Menurut Ibnu Katsir, metode menafsirkan seperti itu adalah metode yang paling benar dan bijaksana. Jika metode penafsiran tersebut, maka gunakanlah hadist dari Nabi Muhammad Saw.

Dalam Al-qur’an sendiri sudah dijelaskan jika Nabi Muhammad Saw adalah penafsir Al-qur’an yang palling hebat. Beliau memang diperintahkan Allah untuk menerangkan isi yang ada di dalam Al-qur’an kepada umat manusia.

Beberapa karyanya dalam bidang tafsir telah melahirkan dua karya, yaitu Tafsir Al-qur’an yang sudah ia ciptakan sebanyak 10 jilid, serta buku yang bernama Fadai’l Al-qur’an. Buku itu berisi ringkasan dari sejarah turunnya Al-qur’an.

Penafsir dari Tafsir Ibnu Katsir ini memang benar seorang yang pintar, pemikir dan ingin selalu belajar. Selain membuat sebuah tafsir Al-qur’an, Ismail bin Katsir juga membuat beberapa buku sejarah dan fikih  yang memang dikuasainya. Sejarah yang ia bukukan tentu saja adalah cerita sejarah mengenai perkembangan agama Islam serta cerita-cerita Nabi Muhammad.

Buku sejarah karyanya yang cukup terkenal adalah Al-Bidayah wa an Nihayah. Dalam buku sejarah tersebut teredapat sejarah kuno yang menceritakan perjalanan panjang penciptaan manusia hingga zaman Nabi Muhammad Saw. Buku ini juga menceritakan cerita perjalanan Nabi Muhammad Saw.

Membaca Al-qur’an yang memang menggunakan bahasa Arab, membuat Al-qur’an menjadi buku bacaan dan pedoman yang cukup sulit. Terkadang kita hanya membacanya dengan penuh kekhusyukan tapi arti dan makna dari setiap ayat sama sekali tidak diketahui.

Akibatnya, tak jarang manusia juga tidak bisa mengamalkan nilai-nilai baik yang terkandung dalam setiap ayat suci. Kehadiran sebuah tafsir pun menjadi penolong bagi sebagian umat muslim yang awam terhadap hal ini.

Pemakaian Tafsir Ibnu Katsir sebagai acuan yang cukup banyak digunakan ketika akan menafsirkan ayat-ayat yang ada di dalam Al-qur’an sangat membantu. Penggunaan Tafsir Ibnu Katsir telah digunakan secara umum oleh seluruh umat muslim yang ada di dunia. Ayat-ayat yang ditafsirkan oleh Ibnu Katsir bahkan mencapai 10 jilid. Ibnu Katsir menafsirkan ayat-ayat yang ada di dalam Al-qur’an tanpa kecuali. Beliau menafsirkan dari mulai Juz 1 hingga Juz 30.

Tafsir Al-qur’an yang banyak digunakan oleh umat muslim di dunia ini merupakan hasil pemikiran dari Ibnu Katsir yang tidak perlu diragukan. Sebuah Tafsir Ibnu Katsir yang tersohor ke berbagai penjuru dunia, sekaligus sebagai buku untuk belajar memahami makna dan ajaran yang banyak terdapat di Al-qur’an.

Bukan hanya membantu para umat muslim di seluruh dunia untuk lebih memahami isi dari kitab suci agamanya tersebut, Tafsir Ibnu Katsir juga membantu umat dari luar agama Islam untuk lebih memahami ajaran apa saja yang sebenar-benarnya terdapat di dalam Al-qur’an.  Berkat penafsiran yang dilakukannya, makna dan arti yang terkandung dalam Al-qur’an dapat segera dimengerti untuk kemudian diamalkan atau paling tidak direnungkan.


View the original article here