Jumat, 27 April 2012

Kiamat: Misteri Terbesar di Muka Bumi

Indonesia adalah negara majemuk. Indonesia memiliki beberapa agama atau kepercayaan yang diakui secara hukum. Islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Tiap-tiap kepercayaan tersebut tentu saja memiliki ajaran yang berbeda. Termasuk ketika berbicara mengenai kiamat.

Dalam ajaran agama Islam, percaya akan datangnya hari akhir atau hari kiamat adalah termasuk dalam satu di antara lima hal yang harus diimani. Lima hal tersebut dalam ajaran Islam dikenal dengan istilah rukun iman.

Datangnya kiamat adalah misteri terbesar di muka bumi ini. Berbagai dalil mengatakan bahwa hanya Allah lah yang tahu akan kapan datangnya hari kiamat. Sebagai umat-Nya hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah berperilakulah sebaik mungkin. Jalankan perintah-Nya dan jauhi larangan-Nya. Lebih dari itu kita hanya bisa menunggu dan memercayai bahwa hari akhir itu akan tiba.

Dalam beberapa buku Agama Islam, kiamat digambarkan begitu dahsyat. Dalam Al-Qur’an tepatnya dalam surat Al-Waqiah, keadaan kiamat benar-benar dijelaskan secara detail. Hal-hal mengerikan dijanjikan akan terjadi. Allah akan membuat bumi bergoncang hebat, apapun yang ada di dalamnya, seperti gunung, lautan semua akan luluh lantak.

Dalam surat Al-Waqiah tersebut dijelaskan bahwa gunung-gunung akan terlihat seperti kapas yang ditiup angin. Tidak ada satu makhluk pun yang akan selamat dari hari kiamat. Orang-orang yang sudah lebih dulu meninggal pun akan dibangkitkan dan amalnya akan dihitung secara bersamaan. Kecuali bagi mereka para Syuhada. Syuhada telah ditempatkan di sisi Allah, diberi rizki dan kebahagiaan yang abadi.

Dalam surat Allah lainnya, yaitu Al-Qori’ah. Manusia diceritakan seolah seperti laron yang berterbangan. Terlempar karena guncangan yang maha dahsyat.

Tiupan Sangkakala di Hari Kiamat

Allah telah memerintahkan Israfil untuk meniup sangkakala sebagai pertanda datangnya hari akhir zaman itu. Setelah Sangkakala ditiupkan bencana maha dahsyat akan terjadi seketika. Kekejutan makhluk akan suara Sangkakala kemudian dilanjutkan dengan hal lain yang jauh lebih mengejutkan, kiamat.

Kedahsyatan kiamat dalam surat Al-Hajj ayat 2 bahkan akan membuat ibu yang tengah menyusui akan melupakan anak yang tengah disusuinya, wanita yang tengah hamil pun akan tiba-tiba melahirkan, dan wajah anak kecil akan berubah tua karena hal itu akan mengejutkan mental mereka.

Tanda-Tanda Kiamat dalam Islam

Sebagai umat yang berpikir, Allah sudah memberikan beberapa tanda-tanda kiamat agar sebagai makhluknya kita dapat mempersiapkan amal sebanyak-banyaknya, dan agar kita tidak merugi di hari akhir nanti. Seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, ciri-ciri kiamat ada sepuluh.

1. Dukhan atau Asap

Asap ini akan membuat orang-orang beriman bersin-bersin, dan membuat orang kafir meninggal. Asap akan muncul secara misterius dan tiba-tiba di bagian barat dan timur bumi selama 40 hari.

2. Dajjal

Dalam Al-Qur’an, Dajjal digambarkan memiliki mata yang hanya satu dan tertulis dengan jelas di keningnya tulisan “Kafir”. Dajjal akan membuat kerusuhan. Ia akan menyebarkan fitnah besar yang memengaruhi keimanan para manusia.

3. Dabbah

Sejenis binatang melata yang akan muncul di dekat Gunung Shafa. Binatang melata tersebut akan mengadu pada Allah bahwa manusia sudah tidak lagi beriman.

4. Matahari terbit di sebelah barat dan pintu tobat sudah ditutup rapat.

5. Turunnya Nabi Isa A.S.

Nabi Isa A.S akan membantu Imam Mahdi melawan Dajjal. Nabi Isa A.S juga akan membinasakan salib yang diciptakan oleh kaum-kaum kristian.

6. Keluarnya Yakjuj dan Makjuj

Mereka terdiri dari dua golongan, besar dan kecil. Mereka berada di balik tembok besi bercampur tembaga yang dibangun oleh Zul Qarnain. Mereka akan berhasil menembus dinding itu dan membuat kerusakan.

7. Gempa bumi dibagian timur. Kawasan Asia.

8. Gempa bumi dibagian barat. Kawasan Eropa dan sekitarnya.

9. Gempa bumi di Semenanjung Arab.

10. Api besar penghalau umat manusia menuju Padang Mahsyar.


View the original article here

Selasa, 24 April 2012

Tips Latihan Puasa untuk Anak

Bagi umat Islam, puasa merupakan sebuah ibadah yang dilakukan secara berkala. Ketentuan puasa bagi umat Islam diatur berdasarkan jenis puasanya. Namun apapun jenis puasanya, dalam agama Islam, puasa dilakukan mulai adzan Subuh hingga adzan Maghrib.


Ada banyak jenis puasa yang biasa dilakukan oleh umat Islam, yakni puasa Senin–Kamis, puasa Daud, puasa Ramadhan, puasa Syawal, puasa Arafah, puasa Sa’ban, puasa Hajat, dan puasa Nazar.


Puasa Senin–Kamis dilakukan pada hari Senin dan Kamis. Puasa ini merupakan puasa sunah. Bagi mereka yang menjalankannya, puasa Senin – Kamis dianggap puasa yang paling pas sebab lima hari kemudian selain hari Senin dan Kamis, mereka bisa melakukan aktivitas makan dan berhubungan badan di siang hari.


Puasa Senin–Kamis merupakan jenis puasa yang bersahabat dengan manusia. Mereka masih bisa melakukan puasa di hari tertentu dan tidak memberatkan. Puasa Senin – Kamis baiknya dilakukan sepanjang tahun. Namun jika tidak kuat, sebaiknya dilakukan selama satu bulan atau dua bulan tanpa henti.


Puasa Daud ialah puasa yang dilakukan mengikuti apa yang dilakukan oleh Nabi Daud. Nabi Daud melakukan puasa dengan cara seling sehari. Satu hari puasa, dan hari berikutnya (besoknya) tidak, dan lusanya puasa lagi, begitu seterusnya.


Misalnya puasa dimulai hari senin, maka selasa tidak puasa, dan rabu puasa kembali. Begitu seterusnya dilakukan secara seling satu hari. Puasa Daud ini disunahkan dilakukan selama dua bulan berturut-turut. Jika dikumulatifkan, jumlahnya akan setara dengan puasa selama satu bulan di bulan Ramadhan, yakni puasa satu bulan penuh. Puasa Senin – Kamis atau Daud bisa dilakukan pada bulan apa saja, asalkan bukan merupakan hari Tasyrik yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah.


Puasa Ramadhan dilakukan pada bulan Ramadhan. Puasa Ramadhan ini dilakukan selama sebulan penuh. Jika puasa Senin–Kamis dan Daud atau puasa lainnya merupakan puasa sunah, lain halnya dengan puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan merupakan puasa wajib bagi seluruh umat Islam.


Jika seseorang meninggalkan puasa Ramadhan secara sengaja maka hukumnya ialah dosa. Namun jika meninggalkan puasa karena sakit atau menjalani perjalanan panjang, maka ia boleh menggantinya atau membayar puasanya setelah bulan Ramadhan.


Cara membayar puasa Ramadhan ialah dengan berpuasa selama hari yang kita tinggalkan untuk puasa di bulan Ramadhan. Bisa juga membayarnya dengan membebaskan budak belian atau memberi makan fakir miskin.


Puasa Syawal dilakukan setelah Idul Fitri, yakni di bulan Syawal. Puasa Syawal sudah boleh dilakukan pada tanggal 2 Syawal. Lamanya puasa Syawal yakni selama enam hari. Puasa Syawal hanya bisa dilakukan pada bulan Syawal.


Pelaksanaannya bisa selama enam hari berturut-turut atau tidak, yang pasti harus masih dalam bulan Syawal. Pahala orang yang berpuasa di bulan Syawal sama dengan berpuasa selama satu tahun penuh.


Puasa Arafah dilakukan saat para calon haji melakukan wukuf di padang Arafah. Orang yang melakukan puasa Arafah sama dengan melakukan wukuf di padang Arafah. Puasa Arafah ini dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijah namun ada pula yang berpuasa sejak tanggal 8 Dzulhijah.


Puasa Sa’ban ialah puasa yang dilakukan pada bulan Sa’ban. Bulan Sa’ban ialah bulan sebelum Ramadhan. Puasa di bulan Sa’ban ini biasa dilakukan 3 hari berturut-turut sebelum dilakukannya puasa Ramadhan. Ada pula yang melakukan puasa Sa’ban di hari Senin–Kamis.


Di bulan Sa’ban, tak hanya puasa yang dianjurkan namun amalan ibadah lainnya dianjurkan untuk dilakukan dan digiatkan juga. Puasa Sa’ban dilakukan untuk melatih diri menghadapi puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.


Puasa Hajat ialah puasa yang dilakukan karena menginginkan sesuatu. Seseorang melakukan puasa karena memiliki keinginan. Melalui puasa, insya Allah keinginannya akan dikabulkan oleh Allah SWT sebab doa orang yang berpuasa paling didengar Allah SWT.


Sementara puasa Nazar dilakukan sebagai bayaran atau janji atas sesuatu. Biasanya seseorang berjanji jika dikabulkan doanya, maka ia akan berpuasa selama sekian hari. Untuk nazar ini, tidak hanya puasa yang bisa dilakukan. Nazar atau janji bisa juga dalam hal lain, misalnya bernazar memakai jilbab, memberi makan anak yatim, bersedekah, atau lainnya jika keinginannya terpenuhi.


Puasa, apapun jenisnya, sejatinya melatih diri untuk lebih taqwa kepada Tuhan dan melatih daya empati kita terhadap sesama yang kekurangan makanan atau miskin. Puasa pun berfungsi sebagai pembersihan diri dari zat-zat kotor yang ada dalam tubuh.


Ibadah puasa dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu sebagai berikut.

Puasanya orang awam (shaum al-'umum), yaitu puasa yang dilakukan hanya sebatas menahan diri dari ha-hal yang membatalkan puasa, misalnya makan dan minum. Puasanya orang khusus (shaum al-khusus), puasa ini dilakukan tidak hanya menahan diri dari hal yang membatalkan puasa, tetapi juga berpuasa dari panca indera serta seluruh badan dari segala bentuk dosa.Puasanya orang istimewa, super khusus (shaum khusus al-khusus), selain menahan diri dari hal-hal yang membatalkan dosa dan berpuasa dari panca indera, hati nurani pun ikut berpuasa dalam tingkatan puasa ini, yakni tidak memikirkan masalah keduniaan. 

Ibadah puasa Ramadhan yang wajib dilaksanakan oleh setiap mu’min merupakan ibadah yang ditujukan untuk menghamba kepada Allah. Hikmah dari ibadah puasa adalah melatih setiap manusia untuk sabar menjalani kehidupan. Sabar di sini adalah gigih dan ulet seperti yang tertera dalam Q.S. Ali ‘Imran: 146. 


Perintah ibadah puasa lebih menekankan ke dalam aktivitas sendi-sendi kehidupan, yaitu kemampuan kita dalam menahan hawa nafsu, termasuk makan dan minum. Salanjutnya, kita menjalankan keinginan Allah sepenuhnya sehingga kita dapat meraih taqwa. Perintah puasa jatuh di Kota Madinah ketika kondisi umat Islam waktu itu baru saja hijrah dari Mekkah karena ditekan dari berbagai sisi kehidupan. Namun, di saat inilah terlihat sifat kesabaran, tidak lemah, tidak lesu, dan pantang mundur,dan semangat umat Islam untuk bangkit menyebarkan Islam ke seluruh wilayah. 


Waktu haram puasa merupakan waktu atau hari ketika umat Islam dilarang berpuasa. Hikmahnya yaitu saat semua orang bergembira, seseorang itu harus ikut bersama merayakan kegembiraannya. Waktu-waktu haram puasa di antaranya adalah sebagai berikut.


Hari Raya Idul Fitri ditetapkan pada tanggal 1Syawal dan merupakan hari kemenangan yang harus dirayakan secara bergembira. Oleh karena itu, syariat sudah mengatur bahwa umat Islam tidak diperbolehkan berpuasa. Umat Islam harus membatalkan pasanya dan tidak berniat untuk melakukan ibadah puasa. 


Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Zulhijjah dan hari itu umat Islam diharamkan untuk melakukan ibadah puasa. Umat Islam disunnahkan menyembelih hewan qurban serta membaginkannya kepada orang miskin, kerabat, dan keluarga. Tujuannya adalah agar semuanya dapat merasakan kegembiraan dan marayakan hari raya kedua bagi umat Islam tersebut. 


Tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijjah merupakan hari tasyrik. Umat Islam dilarang puasa pada ketiga hari tersebut karena masih dalam suasana perayaan Hari Raya Idul Adha. Tapi, ada juga yang berpendapat puasa pada hari tasyrik hukumnya makruh. 


View the original article here

Jumat, 20 April 2012

Haji - Ibadah Ritual Nan Penuh Arti

Umat muslim mengenal ritual ibadah haji sebagai salah satu dari rukun Islam, yaitu rukun Islam kelima. Ibadah Haji dilakukan oleh mereka yang mampu melaksanakannya. Sehingga ibadah ini selain membutuhkan kemampuan finansial yang cukup, juga kebugaran fisik dan ilmu seputar haji.

Berhaji artinya Anda beribadah haji sekaligus mengunjungi rumah Allah, Ka’bah di Mekah. Kemudian ada beberapa rukun yang harus dilakukan agar ibadah haji menjadi sah dan insya Allah mabrur. Haji mabrur adalah impian semua muslim seluruh dunia. Tapi untuk meraihnya, Anda harus menjalankan seluruh rukun haji serta niat Ikhlas. Berikut ini segala hal yang berkaitan dengan ibadah haji.

Keutamaan dari berhaji atau naik haji adalah agar manusia dapat lebih mensyukuri apapun yang telah ia dapatkan. Berubah menjadi manusia yang lebih baik adalah pencapaian paling tinggi dari perjalanan haji ini.

Perjalanan haji selalu menyisakan cerita tersendiri bagi para jama’ah haji. Entah itu cerita baik, ataupun cerita yang buruk. Semua cerita yang terjadi di tanah suci konon merupakan refleksi dari kehidupan calon haji tersebut selama ini. Di tanah suci, semua perbuatan manusia dibalaskan secara langsung. Diingatkan kembali akan kesalahan-kesalahannya agar cepat bertobat.

Sebagai rukun Islam ke lima, menjalankan ibadah haji hukumnya wajib, tentu saja bagi yang sudah mampu secara keuangan, mental, maupun fisik. Allah Maha Baik, Dia tidak mewajibkan seseorang menunaikan ibadah haji jika umatnya masih belum mampu. Allah akan menunggu sampai kapanpun hingga umat-Nya siap mengunjungi rumah suci-Nya tersebut.

Ibadah haji selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Keajaiban banyak ditunjukkan oleh Allah. Umat muslim yang berhaji datang dari berbagai negara yang ada di dunia ini. Setiap tahunnya, Mekkah dan Madinah sebagai kota utama tujuan haji selalu penuh oleh umat muslim yang akan menunaikan rukun Islam ke lima ini.

Itulah sebabnya persiapan mental dibutuhkan ketika Anda berniat untuk menunaikan ibadah haji. Ramainya tempat ibadah serta banyaknya orang yang berebut untuk lebih dekat dengan Allah memaksa tubuh kita untuk lebih kuat. Jika tidak, bukan tidak mungkin keselamatan nyawa menjadi taruhannya.

Dalam Al-Quran, dikisahkan tentang nabi Ibrahim as yang menaruh anaknya nabi Ismail as beserta sang ibu Hajar di tengah gurun pasir Arab yang gersang tanpa satu pun sumber air. Nabi Ismail as yang masih bayi menangis karena haus. Hajar panik, dan berlari sepanjang Shafa dan Marwa untuk menemukan air bagi bayinya selama 7 kali berturut-turut. Kelak hal yang dilakukannya itu menjadi salah satu rukun haji.

Kewajiban seorang muslim untuk menunaikan ibadah haji memang sudah tercantum dalam rukun Islam. Kewajiban tersebut tentu saja bagi umat muslim yang mampu secara fisik maupun keuangan. Mengingat biaya yang dikeluarkan untuk ibadah haji cukup besar, menabung pun menjadi salah satu usaha.

Kebutuhan untuk naik haji, menjadi ladang bisnis bagi beberapa orang. Sekarang ini banyak sekali biro perjalanan yang memang khusus mengadakan perjalanan bagi mereka yang ingin naik haji. Biaya yang dikeluarkan untuk naik haji juga bervariasi. Oleh biro perjalanan haji, biaya naik haji dibedakan berdasarkan fasilitas yang didapat calon haji selama menunaikan ibadah haji. Ada biaya haji reguler ada pula yang haji plus. Sesuaikan dengan kemampuan finansial Anda.

Banyak pula perusahaan tour dan travel yang menyediakan paket haji dan umrah dengan biaya bervariasi. Sesuai sarana penginapan dan sebagainya yang akan didapatkan jika berangkat. Para pemuka agama, kiai dan ustadz, menjadi pembimbing haji untuk memandu jamaah.

Biasanya sebelum pemberangkatan ke tanah suci, diadakan manasik haji. Semacam gladi resik agar jamaah lebih siap beribadah di sana. Namun, ada pula manasik haji yang dilaksanakan lembaga pendidikan untuk memperkenalkan ibadah ini kepada siswa-siswinya. Dari mulai tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

Mewah atau sederhananya perjalanan haji Anda bukan sebagai tolok ukur kemabruran haji seseorang. Selama tekad manusia serta keinginan calon haji itu kuat untuk melaksanakan semua ritual haji, dan menghayati makna-makna berhaji, orang tersebut bukan tidak mungkin akan menjadi haji yang mabrur.

Ibadah haji berbeda dengan umroh karena waktunya yang terbatas. Al-Quran surat Al Baqarah ayat 197 menyebutkan mengenai hal ini. Musim haji dilaksanakan pada bulan Syawal, bulan Dzulqaidah, dan bulan Dzulhijah. Yaitu tanggal 1 Syawal sampai dengan tanggal 10 bulan Dzulhijah. Sehingga waktunya dibatasi selama 69 hari saja.

Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah saw mengatakan bahwa ‘Al Hajju Hiyal Arafah’. Maksudnya tidak ada haji bila tidak ada wukuf di padang Arafah. Rukun haji inilah yang paling penting dan tidak sah berhaji bila tidak melaksanakannya. Maka tak heran bila ada jemaah haji yang sakit pun disediakan fasilitas seperti ambulance agar mampu melaksanakan wukuf. Wukuf di Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijah.

Rukun haji lainnya yaitu Tawaf. Tawaf adalah aktivitas mengelilingi Ka'bah sambil mengucapkan beberapa doa dan seruan seperti Labbaik, Allahumma Labbaik (Ya Allah aku datang memenuhi panggilan-Mu).

Ada pula Sai, Tahallul, Mabit dan Melempar Jumroh. Sai dilakukan dengan berlari bolak-balik sebanyak 7 kali antara bukit Shafa dan bukit Marwah. Tahallul artinya mencukur atau memotong rambut kira-kira sebanyak 3 helai rambut. Sedangkan mabit yaitu menginap semalam di Muzdalifah.

Kemudian ada juga melempar jumroh pada tanggal 10, 11 dan 12 Dzulhijah. Melempar jumroh pada 3 tiang ini diandaikan sebagai bentuk perlawanan manusia agar tidak mudah tergoda bujuk rayu syaitan. Lemparan jumroh ini diibaratkan melempar syaitan-syaitan itu.

Semua rukun tersebut memiliki makna yang mendalam. Di antaranya kembali mengenang perjuangan dan suri tauladan keluarga nabi Ibrahim as, selain mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Berikut ini beberapa tips bagi Anda yang merencanakan beribadah Haji.

Persiapkan diri Anda sebaik mungkin. Jaga kesehatan fisik dan mental agar tidak terkena penyakit sebelum dan selama melakukan ibadah ini.Bila Anda memiliki dana yang cukup untuk segera berangkat, maka lakukanlah. Jangan menunda-nunda, segeralah mendaftar. Bila tidak ada dana tunai, sisihkan dari pendapatan Anda. Jika Anda memutuskan untuk menabung, pilihlah bank atau lembaga keuangan yang terpercaya dan memang telah biasa menyediakan fasilitas tabungan haji ini.Pilihlah biro perjalanan yang terdaftar dan berpengalaman memberangkatkan jemaah haji dari daerah Anda. Jangan sampai tertipu sudah membayar mahal tapi tidak jadi berangkat, atau masalah lainnya yang bisa menganggu ibadah.Pelajari ilmu ibadah haji, kalau perlu bertanyalah pada mereka yang sudah pernah beribadah juga kepada ustadz atau guru agama.Sisihkan waktu untuk melakukan manasik haji, agar Anda lebih siap beribadah kelak.Ikutilah semua instruksi dari pihak berwenang di Indonesia dan Arab Saudi. Juga nasihat dan saran dari biro wisata serta para pembimbing.Berusahalah rendah hati, berhati ikhlas, dan khusyu dalam menjalankan ibadah haji. Jangan mudah berkata kasar, memendam perasaan dan pikiran tidak baik ketika melaksanakan ibadah haji.

View the original article here

Minggu, 15 April 2012

Kemuliaan Di Akhir Kisah Nabi Sulaiman as.

Dalam kisah Nabi Sulaiman as., beliau hidup di tengah-tengah kemuliaan juga kejayaan di muka bumi, dan Allah menetapkan akhir hidupnya dengan kemuliaan pula. Sebagaimana kehidupan Nabi Sulaiman yang dipenuhi dengan keajaiban luar biasa maka kematiannya pun merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang sangat menakjubkan.

Kematian nabi Sulaiman dikisahkan oleh Allah dalam QS. Saba :14 dimana tidak ada satu pun baik manusia maupun jin yang mengetahui saat nabi Sulaiman meninggal, dan mereka baru sadar dan mengetahui saat tongkat beliau rapuh dan habis dimakan rayap. Dari sini jelaslah bahwa bangsa jin pun tidak mengetahui masalah ghaib kecuali Allah SWT.


Kematian Nabi Sulaiman as. Mematahkan Fitnah

Nabi Sulaiman mampu menundukkan, memperkerjakan, dan memiliki hubungan dengan para jin, hal ini menimbulkan fitnah bahwa jin mengetahui sesuatu yang ghaib. Dan tidak diketahui siapa yang mengepulkan asap fitnah apakah itu syaitan yang terkutuk atau jin yang bodoh atau manusia yang tertipu.

Isu tersebut menyebar mempengaruhi sebagian manusia dan jin, manusia melupakan bahwa ilmu ghaib hanya berada di tangan Allah SWT. Ilmu ghaib tidak akan ada yang mampu menguasainya baik jin , manusia atau Rasul sekalipun. Allah merencanakan kematian nabi Sulaiman untuk mematahkan isu bahwa jin mengetahui hal-hal yang ghaib.

Jin bekerja untuk nabi Sulaiman selama beliau hidup, tatkala beliau wafat tugasnya pun akan terbebas. Nabi Sulaiman meninggal tanpa diketahui oleh jin sehingga para jin tetap bekerja dan mengabdi untuk beliau. Seandainya saja jin ada yang mengetahui hal yang ghaib ini maka jin tidak akan lagi meneruskan pekerjaan mereka.

Akhir kisah nabi Sulaiman yaitu ketika suatu hari beliau memasuki mihrabnya yang terletak di puncak gunung yang dindingnya terbuat dari permata untuk beri’tikaf, beribadah dan sholat. Dan bila beliau sedang berkhalwat, maka tidak ada seorang pun yang berani mengganggunya. Ketika itu nabi Sulaiman duduk dan bersandar pada tongkatnya seperti sedang tenggelam dalam tafakur.

Beliau berdzikir kepada Allah hingga malaikat maut menemuinya dan nabi Sulaiman pun meninggal. Jin menyangka bahwa beliau sedang shalat sehingga mereka tetap melanjutkan pekerjaannya. Berlalulah waktu yang sangat panjang hingga rayap datang dan mulai memakan tongkatnya nabi Sulaiman.

Tongkat beliau pun menjadi rapuh dan keropos hingga tak mampu lagi menopang tubuhnya, maka tubuh suci itu pun lalu jatuh dan tersungkur. Manusia pun berdatangan mendekatinya, dan mereka baru sadar bahwa nabi Sulaiman telah meninggal sejak lama. Jin menyadari bahwa mereka tidak mengetahui hal yang ghaib ini dan manusia pun menyadari pula hal yang sangat hakiki ini.

Demikianlah akhir dari kisah nabi Sulaiman as. yang meninggal dalam keadaan duduk dan shalat di mihrabnya. Berita ini segera menyebar, manusia, burung dan binatang buas mengantarkan jenazahnya beliau dengan diiringi kesedihan yang mendalam. Semua makhluk bersedih, sekumpulan burung pun tampak menangis.

Semenjak itu tak ada lagi orang yang dapat memahami bahasa burung, mungkin saja burung bersedih ditinggalkan nabi Sulaiman karena tidak ada lagi yang mengerti tentang bahasa mereka.


View the original article here

Rabu, 11 April 2012

Belajar Dari Keruntuhan Sejarah Kerajaan Turki Usmani

Sejarah kerajaan Turki Usmani mulai dari masa awal terbentuknya di abad ke 13 M, sampai dengan keruntuhannya di abad ke 20 awal, memang sangat berliku. Ada banyak sejarah gelap seperti perang, pemberontakan, penghianatan dan juga contoh kesetiaan yang bisa diambil hikmahnya.


Awal Keruntuhan

Kesultanan Turki Usmani berakhir saat sultan terakhir Turki Usmani, Sultan Abdul Hamid II, diasingkan ke Salonika. Inggris adalah biang keladi semua kehancuran yang terjadi di kesultanan tersebut. Sejak pertama kali menyerang Istambul, Inggris terus berusaha meruntuhkan keyakinan generasi muda pemimpin Turki untuk tidak lagi menggunakan sistem Islam dalam pemerintahan.

Musthafa Kemal Pasha yang kemudian menjadi popular karena dianggap berjasa dalam sebuah Perang Ana Forta, lantas merintis Pan-Turkisme. Yaitu menuntut kemerdekaan bagi negara Turki sendiri, terlepas dari kesultanan yang bernaung dalam kekalifahan Islam. Musthafa Kemal Pasha ini tidak lain adalah boneka Inggris berdarah Yahudi yang sengaja dimunculkan untuk menyerang dari dalam tubuh Turki sendiri.

Tidak lama kemudian, negara-negara Arab pun menuntut kemerdekaannya sendiri, menyusul kemerdekaan Turki. Dengan demikian, kekhilafahan yang berdasarkan pada persatuan atas nama agama Islam pun runtuh oleh sistem nasionalisme yang digembar-gemborkan Inggris. Masing-masing negara jadi mementingkan wilayahnya sendiri dan melupakan persatuan untuk melawan musuh Islam yang sudah memecah belah mereka.


Pelajaran Penting dari Keruntuhan Turki Usmani

Dari sejarah kerajaan Turki Usmani, nampak bahwa selemah apapun sebuah sistem kekhalifahan, ia tetap menjadi sebuah kekuatan yang ditakuti oleh kaum kafir. Oleh karena itu, dengan cara apapun kaum kafir itu akan berusaha mengganti sistem kekhalifan dengan sistem pemerintahan lain. Inggris misalnya, menyebarkan paham nasionalisme dan separatisme serta demokrasi untuk membubarkan sistem khalifah.

Sistem khalifah yang berlaku di kesultanan Turki sudah tidak murni lagi, melainkan sudah berubah menjadi sistem kerajaan. Sehingga berlaku pewarisan kekuasaan kepada anak dan keturunan raja, walaupun tetap ada dewan perwakilan dari ulama sebagai penasehat sultan. Itu membuat kualitas seorang khalifah terus menurun. Seorang khalifah tidak lagi dipilih berdasarkan pertimbangan keilmuan Islam serta derajat keimanannya lagi.

Sejarah kerajaan Turki Usmani yang ada dalam artikel di atas adalah versi singkat. Namun inti permasalahan yang menyebabkan kehancuran sebuah sistem kekhalifan terakhir di dunia Islam tersebut, semoga dapat kita ambil hikmahnya, dan membuat pembaca semakin yakin bahwa banyak sekali pihak yang takut jika kekuasaan Islam kembali berjaya.  


View the original article here

Sabtu, 07 April 2012

Sumber Hukum Islam

 Islam merupakan agama yang paling sempurna. Sebagaimana sebuah pemerintahan yang memiliki hukum, agama islam pun mempunyai hukum yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh seluruh umat. Layaknya sebuah hukum, tentulah harus memiliki sumber pedoman dalam pelaksanaannya. Sebagai agama yang sempurna tentulah sumber hukumnya pun datang dari Yang Maha Sempurna, Yakni Allah Swt dan dari rasulnya, yakni Muhammad saw.

Sumber hukum yang datang dari Allah Swt yang disampaikan kepada Muhammad saw seluruhnya termaktub secara lengkap dalam kitab Al-Quran dan Sunnah, yang kemudian dianggap sebagai sumber hukum Islam. Al-Quran dan Sunnah merupakan sumber hukum yang utama yang akan membawa umat islam mencapai kesempurnaan di dunia maupun di akhirat.


Selain Al-Quran dan Sunnah, agama islam juga mengakui bahwa terdapat Ijma dan Qiyas yang layak dijadikan sebagai sumber hukum islam lainnya. Seperti apa gambaran kejelasan sumber hukum islam yang terangkum dalam Al-Quran, Sunnah, Ijma, dan Qiyas tersebut? Berikut adalah uraian singkatnya.


Al-Quran merupakan kumpulan kitab suci umat islam sekaligus sumber hukum islam yang utama. Al-Quran besisi kumpulan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw yang diturunkan secara berkala dan menggunakan bahasa Arab.


Kearaban yang dimiliki oleh Al-Quran merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan karena sudah menjadi bagiannya. Oleh karena itu, setiap terjemahan bahasa arab dari Al-Quran tidak bisa kita sebut sebagai Al-Quran melainkan tafsir.


Al-Quran merupakan kitab suci sekaligus sumber hukum islam yang terdiri atas beragam pokok ajaran yang merupakan kandungan utamanya. Yang termasuk ke dalam pokok isi kandungan Al-Quran adalah sebagai berikut.

TauhidIbadahJanji dan AncamanHukum dan peraturanRiwayat dan cerita

Kebanyaakan hukum yang terdapat dalam Al-Quran itu membicarakan perkara yang umum dan tidak membicarakan hal-hal yang kecil. Oleh karena itu, Agar penjelasan yang terkandung dalam Al-Quran dapat dipahami secara mendetail, maka dibutuhkan beberapa pendukung, seperti Sunnah, Ijma, dan Qiyas. 


Secara bahasa, Sunnah adalah jalan yang terpuji atau jalan yang dibiasakan. Sedangkan pengertian sunah menurut istilah adalah segala sesuatu yang disampaikan atau diberitakan oleh Nabi Muhammad saw, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun pengakuan yang harus diyakini kebenarannya.


Sunnah merupakan sumber hukum islam kedua setelah Al-Quran. Oleh karena itu, jangan sampai ragu untuk menjadikan sunnah ini sebagai sebuah pegangan untuk menjalankan hukum islam.


Ijma merupakan kebulatan pendapat semua ahli mujtahid dari kaum muslimin yang berada pada satu masa tentang suatu hal yang berkaitan dengan hukum syara. Untuk dapat menjadi seorang mujtahid, seseorang harus memenuhi 3 syarat utama, yaknimemiliki pengetahuan Al-Quran, Sunnah, dan Ijma sebelumnya; memiliki pengetahuan tentang ushul fiqih; dan menguasai ilmu bahasa.


Qiyas merupakan sebuah usaha untuk menerangkan sesuatu yang sebelumnya tidak terdapat nashnya dalam Al-Quran maupun Sunnah dengan cara menbandingkan dengan sesuatu yang ditetapkan hukumnya berdasarkan nash.


Selain itu, Qiyas juga dapat diartikan sebagai usaha untuk menyamakan sesuatu yang tidak terdapat nashnya dalam Al-Quran dan sunnah dengan sesuatu yang ada nash hukumnya karena ada kesamaan illat.


View the original article here

Rabu, 04 April 2012

Menentukan Jadwal Puasa

 Jadwal puasa merupakan salah satu waktu yang banyak dicari oleh umat Islam menjelang masuk bulan Ramadhan. Hal ini karena pada bulan Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Umat Islam mencari informasi jadwal puasa ini untuk menentukan awal dimulainya bulan Ramadhan, dan juga sekaligus untuk menentukan waktu berakhirnya bulan tersebut. Hal ini sekaligus juga sebagai informasi untuk menentukan waktu perayaan Hari Raya Idul Fitri yang akan dirayakan setelah ibadah puasa di bulan Ramadhan selesai.


Proses pencarian informasi ini dilakukan mengingat dalam menentukan Jadwal puasa, dilakukan proses yang tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Hanya orang-orang yang memiliiki kemampuan di bidang perhitungan astronomi saja yang dianggap bisa menjadi acuan atau referensi umat untuk mengetahui kapan dimulainya ibadah bulan puasa.


Perhitungan Islam


Di dalam agama Islam, perhitungan kalender tidak menggunakan peredaran matahari sebagai acuan seperti yang digunakan dalam penanggalan masehi. Perhitungan kalender Islam menggunakan perputaran bulan sebagai cara penentuan penanggalan. Oleh karenanya, untuk menentukan kapankah bulan Ramadhan dimulai dan berakhir, harus berpatokan pada proses peredaran bulan.


Selama ini di dalam menentukan jadwal puasa, ada dua cara yang dilakukan oleh para ahli agama Islam. Dua cara tersebut adalah menggunakan sistem hisab atau perhitungan, dan juga dengan cara rukyat atau melihat secara langsung.


Cara hisab ditentukan melalui perhitungan angka yang berpatokan pada perkiraan titik orbit bulan pada waktu tertentu. Sehingga, masa edar bulan sudah bisa diprediksikan jauh hari sebelum bulan Ramadhan tiba. Demikian pula dalam proses penentuan masuknya bulan Syawal sebagai penanda berakhirnya bulan Ramadhan.


Selain menggunakan sistem hisab, ada sistem lain yang juga digunakan dalam menentukan perhitungan bulan Ramadhan. Cara tersebut adalah rukyattul billal atau melihat bulan secara langsung. Biasanya, para ahli akan berkumpul di suatu kawasan yang pandangannya bisa bebas tanpa terhalang apapun juga. Di sana mereka akan melihat tanda-tanda munculnya bulan sebagai penentu dimulainya bulan Ramadhan dan juga berakhirnya bulan tersebut, untuk segera masuk ke bulan Syawal .


Lokasi yang kerap digunakan sebagai tempat melihat bulan biasanya adalah di daerah pantai, di gedung yang tinggi atau perbukitan yang tidak terdapat penghalang pandangan. Ini merupakan cara yang pernah dilakukan semasa Nabi Muhammad masih hidup dan juga dilakukan oleh beberapa sahabat beliau.


Namun, seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan juga kondisi lingkungan, kemudian cara tersebut juga sering digunakan untuk menentukan jadwal puasa. Sebab, dengan kemajuan zaman, orang semakin sulit untuk menemukan lokasi yang bebas pandang, sebagaimana di zaman Nabi.


Kedua sistem perhitungan tersebut, pada akhirnya digunakan untuk saling menguatkan keputusan penentuan jadwal puasa. Meski pada praktiknya, kerap dijumpai perbedaan mengenai hasil perhitungan kedua sistem tersebut. Khususnya, dalam hal menentukan berakhirnya bulan Ramadhan atau menentukan hari raya Idul Fitri.


Dan hal ini berdampak pada perbedaan perayaan Idul Fitri dari umat Islam yang menggunakan sistem falak dan juga hisab. Namun perbedaan tersebut tidak menjadi sebuah permasalahan, mengingat dalam agama Islam sudah diberikan dasar yang jelas atas perbedaan yang terjadi tersebut. Masing-masing umat yang memiliki kepercayaan atas sebuah sistem, dipersilakan untuk menentukan waktu hari raya sesuai dengan kepercayaan mereka.


Yang paling utama adalah, bahwa perbedaan yang terjadi memiliki dasar perhitungan yang kuat dan sudah diajarkan dalam agama. Dalam agama Islam, perhitungan waktu puasa dan hari raya Idul Fitri hanya merujuk pada sistem peredaran bulan saja. Jika ada aliran yang menggunakan dasar dari fenomena antariksa lain, seperti pasang surut air laut atau perhitungan penanggalan Jawa, maka hal tersebut tidak bisa dibenarkan sebagai dasar perhitungan waktu puasa bulan Ramadhan dan juga hari raya Idul Fitri.


Sebab, dalam Islam tidak mengenal sistem perhitungan jadwal puasa dengan menggunakan kedua sistem perhitungan tersebut. Sehingga, apabila ada kelompok yang menentukan jadwal puasa dengan landasan di luar perhitungan sistem edar bulan, maka bisa dikatakan ibadah yang mereka lakukan tidak memiliki landasan agama yang benar.


Mengenal Ilmu Falak


Salah satu cara penentuan jadwal puasa adalah menggunakan ilmu Falak. Ilmu ini merupakan cabang ilmu Astronomi yang mempelajari tentang sistem lintasan benda-benda yang berada di langit. Terutama di antaranya adalah bumi, bulan serta matahari yang berada pada lintas edar atau orbitnya masing-masing. Tujuan dari mempelajari sistem ini adalah guna mengetahui posisi dari setiap benda langit tersebut dari satu benda langit ke benda langit lainnya. Dengan demikian, manusia bisa menentukan waktu yang terjadi pada saat bersamaan di muka bumi.


Kata Falak sendiri berasal dari bahasa Arab, yang diartikan secara harfiah sebagai orbit. Dalam ilmu modern, ilmu Falak dikenal sebagai ilmu Astronomi. Pada saat ini, Falak lebih dikenal dengan nama hisab. Sebagian besar manusia, lebih mengkaitkan ilmu Falak sebagai ilmu yang digunakan untuk menentukan jadwal puasa dan hari raya Idul Fitri. Namun, pada dasarnya ilmu Falak memliki cakupan lebih luas daripada sekadar sebegai media untuk menentukan kedua hal tersebut.


Ilmu Falak terbagi menjadi dua macam. Yang pertama adalah Falak Ilmiy yang dikenal juga sebagai Practical Astronomy. Sedangkan cabang ilmu Falak kedua adalah Falak Amaliy yang lebih banyak dikenal dengan ilmu Hisab.


Ilmu Falak banyak digunakan untuk membantu kehidupan manusia, diantaranya digunakan untuk menentukan arah kiblat atau arah sholat umat Islam, menentukan waktu shalat, penghitung awal bulan serta untuk mengetahui terjadinya gerhana.


View the original article here