Rabu, 16 Mei 2012

Sekilas Tentang Yahudi, Agamanya Israel

Yahudi merupakan sebuah kata yang merujuk pada sebuah agama dan suku bangsa. Sebagai agama, kata yahudi merujuk pada umat yang memeluk agama Yahudi. Agama Yahudi merupakan kombinasi antara agama dan suku bangsa. Agama Yahudi adalah kepercayaan yang dianut oleh orang atau bangsa Yahudi.

Kata yahudi diambil dari salah satu marga dari dua belas leluhur Suku Israel, yaitu Yehuda. Suku Yehuda ini memiliki keturunan yang paling banyak di antara suku lainnya. Akhirnya, secara keseluruhan bangsa Israel, tanpa memandang warga negara atau tanah airnya, dikatakan sebagai orang Yahudi. Begitupun, dengan seluruh umat yang menganut ajaran Yahudi disebut dengan nama yang sama, yaitu orang Yahudi.

Bangsa Yahudi adalah penduduk yang bermukim di Israel maupun orang Israel yang bermukim di luar negeri. Kepercayaan penganut bangsa Yahudi berpangkal pada wujudnya Tuhan yang Maha Esa, sebagai pencipta dunia yang telah menyelamatkan bangsa Israel dari penindasan di Mesir, menurunkan undang-undang Tuhan (Torah) kepada bangsa Yahudi, dan memeilih bangsa Yahudi sebagai cahaya bagi umat manusia di dunia.

Kitab suci agama Yahudi menuliskan bahwa Tuhan telah membuat perjanjian dengan Abraham. Perjanjian itu mengatakan bahwa Abraham dan generasi penerusnya akan diberi rahmat jika mereka selalu beriman kepada Tuhan. Kemudian, perjanjian tersebut diulangi oleh anak Abraham, Ishak, dan diwariskan lagi kepada cucu Abraham, yaitu Yakub.

Karena Ishak dan Yakub yang menurunkan bangsa Yahudi, bangsa Yahudi meyakini bahwa merekalah yang merupakan bangsa yang terpilih. Pemeluk agama Yahudi dipilih untuk menjalankan tugas-tugas dan tanggung jawab khusus, seperti mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur serta beriman kepada Tuhan.

Sebagai balasan dari tugas-tugas yang telah dijalankan, pemeluk agama Yahudi akan menerima cinta dan perlindungan Tuhan. Kemudian, Tuhan menganugerahkan pemilik agama Yahudi Sepuluh Perintah Tuhan melalui pemimpin agama Yahudi, Musa.

Sinagoga adalah tempat beribadah agama Yahudi. Tempat ini menjadi pusat masyarakat dan keagamaan yang utama bagi umat Yahudi. Sementara, pemimpin keagamaan Yahudi disebut Rabi.

Kitab agama Yahudi disebut Tanakh. Kitab ini terdiri atas 24 buku yang terbagi menjadi 3 kumpulan. Berikut ini kitab-kitab agama Yahudi.

Torah atau Taurat (Pentateuch). Kitab ini dalam bahasa Ibrani adalah lima kitab pertama Tanakh atau Alkitab Perjanjian Lama. Kelima kitab yang terkandung dalam Taurat, yaitu Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Kelima Kitab ini dianggap penting oleh pemeluk agama Yahudi karena memuat peraturan yang dipercaya ditulis langsung oleh Musa.Nevi’im (para nabi). Kitab ini berisikan delapan kitab.Ketubim (Tulisan). Kitab ini terbagi menjadi sebelas kitab.

Selain kitab-kitab tersebut, ada yang disebut Talmud. Talmud adalah terjemahan dan komentar mengenai torah dari para rabi dan cendekiawan undang-undang.

Sabtu adalah hari utama bagi umat Yahudi yang biasa disebut hari Sabat. Hari Sabat ini dirayakan dari mulai matahari terbenam pada hari Jumat hingga tibanya malam pada hari Sabtu. Perayaan hari Sabat dirayakan dengan cara menyalakan lilin, minum anggur, dan roti yang telah diberkati. Selain itu, ada hari besar lain, yaitu Hashanah (Tahun Baru) dan Yom Kippur (Hari Penerimaan Tobat).


View the original article here

Sabtu, 12 Mei 2012

Pengertian Ijtihad Dalam Islam

Pengertian ijtihad adalah sebuah usaha dengan sungguh-sungguh untuk memutuskan hukum suatu masalah atau perkara yang belum atau tidak ada dasar hukumnya atau tidak dibahas dalam Al-Quran dan Hadist dengan menggunakan akal sehat serta pertimbangan yang sangat matang.

Tujuannya agar dapat ditemukan hukumnya yang sesuai dengan prinsip dan jiwa Al Qur’an dan As Sunnah yang merupakan sumber pokok hukum Islam.


Ijtihad sebaiknya dilakukan oleh orang yang mengerti serta faham dengan baik tentang Al Qur’an dan hadist, hal ini dilakukan agar yang dihasilkan adalah sesuatu yang baik yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an juga hadist.


Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT secara lengkap dan sempurna mencakup seluruh alam beserta isinya akan tetapi tidak semua hal dalam kehidupan manusia diatur secara detil oleh Al-Qur’an maupun hadist, maka demi memenuhi keperluan masyarakat atau umat manusia  sebagai pegangan hidup dalam beribadah kepada Allah diperlukan upaya Ijtihad.


Al Qur’an sebagai landasan dasar ilmu dan bagi orang yang berakal boleh mengembangkannya, akan tetapi tidak boleh menafsirkan Al Qur’an dengan sekehendak hati dan melencengkan dari arti yang sesungguhnya, seolah Al Qur’an ikut akal manusia padahal sesungguhnya akal-lah yang harus mengikuti Al Qur’an. Maka dalam berijtihad hendaknya mencari kemiripan yang terdapat dalam Al Qur’an atau yang mendekati dalam hadist.


Selain tersebut diatas ada perbedaan keadaan pada saat diturunkannya Al Qur’an dengan kehidupan setelahnya, terlebih saat ini yang disebut dengan era modern, dimana setiap saat masalah baru akan terus berkembang dan memerlukan peraturan peraturan baru dalam melaksanakan ajaran Islam yang dikerjakan dalam kehidupan sehari-hari.



Ijtihad Telah Dilakukan Sepeninggal Rasulullah saw


Ijtihad telah dilakukan oleh para sahabat sepeninggalnya Rasulullah dan diikuti ulama ulama hingga saat ini. Sebagai contoh Abu Bakar as Siddiq, beliau apabila menemui perselisihan maka hal pertama yang dilakukan adalah merujuk kepada Al Qur’an.


Jika tidak ditemukan maka ia menggunakan hadist nabi, namun bila tidak ditemukan atau ragu dengan hukum yang didapat maka beliau mengumpulkan para sahabat untuk melakukan musyawarah.


Bila musyawarah telah dicapai mufakat beliau pun sepakat dengan pendapat yang dihasilkan dan memutuskan hukum sesuatu yang dipermasalahkan serta mengikutinya. Orang orang yang berijtihad ini disebut mujtahid.



Contoh Ijtihad


Salah satu contoh ijtihad yang sering dilakukan untuk saat ini adalah tentang penentuan I Syawal, disini para ulama berkumpul untuk berdiskusi mengeluarkan argumen masing-masing untuk menentukan 1 Syawal, juga penentuan awal Ramadhan. Masing-masing ulama memiliki dasar hukum dan cara dalam penghitungannya, bila telah ketemu kesepakatan ditentukanlah 1 Syawal itu.


Contoh lain adalah tentang bayi tabung, pada zamannya Rasulullah bayi tabung belum ada. Akhir akhir ini bayi tabung dijadikan solusi oleh orang yang memiliki masalah dengan kesuburan jadi dengan cara ini berharap dapat memenuhi pemecahan masalah agar dapat memperoleh keturunan.


Para ulama telah merujuk kepada hadist-hadist agar dapat menemukan hukum yang telah dihasilkan oleh teknologi ini dan menurut MUI menyatakan bahwa bayi tabung dengan sperma dan ovum suami isteri yang sah hukumnya mubah (boleh) karena hal ini merupakan Ikhtiar yang berdasarkan agama. Allah sendiri mengajarkan kepada manusia untuk selalu berusaha dan berdoa.


Sedangkan para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari suami isteri yang menitipkan ke rahim perempuan lain, jika ada yang demikian maka hal ini memiliki hukum haram. Alasannya karena akan menimbulkan masalah yang rumit dikemudian hari terutama soal warisan.


Dalam Islam anak yang berhak mendapat warisan adalah anak kandung, jika demikian bagaimana status hubungan anak dari hasil titipan tersebut? Dikandung tapi bukan milik sendiri, jadi hanya sekedar pinjam tempatnya saja, tentu hal ini membuat rumit.


Demikianlah pengertian ijtihad yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah dan para ulama sampai saat ini yang tetap mencari rujukan terlebih dahulu dari Al Qur’an dan hadist nabi saw.

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali



View the original article here

Senin, 07 Mei 2012

Idul Fitri: Kesucian dan Suka Cita

Idul Fitri adalah hari raya bagi seluruh umat muslim yang ada di dunia. Idul Fitri adalah hari kemenangan. Kemenangan bagi seluruh umat muslim yang telah berhasil menahan segala nafsu selama sebulan berpuasa.

Kata-kata atau hal bijak mengenai Idul Fitri seperti itu bukan satu hal yang asing bagi umat muslim. Sedari kecil rasanya, kalimat itu setia menemani ceramah-ceramah para ustadz mengenai nilai-nilai yang dimiliki oleh Idul Fitri, dan bisa jadi terpatri hingga kini.


Idul Fitri memang hari yang disucikan Allah. Di hari itu, semua dosa umat muslim seolah lebur dan kembali terlahir menjadi manusia baru yang suci. Seperti bayi yang baru dilahirkan, seperti kain putih, dan kertas yang masih kosong belum tercoret tinta. Untuk mendapatkan itu semua, sebulan sebelumnya, para umat muslim diwajibkan untuk berpuasa Ramadhan.


Di bulan Ramadhan itu, semua umat muslim bukan hanya diwajibkan untuk menahan lapar dan dahaga. Idealnya, umat muslim juga harus bisa menahan segala macam nafsu duniawi lainnya, seperti emosi, dan nafsu syahwat misalnya. Jika selama sebulan itu, umat muslim berhasil atau setidaknya sedikit mengurangi, maka Allah menjanjikan kesucian dirinya di hari Idul Fitri tiba.


Idul Fitri Secara Harfiah


Idul Fitri diambil dari kata Ied dalam bahasa Arab. Ied atau ‘Id jika dibahasa Indonesiakan artinya adalah ‘kembali’. Maknanya adalah ketika sesuatu itu ‘kembali’ maka sesuatu itu seperti berada di tempat awal, tempat semula, kembali menjadi baru, dan mulai lagi cerita yang baru. Sedangkan Fitri, berasal dari bahasa Arab ‘Fithr’ yang artinya adalah kesucian, maka jika dikaji secara harfiah, Idul Fitri artinya adalah kembali pada kesucian.


Berdasarkan penanggalan kalender Islam, Hijriah, Idul Fitri jatuh pada setiap tanggal 1 Syawal. Penentuan tanggal 1 Syawal berbeda di setiap tahunnya. Hal itu disebabkan karena, penanggalan Islam selalu mengandalkan peredaran bulan.


Bahkan, perayaan Idul Fitri di Indonesia setiap tahunnya, kadang jatuh pada hari yang berbeda untuk setiap wilayahnya. Ada yang lebih awal atau bahkan lebih lambat.


Idul Fitri di Indonesia


Saat Idul Fitri tiba, semua umat muslim berbahagia. Dirayakan dengan penuh suka cita, dan hati yang bersih. Perayaan Idul Fitri di Indonesia ikut diramaikan dengan berbagai tradisi masyarakatnya. Malam sebelum Idul Fitri tiba, terutama di desa-desa, anak-anak kecil ramai berkeliling kampung membawa obor sambil menyerukan tabir khas menyambut kedatangan hari yang suci tersebut.


Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar laillaahailallah huwallahuakbar Allahuakbar walilla ilham


Pagi harinya, umat muslim pergi beramai-ramai ke Masjid untuk melaksanakan shalat Id. Bertemu dengan para tetangga. Sesampainya dirumah, ritual menyenangkan lainnya bagi sebagian besar masyarakat Indonesia adalah menyantap berbagai menu spesial khas idul Fitri, seperti ketupat, opor ayam, dan sambel goreng ati.


Masyarakat Indonesia masih menjunjung tinggi nilai-nilai keakraban. Selesai menyantap ketupat dan makanan khas lainnya tradisi pun berlanjut. Kali ini halal bihalal menjadi agenda bagi sebagian besar keluarga Indonesia. Saling berkunjung ke tempat kerabat dan memaafkan. Berkumpul bersama keluarga besar dalam satu tahun sekali adalah agenda yang tidak boleh dilewatkan.


View the original article here

Jumat, 04 Mei 2012

Sejarah Nabi: Biografi Nabi Ibrahim

Ibrahim adalah nabi dalam agama Samawi dan bergelar Khalil Allah (sahabat Allah). Beliau diangkat menjadi nabi pada 1900 SM dan diutus untuk kaum Kaldan di Kota Ur (sekarang bernama Iraq). Di dalam buku berjudul Muhammad Sang Nabi-Penelusuran Sejarah Nabi Muhammad Secara Detail, disebutkan bahwa nama Ibrahim berasal dari dua suku kata, yaitu ib/ab dan rahim. Kedua kata itu akan membentuk arti “ayah yang pemurah”.

Ibrahim dilahirkan di Faddam, A’ram, kawasan kerajaan Babilonia pada 2.295 SM. Kerajaan Babilonia waktu itu dipimpin oleh seorang raja bengis dan zalim bernama Namrudz bin Kan’aan. Ibrahim adalah salah satu nabi Ulul azmi. Ismail dan Ishaq merupakan putra nabi Ibrahim. Mereka berdua juga di kemudian hari menjadi nabi. Ibrahim juga mempunyai cucu bernama Yaqub.


Raja Namrudz mendapat pertanda bahwa bayi yang akan lahir ini (Ibrahim) menyebabkan Namrudz mati dengan cara dahsyat. Oleh karena itu, Namrudz berencana membunuh semua bayi di tempat itu. Mendengar kabar ini, ibu Nabi Ibrahim ketakutan. Ibu Ibrahim melahirkan di sebuah gua dan bayinya (Ibrahim) ditinggalkan di gua itu. Setelah seminggu, ibunya kembali ke gua dan terkejut melihat Ibrahim masih hidup. Kemudian, Ibrahim dibawa pulang ke rumah.


Saat remaja, Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya menjual patung-patung buatannya. Namun, Ibrahim tidak tertarik menjualnya karena Allah telah mengilhamkan iman dan tauhid kepadanya. Pada masa Nabi Ibrahim, orang-orang di Mesopotamia beragama politeisme dan Dewa Bulan atau Sin adalah salah satu berhala yang paling penting.


Nabi Ibrahim bertekad memerangi kesyirikan kaumnya termasuk ayahnya yang juga menyembah berhala. Kewajiban pertama Ibrahim yang harus dilakukan sebelum berdakwah kepada orang lain adalah menyadarkan ayahnya. Dengan sikap sopan, Ibrahim mengatakan kepada ayahnya bahwa ia diutus Allah sebagai nabi dan rasul. Ia juga mengatakan bahwa penyembahan berhala adalah ajaran setan dan menasihati ayahnya agar menyembah Allah.


Aazar, ayah Ibrahim marah mendengar kata-kata anaknya karena menganggap Ibrahim menghina kepercayaan ayahnya. Nabi Ibrahim menerima kemarahan ayahnya dengan sikap yang tenang. Kemudian, Ibrahim keluar meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih karena tidak berhasil menyadarkan ayahnya dari lembah syirik dan kafir.


Penolakan ayahnya tidak membuat Ibrahim patah semangat. Ia terus berdakwah menyadarkan kaumnya. Nabi Ibrahim, bahkan, berencana menghancurkan berhala-berhala yang disembah oleh kaumnya.


Setiap tahun, penduduk kerajaan Babilonia memperingati hari raya keramat dengan beramai-ramai ke luar kota selama beberapa hari. Ibrahim pun ikut diajak ke luar kota, tetapi menolak dengan berpura-pura sakit. Meliihat keadaann kota yang kosong, Ibrahim pergi ke tempat peribadatan kaumnya dan menghancurkan patung-patung semabahan kaumnya.


Setelah pulang dari luar kota, para penduduk terkejut melihat patung-patung hancur berantakan. Para penduduk ini menuduh Ibrahim sebagai pelakunya. Akhirnya, Raja Namrudz memutuskan untuk membakar hidup-hidup Ibrahim sebagai hukuman atas perbuatan menghancurkan tuhan mereka.


Setelah kayu bakar terkumpul di lapangan untuk upacara pembakaran, orang-orang berkumpul menyaksikan hukuman bagi Ibrahim. Dalam keadaan terikat, Ibrahim dibwa ke atas gedung dan dilemparkan ke dalam tumpukan kayu dengan api yang menyala-nyala. Turunlah firman Allah “Hai api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim”.


Ibrahim tetap tenang walaupun berada di dalam bukit api. Ia merasa dingin sesuai dengan seruan Allah dan tidak sedikit pun tersentuh api. Ini merupakan mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Ibrahim. Mukjizat ini adalah bukti nyata kebenaran dakwahnya dan telah membuka mata hati sebagian kaumnya. Banyak kaumnya yang ingin menyatakan imannya kepada Nabi Ibrahim.

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali



View the original article here

Selasa, 01 Mei 2012

Beberapa Keistimewaan Bulan Ramadhan

Ramadhan merupakan salah satu bulan yang paling dinantikan oleh seluruh umat muslim di dunia. Ramadhan adalah bulan paling istimewa dalam agama Islam disamping 11 bulan lain. Selama Ramadhan, setan dan iblis yang biasa mengganggu manusia dibelenggu. Manusia benar-benar dapat melakukan ibadah sebanyak-banyaknya dan sekhusyuknya tanpa godaan setan. Hal inilah yang membuat Ramadhan selalu dinantikan.

Belajar Menahan Hawa Nafsu


Selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan, seluruh umat Muslim yang telah akil balig diwajibkan untuk menunaikan ibadah puasa. Puasa adalah sebuah bentuk ibadah yang dilakukan dengan cara tidak makan dan tidak minum sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Benarkah berpuasa hanya menahan lapar dan haus? Tentu tidak.


Puasa adalah menahan segala bentuk hawa nafsu terhadap suatu perbuatan yang buruk. Misalnya, marah-marah, bergosip, melalaikan salat, berbohong, dan perbuatan buruk lain. Ramadhan adalah sebaik-baiknya bulan untuk menyempurnakan ibadah. Ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadhan akan diganjar dengan pahala yang berlipat.


Allah Swt. menjanjikan bahwa kebaikan sekecil apapun di bulan Ramadhan akan dibayar dengan pahala berlipat. Bahkan, hembusan napas orang yang berpuasa dinilai sebagai sebuah ibadah. Tidur saat puasa pun dianggap ibadah selama tidak menghabiskan waktu seharian hanya untuk tidur.


Mengumpulkan Pahala Sebanyak Mungkin


Karena berbagai bentuk kebaikan di bulan Ramadhan akan diganjar pahala berlipat, banyak orang berlomba-lomba mencari pahala sebanyak mungkin. Bahkan, orang yang tadinya tergolong pelit akan menjadi murah hati di bulan suci satu ini. Ramadhan sering diisi dengan kegiatan-kegiatan khusus, seperti pesantren kilat, tadarusan, dan tentunya salat tarawih.


Keistimewaan Ramadhan


Selain beberapa hal yang telah disebutkan, bulan Ramadhan memiliki banyak keistimewaan dibanding bulan-bulan lain karena banyak peristiwa penting yang terjadi di bulan ini. Berikut adalah beberapa keistimewaan bulan Ramadhan.

Ramadhan adalah bulan ketika Al quran diturunkan yang sering disebut peristiwa Nuzulul Quran.Ramadhan adalah satu-satunya bulan yang disebutkan dalam Al quran pada surat Al-Baqarah ayat 185.Rasululah SAW memenangi Perang Badar pada bulan ini.Terjadi peristiwa penaklukkan Mekah atau Fath Mekah.Ada satu malam di bulan Ramadhan yang lebih baik dari seribu bulan atau kurang lebih 83 tahun yang dinamai Lailatul Qadar.Terjadi perintah diwajibkannya puasa yang tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat 183.Terjadinya pengangkatan Muhammad sebagai rasul Allah.Bulan yang dilimpahi pahala sangat tinggi.Terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu neraka meskipun hal ini hanya bermakna kiasan atau tidak sebenarnya.Seseorang yang penuh kesungguhan dan ikhlas menjalani puasa akan diberikan pengampunan atas segala dosanya.

Itulah beberapa keistimewaan bulan Ramadhan yang patut kita ketahui dan kita amalkan. Semoga bermanfaat!

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali



View the original article here

Jumat, 27 April 2012

Kiamat: Misteri Terbesar di Muka Bumi

Indonesia adalah negara majemuk. Indonesia memiliki beberapa agama atau kepercayaan yang diakui secara hukum. Islam, Kristen, Hindu, dan Budha. Tiap-tiap kepercayaan tersebut tentu saja memiliki ajaran yang berbeda. Termasuk ketika berbicara mengenai kiamat.

Dalam ajaran agama Islam, percaya akan datangnya hari akhir atau hari kiamat adalah termasuk dalam satu di antara lima hal yang harus diimani. Lima hal tersebut dalam ajaran Islam dikenal dengan istilah rukun iman.

Datangnya kiamat adalah misteri terbesar di muka bumi ini. Berbagai dalil mengatakan bahwa hanya Allah lah yang tahu akan kapan datangnya hari kiamat. Sebagai umat-Nya hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah berperilakulah sebaik mungkin. Jalankan perintah-Nya dan jauhi larangan-Nya. Lebih dari itu kita hanya bisa menunggu dan memercayai bahwa hari akhir itu akan tiba.

Dalam beberapa buku Agama Islam, kiamat digambarkan begitu dahsyat. Dalam Al-Qur’an tepatnya dalam surat Al-Waqiah, keadaan kiamat benar-benar dijelaskan secara detail. Hal-hal mengerikan dijanjikan akan terjadi. Allah akan membuat bumi bergoncang hebat, apapun yang ada di dalamnya, seperti gunung, lautan semua akan luluh lantak.

Dalam surat Al-Waqiah tersebut dijelaskan bahwa gunung-gunung akan terlihat seperti kapas yang ditiup angin. Tidak ada satu makhluk pun yang akan selamat dari hari kiamat. Orang-orang yang sudah lebih dulu meninggal pun akan dibangkitkan dan amalnya akan dihitung secara bersamaan. Kecuali bagi mereka para Syuhada. Syuhada telah ditempatkan di sisi Allah, diberi rizki dan kebahagiaan yang abadi.

Dalam surat Allah lainnya, yaitu Al-Qori’ah. Manusia diceritakan seolah seperti laron yang berterbangan. Terlempar karena guncangan yang maha dahsyat.

Tiupan Sangkakala di Hari Kiamat

Allah telah memerintahkan Israfil untuk meniup sangkakala sebagai pertanda datangnya hari akhir zaman itu. Setelah Sangkakala ditiupkan bencana maha dahsyat akan terjadi seketika. Kekejutan makhluk akan suara Sangkakala kemudian dilanjutkan dengan hal lain yang jauh lebih mengejutkan, kiamat.

Kedahsyatan kiamat dalam surat Al-Hajj ayat 2 bahkan akan membuat ibu yang tengah menyusui akan melupakan anak yang tengah disusuinya, wanita yang tengah hamil pun akan tiba-tiba melahirkan, dan wajah anak kecil akan berubah tua karena hal itu akan mengejutkan mental mereka.

Tanda-Tanda Kiamat dalam Islam

Sebagai umat yang berpikir, Allah sudah memberikan beberapa tanda-tanda kiamat agar sebagai makhluknya kita dapat mempersiapkan amal sebanyak-banyaknya, dan agar kita tidak merugi di hari akhir nanti. Seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, ciri-ciri kiamat ada sepuluh.

1. Dukhan atau Asap

Asap ini akan membuat orang-orang beriman bersin-bersin, dan membuat orang kafir meninggal. Asap akan muncul secara misterius dan tiba-tiba di bagian barat dan timur bumi selama 40 hari.

2. Dajjal

Dalam Al-Qur’an, Dajjal digambarkan memiliki mata yang hanya satu dan tertulis dengan jelas di keningnya tulisan “Kafir”. Dajjal akan membuat kerusuhan. Ia akan menyebarkan fitnah besar yang memengaruhi keimanan para manusia.

3. Dabbah

Sejenis binatang melata yang akan muncul di dekat Gunung Shafa. Binatang melata tersebut akan mengadu pada Allah bahwa manusia sudah tidak lagi beriman.

4. Matahari terbit di sebelah barat dan pintu tobat sudah ditutup rapat.

5. Turunnya Nabi Isa A.S.

Nabi Isa A.S akan membantu Imam Mahdi melawan Dajjal. Nabi Isa A.S juga akan membinasakan salib yang diciptakan oleh kaum-kaum kristian.

6. Keluarnya Yakjuj dan Makjuj

Mereka terdiri dari dua golongan, besar dan kecil. Mereka berada di balik tembok besi bercampur tembaga yang dibangun oleh Zul Qarnain. Mereka akan berhasil menembus dinding itu dan membuat kerusakan.

7. Gempa bumi dibagian timur. Kawasan Asia.

8. Gempa bumi dibagian barat. Kawasan Eropa dan sekitarnya.

9. Gempa bumi di Semenanjung Arab.

10. Api besar penghalau umat manusia menuju Padang Mahsyar.


View the original article here

Selasa, 24 April 2012

Tips Latihan Puasa untuk Anak

Bagi umat Islam, puasa merupakan sebuah ibadah yang dilakukan secara berkala. Ketentuan puasa bagi umat Islam diatur berdasarkan jenis puasanya. Namun apapun jenis puasanya, dalam agama Islam, puasa dilakukan mulai adzan Subuh hingga adzan Maghrib.


Ada banyak jenis puasa yang biasa dilakukan oleh umat Islam, yakni puasa Senin–Kamis, puasa Daud, puasa Ramadhan, puasa Syawal, puasa Arafah, puasa Sa’ban, puasa Hajat, dan puasa Nazar.


Puasa Senin–Kamis dilakukan pada hari Senin dan Kamis. Puasa ini merupakan puasa sunah. Bagi mereka yang menjalankannya, puasa Senin – Kamis dianggap puasa yang paling pas sebab lima hari kemudian selain hari Senin dan Kamis, mereka bisa melakukan aktivitas makan dan berhubungan badan di siang hari.


Puasa Senin–Kamis merupakan jenis puasa yang bersahabat dengan manusia. Mereka masih bisa melakukan puasa di hari tertentu dan tidak memberatkan. Puasa Senin – Kamis baiknya dilakukan sepanjang tahun. Namun jika tidak kuat, sebaiknya dilakukan selama satu bulan atau dua bulan tanpa henti.


Puasa Daud ialah puasa yang dilakukan mengikuti apa yang dilakukan oleh Nabi Daud. Nabi Daud melakukan puasa dengan cara seling sehari. Satu hari puasa, dan hari berikutnya (besoknya) tidak, dan lusanya puasa lagi, begitu seterusnya.


Misalnya puasa dimulai hari senin, maka selasa tidak puasa, dan rabu puasa kembali. Begitu seterusnya dilakukan secara seling satu hari. Puasa Daud ini disunahkan dilakukan selama dua bulan berturut-turut. Jika dikumulatifkan, jumlahnya akan setara dengan puasa selama satu bulan di bulan Ramadhan, yakni puasa satu bulan penuh. Puasa Senin – Kamis atau Daud bisa dilakukan pada bulan apa saja, asalkan bukan merupakan hari Tasyrik yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijah.


Puasa Ramadhan dilakukan pada bulan Ramadhan. Puasa Ramadhan ini dilakukan selama sebulan penuh. Jika puasa Senin–Kamis dan Daud atau puasa lainnya merupakan puasa sunah, lain halnya dengan puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan merupakan puasa wajib bagi seluruh umat Islam.


Jika seseorang meninggalkan puasa Ramadhan secara sengaja maka hukumnya ialah dosa. Namun jika meninggalkan puasa karena sakit atau menjalani perjalanan panjang, maka ia boleh menggantinya atau membayar puasanya setelah bulan Ramadhan.


Cara membayar puasa Ramadhan ialah dengan berpuasa selama hari yang kita tinggalkan untuk puasa di bulan Ramadhan. Bisa juga membayarnya dengan membebaskan budak belian atau memberi makan fakir miskin.


Puasa Syawal dilakukan setelah Idul Fitri, yakni di bulan Syawal. Puasa Syawal sudah boleh dilakukan pada tanggal 2 Syawal. Lamanya puasa Syawal yakni selama enam hari. Puasa Syawal hanya bisa dilakukan pada bulan Syawal.


Pelaksanaannya bisa selama enam hari berturut-turut atau tidak, yang pasti harus masih dalam bulan Syawal. Pahala orang yang berpuasa di bulan Syawal sama dengan berpuasa selama satu tahun penuh.


Puasa Arafah dilakukan saat para calon haji melakukan wukuf di padang Arafah. Orang yang melakukan puasa Arafah sama dengan melakukan wukuf di padang Arafah. Puasa Arafah ini dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijah namun ada pula yang berpuasa sejak tanggal 8 Dzulhijah.


Puasa Sa’ban ialah puasa yang dilakukan pada bulan Sa’ban. Bulan Sa’ban ialah bulan sebelum Ramadhan. Puasa di bulan Sa’ban ini biasa dilakukan 3 hari berturut-turut sebelum dilakukannya puasa Ramadhan. Ada pula yang melakukan puasa Sa’ban di hari Senin–Kamis.


Di bulan Sa’ban, tak hanya puasa yang dianjurkan namun amalan ibadah lainnya dianjurkan untuk dilakukan dan digiatkan juga. Puasa Sa’ban dilakukan untuk melatih diri menghadapi puasa Ramadhan selama satu bulan penuh.


Puasa Hajat ialah puasa yang dilakukan karena menginginkan sesuatu. Seseorang melakukan puasa karena memiliki keinginan. Melalui puasa, insya Allah keinginannya akan dikabulkan oleh Allah SWT sebab doa orang yang berpuasa paling didengar Allah SWT.


Sementara puasa Nazar dilakukan sebagai bayaran atau janji atas sesuatu. Biasanya seseorang berjanji jika dikabulkan doanya, maka ia akan berpuasa selama sekian hari. Untuk nazar ini, tidak hanya puasa yang bisa dilakukan. Nazar atau janji bisa juga dalam hal lain, misalnya bernazar memakai jilbab, memberi makan anak yatim, bersedekah, atau lainnya jika keinginannya terpenuhi.


Puasa, apapun jenisnya, sejatinya melatih diri untuk lebih taqwa kepada Tuhan dan melatih daya empati kita terhadap sesama yang kekurangan makanan atau miskin. Puasa pun berfungsi sebagai pembersihan diri dari zat-zat kotor yang ada dalam tubuh.


Ibadah puasa dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu sebagai berikut.

Puasanya orang awam (shaum al-'umum), yaitu puasa yang dilakukan hanya sebatas menahan diri dari ha-hal yang membatalkan puasa, misalnya makan dan minum. Puasanya orang khusus (shaum al-khusus), puasa ini dilakukan tidak hanya menahan diri dari hal yang membatalkan puasa, tetapi juga berpuasa dari panca indera serta seluruh badan dari segala bentuk dosa.Puasanya orang istimewa, super khusus (shaum khusus al-khusus), selain menahan diri dari hal-hal yang membatalkan dosa dan berpuasa dari panca indera, hati nurani pun ikut berpuasa dalam tingkatan puasa ini, yakni tidak memikirkan masalah keduniaan. 

Ibadah puasa Ramadhan yang wajib dilaksanakan oleh setiap mu’min merupakan ibadah yang ditujukan untuk menghamba kepada Allah. Hikmah dari ibadah puasa adalah melatih setiap manusia untuk sabar menjalani kehidupan. Sabar di sini adalah gigih dan ulet seperti yang tertera dalam Q.S. Ali ‘Imran: 146. 


Perintah ibadah puasa lebih menekankan ke dalam aktivitas sendi-sendi kehidupan, yaitu kemampuan kita dalam menahan hawa nafsu, termasuk makan dan minum. Salanjutnya, kita menjalankan keinginan Allah sepenuhnya sehingga kita dapat meraih taqwa. Perintah puasa jatuh di Kota Madinah ketika kondisi umat Islam waktu itu baru saja hijrah dari Mekkah karena ditekan dari berbagai sisi kehidupan. Namun, di saat inilah terlihat sifat kesabaran, tidak lemah, tidak lesu, dan pantang mundur,dan semangat umat Islam untuk bangkit menyebarkan Islam ke seluruh wilayah. 


Waktu haram puasa merupakan waktu atau hari ketika umat Islam dilarang berpuasa. Hikmahnya yaitu saat semua orang bergembira, seseorang itu harus ikut bersama merayakan kegembiraannya. Waktu-waktu haram puasa di antaranya adalah sebagai berikut.


Hari Raya Idul Fitri ditetapkan pada tanggal 1Syawal dan merupakan hari kemenangan yang harus dirayakan secara bergembira. Oleh karena itu, syariat sudah mengatur bahwa umat Islam tidak diperbolehkan berpuasa. Umat Islam harus membatalkan pasanya dan tidak berniat untuk melakukan ibadah puasa. 


Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Zulhijjah dan hari itu umat Islam diharamkan untuk melakukan ibadah puasa. Umat Islam disunnahkan menyembelih hewan qurban serta membaginkannya kepada orang miskin, kerabat, dan keluarga. Tujuannya adalah agar semuanya dapat merasakan kegembiraan dan marayakan hari raya kedua bagi umat Islam tersebut. 


Tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijjah merupakan hari tasyrik. Umat Islam dilarang puasa pada ketiga hari tersebut karena masih dalam suasana perayaan Hari Raya Idul Adha. Tapi, ada juga yang berpendapat puasa pada hari tasyrik hukumnya makruh. 


View the original article here

Jumat, 20 April 2012

Haji - Ibadah Ritual Nan Penuh Arti

Umat muslim mengenal ritual ibadah haji sebagai salah satu dari rukun Islam, yaitu rukun Islam kelima. Ibadah Haji dilakukan oleh mereka yang mampu melaksanakannya. Sehingga ibadah ini selain membutuhkan kemampuan finansial yang cukup, juga kebugaran fisik dan ilmu seputar haji.

Berhaji artinya Anda beribadah haji sekaligus mengunjungi rumah Allah, Ka’bah di Mekah. Kemudian ada beberapa rukun yang harus dilakukan agar ibadah haji menjadi sah dan insya Allah mabrur. Haji mabrur adalah impian semua muslim seluruh dunia. Tapi untuk meraihnya, Anda harus menjalankan seluruh rukun haji serta niat Ikhlas. Berikut ini segala hal yang berkaitan dengan ibadah haji.

Keutamaan dari berhaji atau naik haji adalah agar manusia dapat lebih mensyukuri apapun yang telah ia dapatkan. Berubah menjadi manusia yang lebih baik adalah pencapaian paling tinggi dari perjalanan haji ini.

Perjalanan haji selalu menyisakan cerita tersendiri bagi para jama’ah haji. Entah itu cerita baik, ataupun cerita yang buruk. Semua cerita yang terjadi di tanah suci konon merupakan refleksi dari kehidupan calon haji tersebut selama ini. Di tanah suci, semua perbuatan manusia dibalaskan secara langsung. Diingatkan kembali akan kesalahan-kesalahannya agar cepat bertobat.

Sebagai rukun Islam ke lima, menjalankan ibadah haji hukumnya wajib, tentu saja bagi yang sudah mampu secara keuangan, mental, maupun fisik. Allah Maha Baik, Dia tidak mewajibkan seseorang menunaikan ibadah haji jika umatnya masih belum mampu. Allah akan menunggu sampai kapanpun hingga umat-Nya siap mengunjungi rumah suci-Nya tersebut.

Ibadah haji selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Keajaiban banyak ditunjukkan oleh Allah. Umat muslim yang berhaji datang dari berbagai negara yang ada di dunia ini. Setiap tahunnya, Mekkah dan Madinah sebagai kota utama tujuan haji selalu penuh oleh umat muslim yang akan menunaikan rukun Islam ke lima ini.

Itulah sebabnya persiapan mental dibutuhkan ketika Anda berniat untuk menunaikan ibadah haji. Ramainya tempat ibadah serta banyaknya orang yang berebut untuk lebih dekat dengan Allah memaksa tubuh kita untuk lebih kuat. Jika tidak, bukan tidak mungkin keselamatan nyawa menjadi taruhannya.

Dalam Al-Quran, dikisahkan tentang nabi Ibrahim as yang menaruh anaknya nabi Ismail as beserta sang ibu Hajar di tengah gurun pasir Arab yang gersang tanpa satu pun sumber air. Nabi Ismail as yang masih bayi menangis karena haus. Hajar panik, dan berlari sepanjang Shafa dan Marwa untuk menemukan air bagi bayinya selama 7 kali berturut-turut. Kelak hal yang dilakukannya itu menjadi salah satu rukun haji.

Kewajiban seorang muslim untuk menunaikan ibadah haji memang sudah tercantum dalam rukun Islam. Kewajiban tersebut tentu saja bagi umat muslim yang mampu secara fisik maupun keuangan. Mengingat biaya yang dikeluarkan untuk ibadah haji cukup besar, menabung pun menjadi salah satu usaha.

Kebutuhan untuk naik haji, menjadi ladang bisnis bagi beberapa orang. Sekarang ini banyak sekali biro perjalanan yang memang khusus mengadakan perjalanan bagi mereka yang ingin naik haji. Biaya yang dikeluarkan untuk naik haji juga bervariasi. Oleh biro perjalanan haji, biaya naik haji dibedakan berdasarkan fasilitas yang didapat calon haji selama menunaikan ibadah haji. Ada biaya haji reguler ada pula yang haji plus. Sesuaikan dengan kemampuan finansial Anda.

Banyak pula perusahaan tour dan travel yang menyediakan paket haji dan umrah dengan biaya bervariasi. Sesuai sarana penginapan dan sebagainya yang akan didapatkan jika berangkat. Para pemuka agama, kiai dan ustadz, menjadi pembimbing haji untuk memandu jamaah.

Biasanya sebelum pemberangkatan ke tanah suci, diadakan manasik haji. Semacam gladi resik agar jamaah lebih siap beribadah di sana. Namun, ada pula manasik haji yang dilaksanakan lembaga pendidikan untuk memperkenalkan ibadah ini kepada siswa-siswinya. Dari mulai tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

Mewah atau sederhananya perjalanan haji Anda bukan sebagai tolok ukur kemabruran haji seseorang. Selama tekad manusia serta keinginan calon haji itu kuat untuk melaksanakan semua ritual haji, dan menghayati makna-makna berhaji, orang tersebut bukan tidak mungkin akan menjadi haji yang mabrur.

Ibadah haji berbeda dengan umroh karena waktunya yang terbatas. Al-Quran surat Al Baqarah ayat 197 menyebutkan mengenai hal ini. Musim haji dilaksanakan pada bulan Syawal, bulan Dzulqaidah, dan bulan Dzulhijah. Yaitu tanggal 1 Syawal sampai dengan tanggal 10 bulan Dzulhijah. Sehingga waktunya dibatasi selama 69 hari saja.

Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah saw mengatakan bahwa ‘Al Hajju Hiyal Arafah’. Maksudnya tidak ada haji bila tidak ada wukuf di padang Arafah. Rukun haji inilah yang paling penting dan tidak sah berhaji bila tidak melaksanakannya. Maka tak heran bila ada jemaah haji yang sakit pun disediakan fasilitas seperti ambulance agar mampu melaksanakan wukuf. Wukuf di Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijah.

Rukun haji lainnya yaitu Tawaf. Tawaf adalah aktivitas mengelilingi Ka'bah sambil mengucapkan beberapa doa dan seruan seperti Labbaik, Allahumma Labbaik (Ya Allah aku datang memenuhi panggilan-Mu).

Ada pula Sai, Tahallul, Mabit dan Melempar Jumroh. Sai dilakukan dengan berlari bolak-balik sebanyak 7 kali antara bukit Shafa dan bukit Marwah. Tahallul artinya mencukur atau memotong rambut kira-kira sebanyak 3 helai rambut. Sedangkan mabit yaitu menginap semalam di Muzdalifah.

Kemudian ada juga melempar jumroh pada tanggal 10, 11 dan 12 Dzulhijah. Melempar jumroh pada 3 tiang ini diandaikan sebagai bentuk perlawanan manusia agar tidak mudah tergoda bujuk rayu syaitan. Lemparan jumroh ini diibaratkan melempar syaitan-syaitan itu.

Semua rukun tersebut memiliki makna yang mendalam. Di antaranya kembali mengenang perjuangan dan suri tauladan keluarga nabi Ibrahim as, selain mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Berikut ini beberapa tips bagi Anda yang merencanakan beribadah Haji.

Persiapkan diri Anda sebaik mungkin. Jaga kesehatan fisik dan mental agar tidak terkena penyakit sebelum dan selama melakukan ibadah ini.Bila Anda memiliki dana yang cukup untuk segera berangkat, maka lakukanlah. Jangan menunda-nunda, segeralah mendaftar. Bila tidak ada dana tunai, sisihkan dari pendapatan Anda. Jika Anda memutuskan untuk menabung, pilihlah bank atau lembaga keuangan yang terpercaya dan memang telah biasa menyediakan fasilitas tabungan haji ini.Pilihlah biro perjalanan yang terdaftar dan berpengalaman memberangkatkan jemaah haji dari daerah Anda. Jangan sampai tertipu sudah membayar mahal tapi tidak jadi berangkat, atau masalah lainnya yang bisa menganggu ibadah.Pelajari ilmu ibadah haji, kalau perlu bertanyalah pada mereka yang sudah pernah beribadah juga kepada ustadz atau guru agama.Sisihkan waktu untuk melakukan manasik haji, agar Anda lebih siap beribadah kelak.Ikutilah semua instruksi dari pihak berwenang di Indonesia dan Arab Saudi. Juga nasihat dan saran dari biro wisata serta para pembimbing.Berusahalah rendah hati, berhati ikhlas, dan khusyu dalam menjalankan ibadah haji. Jangan mudah berkata kasar, memendam perasaan dan pikiran tidak baik ketika melaksanakan ibadah haji.

View the original article here

Minggu, 15 April 2012

Kemuliaan Di Akhir Kisah Nabi Sulaiman as.

Dalam kisah Nabi Sulaiman as., beliau hidup di tengah-tengah kemuliaan juga kejayaan di muka bumi, dan Allah menetapkan akhir hidupnya dengan kemuliaan pula. Sebagaimana kehidupan Nabi Sulaiman yang dipenuhi dengan keajaiban luar biasa maka kematiannya pun merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang sangat menakjubkan.

Kematian nabi Sulaiman dikisahkan oleh Allah dalam QS. Saba :14 dimana tidak ada satu pun baik manusia maupun jin yang mengetahui saat nabi Sulaiman meninggal, dan mereka baru sadar dan mengetahui saat tongkat beliau rapuh dan habis dimakan rayap. Dari sini jelaslah bahwa bangsa jin pun tidak mengetahui masalah ghaib kecuali Allah SWT.


Kematian Nabi Sulaiman as. Mematahkan Fitnah

Nabi Sulaiman mampu menundukkan, memperkerjakan, dan memiliki hubungan dengan para jin, hal ini menimbulkan fitnah bahwa jin mengetahui sesuatu yang ghaib. Dan tidak diketahui siapa yang mengepulkan asap fitnah apakah itu syaitan yang terkutuk atau jin yang bodoh atau manusia yang tertipu.

Isu tersebut menyebar mempengaruhi sebagian manusia dan jin, manusia melupakan bahwa ilmu ghaib hanya berada di tangan Allah SWT. Ilmu ghaib tidak akan ada yang mampu menguasainya baik jin , manusia atau Rasul sekalipun. Allah merencanakan kematian nabi Sulaiman untuk mematahkan isu bahwa jin mengetahui hal-hal yang ghaib.

Jin bekerja untuk nabi Sulaiman selama beliau hidup, tatkala beliau wafat tugasnya pun akan terbebas. Nabi Sulaiman meninggal tanpa diketahui oleh jin sehingga para jin tetap bekerja dan mengabdi untuk beliau. Seandainya saja jin ada yang mengetahui hal yang ghaib ini maka jin tidak akan lagi meneruskan pekerjaan mereka.

Akhir kisah nabi Sulaiman yaitu ketika suatu hari beliau memasuki mihrabnya yang terletak di puncak gunung yang dindingnya terbuat dari permata untuk beri’tikaf, beribadah dan sholat. Dan bila beliau sedang berkhalwat, maka tidak ada seorang pun yang berani mengganggunya. Ketika itu nabi Sulaiman duduk dan bersandar pada tongkatnya seperti sedang tenggelam dalam tafakur.

Beliau berdzikir kepada Allah hingga malaikat maut menemuinya dan nabi Sulaiman pun meninggal. Jin menyangka bahwa beliau sedang shalat sehingga mereka tetap melanjutkan pekerjaannya. Berlalulah waktu yang sangat panjang hingga rayap datang dan mulai memakan tongkatnya nabi Sulaiman.

Tongkat beliau pun menjadi rapuh dan keropos hingga tak mampu lagi menopang tubuhnya, maka tubuh suci itu pun lalu jatuh dan tersungkur. Manusia pun berdatangan mendekatinya, dan mereka baru sadar bahwa nabi Sulaiman telah meninggal sejak lama. Jin menyadari bahwa mereka tidak mengetahui hal yang ghaib ini dan manusia pun menyadari pula hal yang sangat hakiki ini.

Demikianlah akhir dari kisah nabi Sulaiman as. yang meninggal dalam keadaan duduk dan shalat di mihrabnya. Berita ini segera menyebar, manusia, burung dan binatang buas mengantarkan jenazahnya beliau dengan diiringi kesedihan yang mendalam. Semua makhluk bersedih, sekumpulan burung pun tampak menangis.

Semenjak itu tak ada lagi orang yang dapat memahami bahasa burung, mungkin saja burung bersedih ditinggalkan nabi Sulaiman karena tidak ada lagi yang mengerti tentang bahasa mereka.


View the original article here

Rabu, 11 April 2012

Belajar Dari Keruntuhan Sejarah Kerajaan Turki Usmani

Sejarah kerajaan Turki Usmani mulai dari masa awal terbentuknya di abad ke 13 M, sampai dengan keruntuhannya di abad ke 20 awal, memang sangat berliku. Ada banyak sejarah gelap seperti perang, pemberontakan, penghianatan dan juga contoh kesetiaan yang bisa diambil hikmahnya.


Awal Keruntuhan

Kesultanan Turki Usmani berakhir saat sultan terakhir Turki Usmani, Sultan Abdul Hamid II, diasingkan ke Salonika. Inggris adalah biang keladi semua kehancuran yang terjadi di kesultanan tersebut. Sejak pertama kali menyerang Istambul, Inggris terus berusaha meruntuhkan keyakinan generasi muda pemimpin Turki untuk tidak lagi menggunakan sistem Islam dalam pemerintahan.

Musthafa Kemal Pasha yang kemudian menjadi popular karena dianggap berjasa dalam sebuah Perang Ana Forta, lantas merintis Pan-Turkisme. Yaitu menuntut kemerdekaan bagi negara Turki sendiri, terlepas dari kesultanan yang bernaung dalam kekalifahan Islam. Musthafa Kemal Pasha ini tidak lain adalah boneka Inggris berdarah Yahudi yang sengaja dimunculkan untuk menyerang dari dalam tubuh Turki sendiri.

Tidak lama kemudian, negara-negara Arab pun menuntut kemerdekaannya sendiri, menyusul kemerdekaan Turki. Dengan demikian, kekhilafahan yang berdasarkan pada persatuan atas nama agama Islam pun runtuh oleh sistem nasionalisme yang digembar-gemborkan Inggris. Masing-masing negara jadi mementingkan wilayahnya sendiri dan melupakan persatuan untuk melawan musuh Islam yang sudah memecah belah mereka.


Pelajaran Penting dari Keruntuhan Turki Usmani

Dari sejarah kerajaan Turki Usmani, nampak bahwa selemah apapun sebuah sistem kekhalifahan, ia tetap menjadi sebuah kekuatan yang ditakuti oleh kaum kafir. Oleh karena itu, dengan cara apapun kaum kafir itu akan berusaha mengganti sistem kekhalifan dengan sistem pemerintahan lain. Inggris misalnya, menyebarkan paham nasionalisme dan separatisme serta demokrasi untuk membubarkan sistem khalifah.

Sistem khalifah yang berlaku di kesultanan Turki sudah tidak murni lagi, melainkan sudah berubah menjadi sistem kerajaan. Sehingga berlaku pewarisan kekuasaan kepada anak dan keturunan raja, walaupun tetap ada dewan perwakilan dari ulama sebagai penasehat sultan. Itu membuat kualitas seorang khalifah terus menurun. Seorang khalifah tidak lagi dipilih berdasarkan pertimbangan keilmuan Islam serta derajat keimanannya lagi.

Sejarah kerajaan Turki Usmani yang ada dalam artikel di atas adalah versi singkat. Namun inti permasalahan yang menyebabkan kehancuran sebuah sistem kekhalifan terakhir di dunia Islam tersebut, semoga dapat kita ambil hikmahnya, dan membuat pembaca semakin yakin bahwa banyak sekali pihak yang takut jika kekuasaan Islam kembali berjaya.  


View the original article here

Sabtu, 07 April 2012

Sumber Hukum Islam

 Islam merupakan agama yang paling sempurna. Sebagaimana sebuah pemerintahan yang memiliki hukum, agama islam pun mempunyai hukum yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh seluruh umat. Layaknya sebuah hukum, tentulah harus memiliki sumber pedoman dalam pelaksanaannya. Sebagai agama yang sempurna tentulah sumber hukumnya pun datang dari Yang Maha Sempurna, Yakni Allah Swt dan dari rasulnya, yakni Muhammad saw.

Sumber hukum yang datang dari Allah Swt yang disampaikan kepada Muhammad saw seluruhnya termaktub secara lengkap dalam kitab Al-Quran dan Sunnah, yang kemudian dianggap sebagai sumber hukum Islam. Al-Quran dan Sunnah merupakan sumber hukum yang utama yang akan membawa umat islam mencapai kesempurnaan di dunia maupun di akhirat.


Selain Al-Quran dan Sunnah, agama islam juga mengakui bahwa terdapat Ijma dan Qiyas yang layak dijadikan sebagai sumber hukum islam lainnya. Seperti apa gambaran kejelasan sumber hukum islam yang terangkum dalam Al-Quran, Sunnah, Ijma, dan Qiyas tersebut? Berikut adalah uraian singkatnya.


Al-Quran merupakan kumpulan kitab suci umat islam sekaligus sumber hukum islam yang utama. Al-Quran besisi kumpulan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw yang diturunkan secara berkala dan menggunakan bahasa Arab.


Kearaban yang dimiliki oleh Al-Quran merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan karena sudah menjadi bagiannya. Oleh karena itu, setiap terjemahan bahasa arab dari Al-Quran tidak bisa kita sebut sebagai Al-Quran melainkan tafsir.


Al-Quran merupakan kitab suci sekaligus sumber hukum islam yang terdiri atas beragam pokok ajaran yang merupakan kandungan utamanya. Yang termasuk ke dalam pokok isi kandungan Al-Quran adalah sebagai berikut.

TauhidIbadahJanji dan AncamanHukum dan peraturanRiwayat dan cerita

Kebanyaakan hukum yang terdapat dalam Al-Quran itu membicarakan perkara yang umum dan tidak membicarakan hal-hal yang kecil. Oleh karena itu, Agar penjelasan yang terkandung dalam Al-Quran dapat dipahami secara mendetail, maka dibutuhkan beberapa pendukung, seperti Sunnah, Ijma, dan Qiyas. 


Secara bahasa, Sunnah adalah jalan yang terpuji atau jalan yang dibiasakan. Sedangkan pengertian sunah menurut istilah adalah segala sesuatu yang disampaikan atau diberitakan oleh Nabi Muhammad saw, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun pengakuan yang harus diyakini kebenarannya.


Sunnah merupakan sumber hukum islam kedua setelah Al-Quran. Oleh karena itu, jangan sampai ragu untuk menjadikan sunnah ini sebagai sebuah pegangan untuk menjalankan hukum islam.


Ijma merupakan kebulatan pendapat semua ahli mujtahid dari kaum muslimin yang berada pada satu masa tentang suatu hal yang berkaitan dengan hukum syara. Untuk dapat menjadi seorang mujtahid, seseorang harus memenuhi 3 syarat utama, yaknimemiliki pengetahuan Al-Quran, Sunnah, dan Ijma sebelumnya; memiliki pengetahuan tentang ushul fiqih; dan menguasai ilmu bahasa.


Qiyas merupakan sebuah usaha untuk menerangkan sesuatu yang sebelumnya tidak terdapat nashnya dalam Al-Quran maupun Sunnah dengan cara menbandingkan dengan sesuatu yang ditetapkan hukumnya berdasarkan nash.


Selain itu, Qiyas juga dapat diartikan sebagai usaha untuk menyamakan sesuatu yang tidak terdapat nashnya dalam Al-Quran dan sunnah dengan sesuatu yang ada nash hukumnya karena ada kesamaan illat.


View the original article here

Rabu, 04 April 2012

Menentukan Jadwal Puasa

 Jadwal puasa merupakan salah satu waktu yang banyak dicari oleh umat Islam menjelang masuk bulan Ramadhan. Hal ini karena pada bulan Ramadhan, umat Islam di seluruh dunia diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Umat Islam mencari informasi jadwal puasa ini untuk menentukan awal dimulainya bulan Ramadhan, dan juga sekaligus untuk menentukan waktu berakhirnya bulan tersebut. Hal ini sekaligus juga sebagai informasi untuk menentukan waktu perayaan Hari Raya Idul Fitri yang akan dirayakan setelah ibadah puasa di bulan Ramadhan selesai.


Proses pencarian informasi ini dilakukan mengingat dalam menentukan Jadwal puasa, dilakukan proses yang tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Hanya orang-orang yang memiliiki kemampuan di bidang perhitungan astronomi saja yang dianggap bisa menjadi acuan atau referensi umat untuk mengetahui kapan dimulainya ibadah bulan puasa.


Perhitungan Islam


Di dalam agama Islam, perhitungan kalender tidak menggunakan peredaran matahari sebagai acuan seperti yang digunakan dalam penanggalan masehi. Perhitungan kalender Islam menggunakan perputaran bulan sebagai cara penentuan penanggalan. Oleh karenanya, untuk menentukan kapankah bulan Ramadhan dimulai dan berakhir, harus berpatokan pada proses peredaran bulan.


Selama ini di dalam menentukan jadwal puasa, ada dua cara yang dilakukan oleh para ahli agama Islam. Dua cara tersebut adalah menggunakan sistem hisab atau perhitungan, dan juga dengan cara rukyat atau melihat secara langsung.


Cara hisab ditentukan melalui perhitungan angka yang berpatokan pada perkiraan titik orbit bulan pada waktu tertentu. Sehingga, masa edar bulan sudah bisa diprediksikan jauh hari sebelum bulan Ramadhan tiba. Demikian pula dalam proses penentuan masuknya bulan Syawal sebagai penanda berakhirnya bulan Ramadhan.


Selain menggunakan sistem hisab, ada sistem lain yang juga digunakan dalam menentukan perhitungan bulan Ramadhan. Cara tersebut adalah rukyattul billal atau melihat bulan secara langsung. Biasanya, para ahli akan berkumpul di suatu kawasan yang pandangannya bisa bebas tanpa terhalang apapun juga. Di sana mereka akan melihat tanda-tanda munculnya bulan sebagai penentu dimulainya bulan Ramadhan dan juga berakhirnya bulan tersebut, untuk segera masuk ke bulan Syawal .


Lokasi yang kerap digunakan sebagai tempat melihat bulan biasanya adalah di daerah pantai, di gedung yang tinggi atau perbukitan yang tidak terdapat penghalang pandangan. Ini merupakan cara yang pernah dilakukan semasa Nabi Muhammad masih hidup dan juga dilakukan oleh beberapa sahabat beliau.


Namun, seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan juga kondisi lingkungan, kemudian cara tersebut juga sering digunakan untuk menentukan jadwal puasa. Sebab, dengan kemajuan zaman, orang semakin sulit untuk menemukan lokasi yang bebas pandang, sebagaimana di zaman Nabi.


Kedua sistem perhitungan tersebut, pada akhirnya digunakan untuk saling menguatkan keputusan penentuan jadwal puasa. Meski pada praktiknya, kerap dijumpai perbedaan mengenai hasil perhitungan kedua sistem tersebut. Khususnya, dalam hal menentukan berakhirnya bulan Ramadhan atau menentukan hari raya Idul Fitri.


Dan hal ini berdampak pada perbedaan perayaan Idul Fitri dari umat Islam yang menggunakan sistem falak dan juga hisab. Namun perbedaan tersebut tidak menjadi sebuah permasalahan, mengingat dalam agama Islam sudah diberikan dasar yang jelas atas perbedaan yang terjadi tersebut. Masing-masing umat yang memiliki kepercayaan atas sebuah sistem, dipersilakan untuk menentukan waktu hari raya sesuai dengan kepercayaan mereka.


Yang paling utama adalah, bahwa perbedaan yang terjadi memiliki dasar perhitungan yang kuat dan sudah diajarkan dalam agama. Dalam agama Islam, perhitungan waktu puasa dan hari raya Idul Fitri hanya merujuk pada sistem peredaran bulan saja. Jika ada aliran yang menggunakan dasar dari fenomena antariksa lain, seperti pasang surut air laut atau perhitungan penanggalan Jawa, maka hal tersebut tidak bisa dibenarkan sebagai dasar perhitungan waktu puasa bulan Ramadhan dan juga hari raya Idul Fitri.


Sebab, dalam Islam tidak mengenal sistem perhitungan jadwal puasa dengan menggunakan kedua sistem perhitungan tersebut. Sehingga, apabila ada kelompok yang menentukan jadwal puasa dengan landasan di luar perhitungan sistem edar bulan, maka bisa dikatakan ibadah yang mereka lakukan tidak memiliki landasan agama yang benar.


Mengenal Ilmu Falak


Salah satu cara penentuan jadwal puasa adalah menggunakan ilmu Falak. Ilmu ini merupakan cabang ilmu Astronomi yang mempelajari tentang sistem lintasan benda-benda yang berada di langit. Terutama di antaranya adalah bumi, bulan serta matahari yang berada pada lintas edar atau orbitnya masing-masing. Tujuan dari mempelajari sistem ini adalah guna mengetahui posisi dari setiap benda langit tersebut dari satu benda langit ke benda langit lainnya. Dengan demikian, manusia bisa menentukan waktu yang terjadi pada saat bersamaan di muka bumi.


Kata Falak sendiri berasal dari bahasa Arab, yang diartikan secara harfiah sebagai orbit. Dalam ilmu modern, ilmu Falak dikenal sebagai ilmu Astronomi. Pada saat ini, Falak lebih dikenal dengan nama hisab. Sebagian besar manusia, lebih mengkaitkan ilmu Falak sebagai ilmu yang digunakan untuk menentukan jadwal puasa dan hari raya Idul Fitri. Namun, pada dasarnya ilmu Falak memliki cakupan lebih luas daripada sekadar sebegai media untuk menentukan kedua hal tersebut.


Ilmu Falak terbagi menjadi dua macam. Yang pertama adalah Falak Ilmiy yang dikenal juga sebagai Practical Astronomy. Sedangkan cabang ilmu Falak kedua adalah Falak Amaliy yang lebih banyak dikenal dengan ilmu Hisab.


Ilmu Falak banyak digunakan untuk membantu kehidupan manusia, diantaranya digunakan untuk menentukan arah kiblat atau arah sholat umat Islam, menentukan waktu shalat, penghitung awal bulan serta untuk mengetahui terjadinya gerhana.


View the original article here

Jumat, 30 Maret 2012

Urgensitas Mempelajari Tarikh dan Peradaban Islam

Tarikh dan peradaban Islam adalah dua warisan yang sangat berharga bagi kaum muslim. Kedua warisan tersebut menjadi bukti-bukti kejayaan dan keberhasilan Islam di masa lalu. Kedua warisan tersebut juga bisa menjadi motivasi untuk kembali membangun pribadi yang mirip seperti tokoh sejarah yang dikenal di dalam tarikh. Tokoh yang ikut menciptakan kejayaan peradaban Islam.

Tarikh adalah sejarah. Di dalam sejarah pasti ada peradaban. Karena itu, di dalam sejarah Islam pasti ada peradaban yang mesti dikaji dan terus dikaji. Namun, pengkajian yang dilakukan bukan untuk sekedar mengenang tarikh dan peradaban Islam di masa lalu. Tapi bisa menjadi cerminan bagaimana mendesain kejayaan peradaban Islam saat itu bisa dibentuk saat ini.



Empat Hal penting Mengkaji Tarikh dan Peradaban Islam


Tak sedikit orang malas untuk mengkaji tarikh dan peradaban Islam. Alasannya, selalu klise. Apa yang diungkap di tarikh dan peradaban Islam selalu berkaitan dengan kehebatan para sahabat di dalam menyebarkan Islam. Sehingga, memiliki nuanasa peradaban yang baik. Sedangkan saat ini, tugas yang diemban umat bukanlah seperti tugas para sahabat tersebut.


Adalah kesalahan besar jika berpikir demikian. Mempelajari dan mengkaji tarikh dan peradaban Islam sungguh hal yang harus bagi setiap muslim. Pasalnya, apa yang dihasilkan mereka hingga menciptakan peradaban Islam yang menakjubkan bisa memberi nuansa lain jika disikapi dengan baik. Paling tidak ada empat hal yang ditemukan:

Menambah Wawasan

Dengan mengkaji sejarah dan peradaban Islam Anda akan memiliki wawasan yang luas. Wawasan mengenai beragam proses yang terjadi. Proses kemenangan dalam berperang. Proses  bagaimana Islam membangun peradaban pendidikan seperti di masa bani Abbasiyah.


Di masa ini pula umat Islam menyaksikan kejayaan Islam dengan diterjemahkannya buku-buku kono milik peradaban sebelum Islam. Di masa ini pula Anda akan menyaksikan betapa gerakan membukukan ilmu-ilmu agama mulai dilakukan yang selama ini hanya disampaikan dengan cara oral.

Mempelajari karakter tokoh-tokoh sukses

Dengan mengkaji sejarah dan peradaban Islam Anda menemukan tokoh-tokoh yang layak jadi panutan. Misalnya saja Khalifah al-Mansur di masa Bani Abbasiyah. Dia adalah tokoh yang layak ditiru. Di masa mudanya ia habiskan dengan bergelut dengan ilmu pengetahuan. Sehingga saat ia menjadi khalifah, pendidikan menjadi point terpenting yang diunggulkan dan diselamatkannya.


Ia menyakini pendidikan yang menjadi pilar kemajuan Islam. Pendidikan tak akan habis ditelan masa. Makanya, di saat ia menjadi khalifah digagasnya dikumpulkannya para penterjemah dan penulis buku untuk menciptakan karya yang bermanfaat untuk umat.


Ilmu yang ditemukan saat ini merupakan hasil dari usaha khalifah al-Mansur membangung peradaban Islam dengan pendidikan. Makanya, mempelajari sejarah dan peredaban Islam akan menghantarkan Anda untuk meniru pergerakan tokoh-tokoh sukses seperti khalifah al-Mansur.

Menciptakan desain hidup yang mampu merubah

Dengan mempelajari sejarah dan peradaban Anda sebenarnya sedang belajar bagaimana menjadi pribadi yang mampu merubah hidup menjadi lebih baik baik. Anda harus bisa mendesain hidup yang menyenangkan seperti apa yang terungkap di dalam sejarah.


Peradaban Islam tidak akan terbangun tanpa ada pribadi-prabadi yang mendesain hidupnya untuk perubahan. Perubahan yang dilakukannya menciptakan perubahan yang bermanfaat bagi khalayak ramai.


Anda lihat di dalam peradaban Islam di masa Abbasiyah. Ini adalah masa perabadan Islam terbaik. Perabadan ini tak akan tercipta tanpa adanya desain hidup yang mengingingkan kebaikan yang terjadi pada pribadi tokoh-tokoh masa itu. Bukan hanya al-Mansur saja yang mengingingkan terciptanya peradaban yang cermelang. Tokoh-tokoh yang lain juga, misalnya gerakan para penterjemah buku-buku kuno saat itu.

Menyimak kebahagian pasca kesuksesan

Dengan mempelajari sejarah dan peradaban Anda akan melihat hasil apa yang dicapai oleh mereka yang telah menciptakan kesuksesan. Oleh karena itu, ilmu yang berharga dari mempelajari sejarah dan peradaban adalah menyaksikan hasilnya dan ‘bermimpi’ untuk menciptakan peradaban Islam yang lebih baik dengan menciptakan desain hidup yang mampu memberi perubahan pada agama Islam.


Inilah empat hal yang paling urgen bagi umat Islam dari mengkaji sejarah dan peradaban Islam. Tak ada umat Islam yang menginginkan Islam tak berjaya lagi. Tapi alangkah anehnya jika ingin meraih kejayaan kita tidak belajar dari proses sejarah dan peradaban Islam.

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali



View the original article here

Minggu, 25 Maret 2012

Isi Kandungan dan Keutamaan Membaca Al-Quran

Al-Quran merupakan kitab suci umat islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Kitab suci Al-Quran yang merupakan Wahyu Allah Swt ini adalah penyempurna kitab-kitab sebelumnya, seperti  kitab jabur, tauret, dan injil. Sebagai sebuah wahyu penyempurna, tentulah isi kandungannya sangat komplet.

Benar. Kitab suci Al-Quran mengandung banyak sekali pokok ajaran yang berkaitan dengan agama islam. Jika digolongkan secara garis besar, isi kandungan Al-Quran ini memuat beberapa hal utama, seperti aqidah, ibadah, akhlak, hukum, dan sejarah. 


Akidah merupakan sebuah ilmu yang berisi tentang ajaran kepercayaan yang wajib dimiliki oleh umat manusia di seluruh dunia. Dalam Al-Quran, semua ajaran untuk mempercayai dan berkeyakinan penuh pada Allah Swt dijelaskan secara tersurat maupun tersirat. Orang-orang yang meragukan bahkan tidak mempercayai Allah Swt termasuk ke dalam golongan Kafir.


Jika dilihat dari segi bahasa, ibadah berarti tunduk, taat, ikut atau nurut. Sedangkan ibadah menurut pengertian “fuqaha” adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan untuk mendapatkan ridho Allah Swt. Gambaran mengenai ibadah dalam al-quran sangatlah luas, salah satunya adalah yang termuat dalam lima butir rukun islam, yakni mengucapkan syahadat, mengerjakan shalat, zakat, puasa, dan naik haji.


Akhlak merupakan perilaku dasar yang dimiliki oleh seluruh manusia. Akhlak yang dimiliki manusia itu terdiri atas akhlak baik dan akhlak buruk. Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa Allah Swt mengutus Nabi Muhammad saw sebagai penyempurna akhlak manusia sehingga bisa bertakwa kepada Allah Swt dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.


Al-Quran mengajarkan banyak sekali hal yang berkaitan dengan hukum. Al-Quran menganjurkan setiap orang yang beriman untuk mejalankan hukum sesuai dengan ajaran islam. Pemberian hukuman dalam islam harus ditujukan kepada orang yang benar-benar sudah terbukti bersalah. Hukum dalam Al-Quran ini terdiri atas beberapa jenis, di antaranya jinayat, munakahat, muamalat, jihad, dan faraidh.


Al-Quran berisi tadzkir atau peringatan-peringatan dari Allah Swt untuk seluruh umat muslim agar senantiasa beribadah kepada-Nya. Allah Swt memperingatkan semua umat Nabi Muhammad saw tentang pedihnya siksa neraka dan memberikan gambaran tentang nikmatnya surga. Gambaran tentang hal-hal menyenangkan dalam Al-quran disebut targhib, sedangkan gambaran yang menakutkan disebut tarhib.


Al-Quran memuat banyak sekali kisah sejarah yang terjadi di masa lalu. Banyak kisah yang menceritakan kejayaan orang-orang yang senantiasa berada di jalan Allah Swt dan tak sedikit pula yang menceritakan kehancuran seseorang atau suatu kaum yang ingkar terhadap Allah Swt. Fungsi dari gambaran sejarah dalam Al-Quran adalah agar menusia, khusunya umat muslim dapat selalu belajar dari masa lalu.


Nah, itulah garis besar isi kandungan Al-Quran yang harus senantiasa umat muslim pelajari dan amalkan. Tak ada sedikit pun kerugian yang akan diterima dengan mempelajari dan membaca Al-Quran secara kontinyu. Bahkan, banyak keutamaan yang akan umat muslim dapatkan jika rutin membaca Al-Quran.


Beberapa keutamaan membaca Al-Quran, di antaranya sebagai berikut.

Hanya mendengarkan orang yang membaca Al-Quran saja sudah merupakan sebuah kebaikan, apalagi jika membacanya.Membaca satu huruf Al-quran akan dihitung sebagai satu kali pahala kebaikan, di mana satu pahala kebaikan itu adalah sepuluh kali lipat.Al-Quran merupakan penentu tinggi rendahnya kedudukan pembacanya di Surga kelak.Seorang muslim yang membaca Al-Quran akan mendapatkan syafaat untuk di akhirat kelak.Membaca Al-Quran akan memberikan ketenangan, ketentraman, dan kedamaian bagi hati, jiwa, dan pikiran pembacanya. Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali



View the original article here

Kamis, 22 Maret 2012

Nabi Muhammad - Nabi Akhir Zaman yang Hebat

Allah mengutus para nabi untuk menurunkan ajaran-ajarannya ke bumi. Menurut agama samawi, nabi adalah manusia yang mendapatkan wahyu yang berkenaan dengan ajaran dan kepercayaan dari Tuhan. Dalam ajaran agama Islam, nabi adalah seseorang yang dipercaya untuk menerima wahyu yang diberikan oleh Allah. Seorang yang dipercaya Allah adalah Nabi Muhammad SAW. Artikel ini akan membahas seputar nabi akhir zaman, yaitu Nabi Muhammad Saw. 

Wahyu yang diberikan Allah tersebut disertai dengan syariat. Meskipun diberi keistimewaan dalam menerima wahyu, nabi tidak diperkenankan untuk menyampaikan ajaran dari Allah. Para nabi tersebut harus mengamalkannya dan memberikan contoh yang baik mengenai ajaran-ajaran yang diwahyukan oleh Allah melalui perbuatannya tersebut.

Jumlah nabi yang umumnya diketahui oleh umat muslim ada 25 Nabi. Dimulai dari Nabi Adam, yang sekaligus berperan sebagai manusia pertama dimuka bumi, sedangkan nabi terakhir atau dalam istilah Islam dikenal dengan sebutan nabi akhir zaman adalah Nabi Muhammad SAW.

Dari sekian banyak nabi Allah, ada empat nabi yang memiliki keistimewaan berlebih, mereka dikaruniai kitab oleh Allah. Ke empat nabi tersebut adalah Nabi Daud yang dikaruniai kitab Zabur, Nabi Musa dikarunia kitab Taurat, Nabi Isa dikaruniai kitab Injil, dan Nabi Muhammad sebagai nabi akhir zaman yang dikaruniai kitab Al quran.

Menurut kitab tradisional yang bercerita tentang biografi Nabi Muhammad, Nabi Muhammad dilahirkan di Mekkah pada 20 April antara 570 dan 571 M dan wafat di Madinah pada 8 Juni 632. Menurut Michael H. Hart, seorang penulis buku sekaligus guru besar astronomi di Amerika Serikat mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam perjalanan umat manusia sepanjang sejarah.

Dalam bukunya yang berjudul The 100, Hart mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah satu-satunya tokoh yang dapat mencapai kesuksesan dalam dua hal sekaligus. Hal yang berhubungan dengan agama serta hal yang berhubungan dengan masalah duniawi.

Hart juga mengatakan bahwa keberhasilan Nabi Muhammad dalam hal duniawi bisa dilihat dari kesuksesannya memimpin sebuah bangsa. Berkat kepemimpinannya, bangsa yang pada awalnya tertinggal berubah menjadi sebuah bangsa yang maju. Bahkan, kemajuan yang diperoleh bangsa yang dipimpin Nabi Muhammad tersebut diceritakan mampu mengalahkan pasukan Romawi ketika berada di medan perang.

Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir dipercaya oleh umat muslim sebagai nabi yang menyempurnakan agama yang sudah ada terlebih dahulu. Ajaran-ajaran yang diturunkan oleh Allah pada Nabi Muhammad sudah disempurnakan sehingga Islam menjadi sebuah negara yang sempurna.

Sebelum menjadi nabi, Muhammad adalah manusia biasa. Sebelum menyandang nama nabi di depan namanya, beliau mendapatkan gelar dari kaum Quraisy. Gelar yang diberikan adalah Al-Amin ‘orang yang dapat dipercaya’ dan As-Saadiq ‘yang benar’.

Di usianya yang ke 35, Nabi Muhammad beserta kaum Quraisy memperbaiki keadaan Ka’bah. Saat itu, beliaulah yang bertindak sebagai pemimpin. Nabi Muhammad terkenal keran kebaikannya. Beliau hidup dengan sangat sederhana, menyayangi orang-orang miskin, janda-janda dan anak yatim.

Saat usianya menginjak 40 tahun, Nabi Muhammad pergi dan menyendiri ke Gua Hira. Gua Hira adalah sebuah bukit yang berada 6km sebelah timur Kota Mekkah. Beliau memang senang menyendiri dan bertafakur selama berhari-hari. Hingga akhirnya di hari ke 17 bulan Ramadhan, Nabi Muhammad didatangi oleh Malaikat Jibril.

Malaikat Jibril membangkitkan beliau dalam tafakurnya sembari menyampaikan wahyu Allah. Malaikat Jibril meminta Nabi Muhammad untuk membaca wahyu pertama yang diturunkan. Nabi Muhammad yang tidak bisa membaca akhirnya membuat Jibril untuk membacakan wahyu pertama yang diturunkan Allah padanya.

“Bacalah dengan menyebut nama Tuhan yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengejar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada apa yang tidak diketahuinya. (Al-Alaq 96:1-5)"

Setelah mendapat wahyu pertama tersebut, resmilah Muhammad menyandang nabi di depan namanya. Beliau pun seolah mendapatkan banyak keberanian untuk berhadapan dengan keadaan kaumnya yang berada dalam keadaan terbelakang. Nabi Muhammad menjadi nabi pada usia 40 tahun 6 bulan 8 hari.

Kita sebagai umat Muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt., pasti mengetahui siapa nabi akhir zaman. Nabi pentup dari para nabi adalah Nabi Muhammad Saw. Sebagai nabi penutup, kita harus memahami bahwa Nabi Muhammad ada di muka bumi dengan membawa risalah yang menghapus atau sebagai penyempurna risalah-risalah sebelumnya. Dalam hal ini, berkaitan juga dengan pemahaman yang membenarkan adanya nabi-nabi sebelum nabi Muhammad serta menolak adanya nabi setelah nabi Muhammad Saw. 

Pemahaman kita sebagai umat Islam mengenai nabi Muhammad sebagai nabi akhir zaman adalah bahwa beliau hadir untuk semua umat manusia dan menjadi rahmat bagi seluruh alam hingga akhir zaman. Hal ini tentunya berbeda dengan nabi-nabi sebelum Muhammad yang hanya turun ke bumi untuk umatnya dan pada zamannya saja. 

Meyakini nabi Muhammad Saw., sebagai nabi akhir zaman adalah keyakinan yang final. Seandainya ada manusia yang mengaku-ngaku dirinya sebagai nabi, manusia tersebut adalah nabi gadungan. Jika ada yang berkeyakinan bahwa ada nabi sesudah nabi Muhammad Saw., para ulama mengatakan hal itu adalah perbuatan yang sesat dan sangat menyesatkan. 

Setelah kita yakin bahwa nabi Muhammad Saw., adalah nabi akhir zaman, lalu apa langkah selanjutnya? Keyakinan selanjutnya yaitu kita harus yakin bahwa semua ajaran nabi Muhammad yang diwariskan kepada kita adalah benar. Bagaimana cara meyakininya? Caranya adalah dengan mengamalkan Al-qur’an (sebagai warisan paling berharga bagi umat muslim dan hadist (sebagai pelengkap pedoman dalam hidup). 

Lalu, sejauh mana kita semua mengamalkannya? Kita harus mengamalkannya secara kaffah (menyeluruh) dan tidak setengah-setengah. Contohnya di zaman sekarang banyak orang di sekitar kita merayakan hari Valentine. Dalam ajaran Islam, perayaan itu sesungguhnya tidak ada tuntunannya. Oleh karena itu, tinggalkanlah budaya valentine itu jika kita semua ingin masuk sebagai golongan umat dari nabi Muhammad Saw. sebenarnya, tidak ada sesuatu pun yang dapat menyelamatkan kita di akhirat nanti selain amal dan ibadah yang kita kerjakan di dunia serta syafa’at dari nabi Muhammad Saw. 

Setiap tanggal 12 Rabiulawal, kita semua sebagai umat Nabi Muhammad Saw., selalu memperingati hari lahir Rasulullah dalam rangka mengenang sejarah perjuangan beliau menegakkan iman dan Islam di muka bumi ini. selain itu, peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw., juga sebagai wujud cinta kita kepada nabi akhir zaman. 

Berdasarkan sejarahnya, perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw., bertujuan untuk mengembalikan semangat juang umat Islam saat berjuang membebaskan Masjidil Aqsha di Palestina yang dikuasai orang-orang kafir.

Bagaimana dengan Maulid Nabi Muhammad yang dirayakan sekarang? Semoga peringatan Maulid Nabi Muhammad yang dirayakan secara rutin tidak dianggap sebagai seremonial saja. Kita semua sebagai umatnya harus benar-benar dapat mengambil manfaat dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melaksanakan apa yang telah menjadi sunnahnya, kita si akhirat kelak akan diakui oleh Nabi Muhammad sebagai umatnya serta berhak memperoleh syafa’at dari beliau. 


View the original article here

Sabtu, 17 Maret 2012

Ketupat Menurut Filosofi Jawa

Lebaran merupakan hari kemenangan bagi umat muslim di dunia setelah menjalankan ibadah puasa selama 1 bulan. Perayaan lebaran dilaksanakan pada 1 Syawal. Saat lebaran, ada satu kebiasaan atau tradisi yang tidak pernah absen dalam budaya Indonesia, yaitu ketupat. Ketupat merupakan makanan tradisional yang terbuat dari beras.

Ketupat biasanya dihidangkan dengan sajian opor ayam yang semakin menambah citarasa lezat. Bagaimana tidak, setelah menahan lapar atau berpuasa selama 1 bulan, ketupat ibarat hidangan pamungkas atau hidangan kemenangan umat Islam. Lebaran tanpa hidangan ketupat akan terasa hambar. Istilahnya, bagai sayur tanpa garam.


Salah satu masyarakat yang sangat mengenal ketupat adalah masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa menyebut ketupat dengan nama “kupat”. Ketupat merupakan salah satu jenis makanan yang terbuat dari beras dan dimasukkan ke dalam anyaman pucuk daun kelapa atau janur. Pucuk daun kelapa itu dianyam hingga berbentuk kantong.


Setelah dimasukkan ke dalam kantong, ketupat ditanak dan disajikan sebagai makanan pengganti nasi. Ketupat memiliki filosofi dan asal usul tentang budaya Timur, Indonesia. Sebagai karya budaya, ketupat berhubungan dengan sebuah karya yang menghasilkan bentuk beraneka ragam.


Selain sebagai sebuah karya, ketupat merupakan simbol yang memiliki makna dan pesan mengenai kebaikan. Berikut ini merupakan pesan atau filosofi ketupat bagi masyarakat Jawa.


Ketupat merupakan makanan yang terbuat dari beras dibungkus pucuk daun kelapa atau janur. Beras dianggap sebagai simbol nafsu dunia, sedangkan janur melambangkan hati nurani. Dengan demikian, ketupat memiliki makna nafsu dunia yang bisa ditutupi oleh hati nurani. Secara singkat, boleh dikatakan bahwa setiap manusia harus mampu mengendalikan diri, menutup nafsu dunia dengan hati nurani.


Menurut masyarakat Jawa, kupat berarti engaku lepati atau mengakui kesalahan. Mengakui kesalahan merupakan sebuah tindakan yang lazim dilakukan ketika lebaran atau 1 Syawal. Hal itu diimplentasikan dengan meminta maaf serta memaafkan kesalahan-kesalahan orang, seperti keluarga, teman-teman, dan tetangga.


Ketupat sangat berkaitan erat dengan lebaran yang diadakan setiap 1 Syawal. Kupat dalam hal ini dapat diartikan sebagai empat tindakan atau elaku papati. Empat tindakan atau laku papat ini, meliputi lebaran, luberan, leburan, dan laburan.

Lebaran berasal dari kata lebar yang berarti ‘selesai’. Ini berarti bahwa 1 Syawal merupakan selesainya waktu puasa sehingga disebut lebaran.Luberan berarti ‘melimpah’ bagaikan air dalam tempayan yang isinya melimpah. Hal ini merupakan simbol untuk bersedekah atau membagikan sebagian harta kepada fakir miskin dengan ikhlas.Leburan berarti ‘habis’ sehingga semua kesalahan atau dosa melebur dan lepas dengan saling memaafkan.Labur atau kapur merupakan bahan yang berguna untuk memutihkan dinding. Kapur merupakan simbol agar manusia selalu menjaga dan memelihara kebersihan diri lahir dan batin.

Jadi, setelah melaksanakan empat tindakan tersebut, manusia diharapkan selalu menjaga sikap serta tindakan yang baik dan tidak menyimpang dari anjuran agama. Perilaku baik dapat mencerminkan pribadi yang baik pula. Manusia juga dianjurkan untuk menjaga silaturahmi dengan bersedekah dan memaafkan kesalahan orang lain serta mau meminta maaf atas kesalahan.


Itulah beberapa filosofi ketupat bagi masyarakat Jawa. Semoga artikel ini menambah pengetahuan Anda! Satu hal yang tidak boleh dilupakan adalah ketupat merupakan karya seni dan budaya asli Indonesia, terutama umat Islam.

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali



View the original article here

Senin, 12 Maret 2012

Mukjizat Nabi Muhammad Yang Terbesar

Menurut riwayat mukjizat nabi Muhammad jumlahnya mencapai ratusan, tapi yang paling besar adalah Al Qur’an Nur Karim dan perjalanan Isra’ dan  Mi’raj. Al Qur’an adalah mukjizat nabi Muhammad yang dijadikan sebagai pedoman umatnya sampai umat akhir zaman dan sebagai penyempurna kitab-kitab terdahulu yaitu Zabur, Taurat, dan Injil.

Sedangkan perjalanan Isra’ dan Mi’raj adalah mukjizat yang diberikan kepada Nabi untuk memperkuat keteguhan hati Nabi dan sebagai penghormatan kepadanya.


Latar Belakang Isra’ Dan Mi’raj

Pada saat itu Nabi sedang mengalami kesedihan yang sangat mendalam setelah berdakwah di Tha’if tidak seorang pun yang mau beriman kepada ajakannya, bahkan masyarakat disitu menyerang Nabi dan mengejeknya.

Ketika beliau memutuskan untuk kembali ke Mekah dan hendak keluar dari Tha’if, penduduk Tha’if melemparinya dengan batu secara bertubi tubi sehingga darah suci mengucur dari kaki beliau.

Dalam keadaan diusir sampailah beliau di suatu kebun milik dua orang kaya di Tha’if. Beliau pun duduk untuk beristirahat sejenak dibawah pohon anggur, dan saat itu pemilik kebun anggur tersebut melihat Rasulullah dan merasa iba sehingga menyuruh pembantunya untuk memberikan anggur kepada Nabi.

Pembantu tersebut bernama Adas ia seorang nasrani yang berasal dari daerah nabi Yunus, dan pada akhirnya ia pun masuk Islam.

Ketika Rasulullah kembali ke Mekah beliau kembali mendapat penolakan seperti yang dialaminya di Tha’if hingga kesedihannya semakin mendalam terhadap kaumnya. Nabi merasakan keterasingan tanpa penolong, manusia mulai meninggalkan beliau. Pada saat inilah terjadi  peristiwa besar dan mukjizat terbesar pada diri beliau, yaitu perjalanan Isra’ dan Mi’raj.


Perjalanan Isra’ Dan Mi’raj

Berdasarkan kisah, sebelum Isra’ dan Mi’raj Nabi bertawaf di Ka’bah seorang diri dengan keadaan pucat wajahnya sambil menangis bercucuran air mata. Allah melihat kekasih-Nya yang khusyu' itu, lalu Allah menurunkan perintah-Nya kepada malaikat Jibril agar menemani Nabi Muhammad SAW.

Ketika Nabi sedang tertidur Jibril as berdiri di sisi kepala Nabi, dan pandangan Jibril itu membangunkan beliau, kemudian jibril berkata, ‘salam kepadamu wahai Nabi yang mulia. Allah SWT ingin agar engkau melihat sebagian tanda tanda kebesaran-Nya.

Nabi Muhammad SAW berjalan keluar bersama jibril dan menuju Buraq yaitu makhluk yang menyerupai burung dan memiliki sayap terbuat dari cahaya, Buraq inilah yang dijadikan kendaraan perjalanan Isra’ dan mi’rajnya Nabi.

Nabi Muhammad SAW dan Jibril menunggangi Buraq yang melesat bagaikan anak panah dari cahaya di atas gunung di kota mekah ke arah  gunung Sina yaitu tempat yang diberkati dimana Allah SWT pernah berdialog dengan Nabi Musa as, dan kemudian menuju ke Baitul Maqdis di negeri Palestina.

Ketika beliau masuk Baitul Maqdis, para Nabi telah berkumpul dan menunggunya, kemudian melakukan sholat berjamaah. Setelah selesai para Nabi membubarkan diri kembali ke langit masing-masing, Nabi Muhammad pun kembali menunggangi Buraq bersama jibril menaiki langit demi langit. Beliau melampaui alam materi dan alam ruhani.

Akhirnya, sampailah beliau di Sidratul Muntaha dan menyaksikan surga yang tidak dapat kita pahami dan kita bayangkan. Manusia manapun tidak akan mengetahuinya karena ilmu manusia hanya sedikit, sedangkan ilmu ini hanya Allah yang memilikinya. 

Sampailah Rasulullah bertemu Allah SWT dan bersujud di hadapan Tuhan yang Maha Agung. Dari kisah mukjizat nabi muhammad inilah  pelaksanaan sholat diwajibkan atas kaum muslimin.


View the original article here

Kamis, 08 Maret 2012

Alasan Nabi Muhammad Saw Menikahi Isteri Isterinya

Musuh-musuh Islam mencoba untuk menghina dan memojokkan nabi Muhammad dengan cara mencari titik cela yang mereka anggap dapat dimanfaatkan untuk mencela nabi yaitu dengan cara memojokkan perkawinan nabi dengan sembilan wanita yang telah dinikahinya.Padahal pernikahan beliau dilaksanakan dengan sebab sebab politik juga pertimbangan kemanusiaan yang berhubungan dengan Islam.


Para Isteri Nabi Muhammad saw.


Yang terkenal dengan sejarah nabi Muhammad adalah beliau menikah dengan Khadijah pada saat umur beliau 25 tahun dan Khadijah berumur 40 tahun. Semasa hidup Khadijah, beliau tidak menikahi isteri yang lain hingga Khadijah meninggal dunia saat berumur 65 tahun  dan saat itu nabi berumur diatas 50 tahun.


Nabi tetap setia tanpa menduakan Khadijah hingga ia meninggal. Tetapi karena tugas kenabian dan beratnya perjuangan juga pengorbanan terhadap Islam dan perintah Allah serta kasih sayangnya kepada manusia memaksanya untuk menikahi lebih dari satu orang isteri bahkan sampai 9 orang.


Perkawinan beliau dengan Siti Aisyah yang saat itu masih belia ya karena merupakan usaha untuk menjalin ikatan dengan Abu bakar, ayahnya Aisyah, dan perkawinannya dengan Hafsah untuk menjalin ikatan dengan Umar bin Khattab. Menurut sejarah Hafsah ini kurang begitu cantik.


Kemudian pernikahannya dengan Ummu Salamah adalah untuk meringankan beban hidup yang dijalaninya karena telah ditinggal suaminya yang syahid di jalan Allah SWT pada peperangan. Lalu Sawadah yang dinikahi oleh Nabi karena memiliki sifat yang mulia dan hidup dalam kesendirian dalam keislamannya.


Sementara pernikahannya dengan Zainab bin Jahasy merupakan ujian berat karena pernikahan itu datang dari Allah SWT untuk memberikan pelajaran bahwa menikahi isteri anak angkat itu diperbolehkan. Zainab merupakan janda dari Zaid bin Harisah yang merupakan anak angkat Nabi Muhammad.


Hal ini berkaitan dengan tradisi yang terkenal di kalangan jahiliyah tentang tradisi adopsi. Sedangkan dalam Islam tidak ada sistim adopsi. Nabi telah membayangkan tentang sesuatu yang akan dikatakan orang orang mengenai dirinya karena telah menikahi isteri anaknya, tetapi sesuatu yang dikhawatirkan nabi justru yang ingin dihapus oleh Allah.


Rasulullah mampu bersabar dan menahan diri saat mendengar hinaan yang dikatakan kepadanya. Dan ini bukan hal pertama atau terakhir kalinya beliau melakukan pengorbanan, pernikahan beliau adalah usaha untuk menyebarkan kebaikan serta penghormatan terhadap kemuliaan.


Ummu Habibah binti Abu Sofyan bin Harb, pemimpin Quraisy dalam memerangi Islam, berhijrah bersama suaminya ke Habasyah. Ia memiliki sikap mulia demi menegakkan ajaran Islam dan berani menentang ayahnya yang kafir. Suaminya meninggal maka nabi menikahinya agar ia terhindar dari keterasingan juga kecemasan dalam membela agama Allah.


Shafiyah binti Huyay adalah anak seorang yahudi dan merupakan tawanan perang Khaibar. Nabi memberikan pilihan kepadanya antara memilih masuk Islam dan menjadi isteri beliau atau tetap beragama yahudi dan dibebaskan. Shafiyah memilih untuk menjadi isteri Rasullulah.


Sedangkan Juwairiyah binti Haris adalah anak seorang kabilah Bani Musthaliq. Dengan pernikahan Nabi dengan Juwairiyah ini maka keluarga Bani Musthaliq masuk Islam tanpa keterpaksaan dan sukarela.


Jika orang membayangkan bahwa Rasulullah memiliki waktu untuk bersenang-senang adalah keliru. Karena waktu beliau banyak digunakan untuk berjihad, beliau lebih banyak merasakan penderitaan dan banyak melakukan pengorbanan. Apakah mereka pikir memiliki isteri banyak itu merupakan kesenangan?


Rasulullah hidup dalam rumah tangganya dengan ekonomi yang serba kekurangan bahkan bisa dikatakan orang termiskin dari kalangan muslim yang hidup di zamannya.  Beliau menjalani kehidupan dengan kezuhudan yang luar biasa.

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali



View the original article here

Sabtu, 03 Maret 2012

Hikmah Pernikahan dalam Islam

Menikah Sebagai Ibadah

Di dalam Islam, menikah dikaji secara khusus di dalam bahasan fiqih munakahat (fiqih pernikahan). Di dalam fiqih munakahat, dibahas secara jelas dan terperinci segala hal menyangkut pernikahan. Mulai dari hukum menikah, rukun dan syarat pernikahan, adab mengkhitbah, serta hikmah apa yang terkandung dalam pernikahan itu sendiri.


Pernikahan dalam Islam dikatakan sebagai ibadah. Sebab, untuk mencapainya membutuhkan perjuangan seorang hamba untuk betul-betul mampu menghadapi ujian, yang pasti akan dialami oleh seseorang sebelum menikah. Baik perjuangan menjaga kesucian cinta yang dibangun melalui pernikahan, persiapan mental, maupun persiapan materi menuju jenjang pernikahan.


Sebagai salah satu bagian dari ibadah, maka syaitan amat membenci pernikahan. Mahkluk terkutuk ini lebih suka jika manusia lalai dan takut untuk menikah. Sebaliknya, ia melakukan hal-hal yang dilarang menjelang pernikahan, seperti berzina, pergaulan bebas dan sebagainya.  Oleh sebab itu, pernikahan membutuhkan jihad dan kekuatan yang cukup bagi yang ingin melaksanakannya. Menikah adalah menyempurnakan bagian dari agama yang belum sempurna.


Menikah dalam Islam akan membuka ruang-ruang beribadah yang begitu mudah, baik oleh istri maupun sang suami. Keduanya memiliki kesempatan untuk melakukan pahala yang jauh lebih besar dibanding yang belum menikah. Lantaran ini jugalah syaitan menjadi penghalang nyata bagi seseorang yang ingin melangsungkan pernikahan.


Ada banyak cara bisikan yang biasa dimunculkan syaitan di hati para pemuda dan pemudi yang belum menikah. Hal yang paling sering dirasakan adalah ketakutan akan kemiskinan, sehingga menjadi alasan yang cukup sering untuk menunda-nunda pernikahan.  


Hikmah Pernikahan


Pernikahan dalam Islam memiliki banyak hikmah. Oleh karena itu, Islam menganjurkan ummatnya untuk menikah dan tidak hidup melajang. Hal ini sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw, yang hidup sebagaimana manusia pada umumnya, hidup menikah dan tinggal bersama orang-orang yang dicintai. Berikut ini beberapa hikmah pernikahan dalam Islam yang bisa diambil pelajaran;


1. Menikah akan meninggikan harkat dan martabat manusia


Lihatlah bagaimana kehidupan manusia-manusia yang secara bebas mengumbar nafsu biologisnya tanpa melalui bingkai halal sebuah pernikahan, maka martabat dan harga diri mereka sama liarnya dengan nafsu yang tak bisa mereka kandangkan. Menikah menjadikan harkat dan martabat manusia-manusia yang menjalaninya menjadi lebih mulia dan terhormat. Manusia secara jelas akan berbeda dengan binatang, apabila ia mampu menjaga hawa nafsunya melalui pernikahan.


2. Menikah memuliakan kaum wanita


Banyak wanita-wanita yang pada akhirnya terjerumus pada kehidupan hitam hanya karena diawali oleh kegagalan menikah dengan orang-orang yang menyakiti kehidupan mereka. Menikah dapat memuliakan kaum wanita. Mereka akan ditempatkan sebagai ratu dan permaisuri dalam keluarga.


3. Menikah adalah cara melanjutkan keturunan


Salah satu tujuan menikah adalah meneruskan keturunan. Pasangan yang shaleh diharapkan mampu melanjutkan keturunan yang shaleh pula, dari anak-anak yang shaleh ini akan tercipta sebuah keluarga shaleh, selanjutnya menjadi awal bagi terbentuknya kelompok-kelompok masyarakat yang shaleh sebagai cikal bakal kebangkitan Islam di masa akan datang.


4. Wujud kecintaan Allah pada makhluk-Nya untuk dapat menyalurkan kebutuhan biologis secara terhormat dan baik.


Inilah bukti kecintaah Allah terhadap makhluk-Nya. Dia memberikan cara bagi makhluk-Nya untuk dapat memenuhi kebutuhan manusiawi seorang makhluk. Di dalam wujud kecintaan itu, dilimpahkan banyak keberkahan dan kebahagiaan hidup yang akan dirasakan melalui adanya pernikahan. Allah menjadikan makhluk-Nya berpasang-pasangan, dan ditumbuhkan padanya satu sama lain rasa cinta dan kasih sayang.


View the original article here

Selasa, 28 Februari 2012

Wisata Hati Pencerah Jiwa

 Wisata bisa dijadikan jalan untuk mengurangi beban hidup. Kehidupan yang kita jalani terkadang membuat kita lengah untuk memberikan makanan hati dan jiwa. Tidak sedikit di antara kita yang terlena dengan harta benda dunia, berlomba-lomba menumpuk harta tanpa mendengar hati kita yang terkadang jengah dengan berbagai keinginan duniawi yang kita kejar.

Pernahkan Anda merasa hidup dengan bergelimangan harta, tetapi masih terasa hampa? Atau jabatan yang dimiliki tidak membuat orang lain menghormati Anda? Tanpa kita sadari, keinginan untuk menaklukkan seisi dunia, membuat kita lupa akan hakikat penciptaan isi dunia itu sendiri. Silaunya dunia membuat hati nurani kita tertutup untuk mensyukuri apa yang sudah kita miliki, dari pada apa yang belum dimiliki. Artikel kali ini membahas wisata hati.

Jika hati Anda merasa hampa, tak ada jalan lain selain mencari cara untuk menetralkan suasana hati. Ada beberapa alternatif yang dapat Anda lakukan untuk menetralkan suasana hati, salah satunya dengan berwisata.

Tidak hanya berlibur ke tempat-tempat yang jauh dan mahal untuk menetralkan suasana hati. Terkadang, demi sebuah gengsi, di antara kita memilih untuk berlibur mengunjungi negara-negara luar yang eksotis. Berapa pun biaya yang akan Anda keluarkan, tidak menjadi soal. Pernahkan Anda berpikir jika berwisata ke tempat-tempat seperti itu hanya memuaskan keinginan Anda, dibanding dengan keinginan hati Anda?

Wisata hati diperlukan untuk mengeimbangi kehidupan duniawi kita selama ini. Dengan berwisata hati, tidak hanya diri Anda yang mendapatkan kebahagiaan, tetapi jiwa dan rohani Anda juga membutuhkannya.

Wisata hati ditujukan bagi mereka yang menghendaki kebahagiaan, ketenangan dan kesejahteraan dalam hidup. Dengan melakukan wisata hati, kita bisa mendapatkan tidak hanya ketenangan dan kebahagiaan, tetapi juga pencerahan, motivasi, membangun harapan, menciptakan optimisme, menumbuhkan semangat dan kepercayaan diri.

Tidak hanya pikiran yang membutuhkan suasana baru, namun hati Anda pun memerlukannya. Tanpa Anda sadari, ketika melihat saudara kita yang kurang mampu, dapat menimbulkan simpati. Mereka yang kurang mampu itu, dapat Anda jadikan sebagai pengingat, bahwa masih banyak yang kurang beruntung dari Anda.

Cobalah Anda sesekali berwisata hati ke panti asuhan. Di sana Anda bisa banyak belajar kerasnya hidup dari mereka yang hidup tanpa orang tua, tetapi masih bisa berdiri sendiri bersama sesama penghuni panti asuhan.

Mengunjungi masjid dapat menentramkan hati Anda. Rumah ibadah bisa dijadikan salah satu lokasi untuk berwisata hati. Dengan mengunjungi masjid, Anda seakan diberi peringatan dari mana Anda berasal, siapa yang patut Anda sembah, dan dapat menyambung silaturahmi dengan saudara seagama.

Pondok pesantren bisa Anda jadikan sarana berwisata hati. Di pondok pesantren, Anda bisa merasakan kehidupan ala pesantren sembari belajar ilmu agama. Suasana pesantren yang religius, dapat membawa Anda ke suasana hati yang tentram dan damai. Disamping itu, di pondok pesantren Anda bisa belajar berbagi dengan orang lain, menghormati orang lain dari berbagai lapisan masyarakat.

Kegiatan yang mengandung nilai ibadah ini, tidak bisa kita anggap remeh. Dengan bersedekah, Anda dapat berbagi dengan mereka yang kurang mampu. Luangkan sedikit waktu Anda untuk menyisihkan sebagian harta Anda untuk bersedekah. Bisa juga Anda mengajak rekan sejawat atau anggota keluarga Anda untuk melihat anak jalanan dan bersedekah dengan mereka.  


View the original article here

Jumat, 24 Februari 2012

Riwayat, Gelar, dan Perayaan Maulid Nabi Muhammad saw

Nabi Muhammad saw adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah. Beliau dipilih menjadi rasul pada usia 40 tahun. Wahyu pertama dari Allah Swt kepada Nabi Muhamad saw adalah Surat al-Alaq yang diberikan melalui perantara malikat Jibril. Nabi Muhammad saw menyampaikan risalah kenabian kepada umatnya selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari.

Nabi Muhammad saw dilahirkan di Mekkah dan diberi nama Muhammad oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Muhammad artinya ‘orang terpuji', sebuah nama yang belum pernah digunakan dan belum dikenal pada waktu itu. Ketika dilahirkan, Muhammad sudah menjadi anak yatim karena ayahnya, Abdullah, wafat sebelum beliau lahir.


Nabi Muhammad saw menjadi yatim piatu ketika berusia enam tahun. Ibunya, Aminah binti Wahab, wafat dalam perjalanan pulang dari Yatsrib setelah berziarah ke makam suaminya. Sepeninggal kedua orangtuanya, Muhammad diasuh oleh Abdul Muthalib. Setelah kakeknya wafat, Muhammad selanjutnya diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.


Semua ahli hadist dan sejarawan sependapat bahwa Nabi Muhammad saw lahir di bulan Rabiul Awal, walau pun terdapat perbedaan mengenai tanggalnya. Kalangan Syiah menyatakan bahwa beliau lahir pada hari Jumat tanggal 17 Rabiul Awal, sedangkan kalangan Sunni yakin bahwa Muhammad lahir pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal (2 Agustus 570M).


Riwayat Nabi Muhammad saw banyak disebut dalam Al Qur’an, sedangkan nama Muhammad disebut empat kali dan dijadikan salah satu nama surat, yaitu surat ke-47. Sementara itu, nama Ahmad dalam Al Qur’an hanya disebut sekali.


Riwayat Muhammad banyak diketahui melalui penuturan para sahabat dan juga melalui tulisan para ahli dari berbagai disiplin ilmu. Bahkan, dalam buku The 100 karya Michael H. Hart, menjadikan Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Nabi Muhammad saw merupakan satu-satunya orang yang berhasil meraih kesuksesan luar biasa dalam hal agama dan duniawi. Beliau mampu menjadikan bangsa yang terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa maju serta mampu mengalahkan pasukan Romawi.


Saat berusia 35 tahun, Muhammad bersatu dengan orang-orang Quraisy untuk memperbaiki Ka'bah. Beliau juga yang memutuskan tentang peletakan Hajar al-Aswad di tempatnya. Waktu itu, Nabi Muhammad saw sangat dikenal terpuji sehingga kaumnya sangat mencintai Muhammad. Akhirnya, ia mendapat gelar Al-Amin yang artinya ‘orang yang dapat dipercaya’.


Nabi Muhammad saw hidup sangat sederhana, membenci sifat angkuh serta sombong, menyayangi orang miskin, janda, dan anak yatim dengan cara menolong mereka. Ia pun menghindari semua kejahatan yang sudah biasa dilakukan di kalangan bangsa Arab pada masa itu, seperti meminum minuman keras, berjudi, dan lain-lain. Oleh karena itu, beliau dikenal sebagai As-Saadiq yang artinya ‘yang benar’.


Maulid Nabi Muhammad saw atau Maulid Nabi merupakan peringatan hari lahir Muhammad. Di Indonesia, perayaan ini jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Dalam bahasa Arab, kata maulid atau milad artinya 'hari lahir'.


Perayaan Maulid Nabi Muhammad saw adalah tradisi yang berkembang di kalangan masyarakat Islam jauh setelah Muhammad wafat. Substansi maulid Nabi yaitu ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.


Perayaan Maulud diperkenalkan pertama kali oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, Irak pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Namun, ada yang berpendapat bahwa perayaan ini diperkenalkan justru oleh Sultan Salahuddin sendiri.


Tujuan dari maulid Nabi adalah membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad saw. Selain itu, juga untuk meningkatkan semangat perjuangan kaum muslim yang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa dalam memperebutkan kota Yerusalem dan sekitarnya.


Pada umumnya, perayaan maulid Nabi di Indonesia dilakukan dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan, seperti pembacaan shalawat nabi, pembacaan syair Barzanji, dan pengajian.


Maulid Nabi Muhammad saw dirayakan oleh sebagian masyarakat muslim Sunni dan Syiah di dunia. Muslim Sunni memperingati maulid Nabi pada tanggal 12 Rabiul Awal, sedangkan muslim Syiah memperingatinya pada tanggal 17 Rabiul Awal, bersamaan dengan hari lahir Imam Syiah yang keenam, yaitu Imam Ja’far ash-Shadiq.


Maulid Nabi Muhammad saw dirayakan di negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan negara-negara yang di dalamnya terdapat komunitas masyarakat muslim, seperti di India, Britania, dan Kanada.


Arab Saudi merupakan satu-satunya negara di dunia dengan penduduk mayoritas Muslim yang tidak menjadikan perayaan Maulid Nabi Muhammad saw sebagai hari libur resmi. Keikutsertaan dalam ritual perayaan hari besar tersebut dianggap sebagai ekspresi dari rasa keimanan dan kebangkitan keberagaman bagi para penganutnya.


Ada beberapa kaum ulama (beraliran Salafi dan Wahhabi) yang tidak merayakan maulid Nabi karena merupakan sebuah bid’ah, yaitu kegiatan yang bukan merupakan ajaran Nabi Muhammad saw. Kaum ini beranggapan bahwa orang yang merayakannya sudah salah dalam mengartikannya, sehingga keluar dari substansi kegiatannya. Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa peringatan ini bukanlah bid’ah karena kegiatan ini hanyalah ungkapan rasa cinta mereka kepada Muhammad.


Pendapat yang pertama adalah pendapat yang menentang maulid Nabi Muhammad saw dan mengatakan bahwa peringatan ini termasuk bid’ah mazmumah, menyesatkan. Perayaan ini tidak ditemukan dalam Al Qur’an dan Al Hadis, baik tersurat maupun tersirat.


Seorang ulama besar bernama Syekh tajudiin Al-Iskandari, juga berpendapat bahwa maulid Nabi Muahammad saw adalah bid’ah mazmumah, menyesatkan. Penolakan tersebut dituangkan dalam kitab Al-Murid Al-Kalam Ala’amal Al-Maulid.


Pendapat kedua sifatnya mendukung maulid Nabi dan beralasan bahwa perayaan ini adalah bid’ah mahmudah, inovasi yang baik, dan tidak bertentangan dengan syariat. Pendapat ini diwakili oleh Imam Ibnu Hajar Asqalani dan Imam As-Suyuthi.


Kedua imam ini berpendapat bahwa maulid Nabi sifatnya bid’ah mahmudah. Artinya, sesuatu yang tidak pernah dilakukan Rasulullah, tetapi keberadaannya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Menurut As-Suyuthi, maulid Nabi merupakan ungkapan syukur atas diutusnya Nabi Muhammad saw ke dunia.


Di Indonesia, perayaan ini disahkan oleh negara sehingga dijadikan sebagai hari besar dan libur nasional. Penguasa dari negeri Irbil bernama Malik Mudzofah Ibnu Batati adalah orang yang pertama kali menyelenggarakan maulid Nabi (menurut Imam As-Suyuthi). Penguasa ini pernah memberi hadiah sepuluh ribu dinar kepada Syekh Al-Khatib Ibnu Dihyah karena berhasil menulis buku tentang riwayat hidup Nabi Muhammad saw.


Sekitar abad kedua belas Masehi, pada masa Abbasiyah, maulid Nabi Muhammad saw diperingati secara resmi dan difasilitasi oleh khalifah dengan mengundang pengusaha lokal. Peringatan ini diisi dengan pawai akbar mengelilingi kota dengan iringan pasukan berkuda dan angkatan bersenjata, serta puji-pujian dan uraian maulid Nabi Muhammad saw.


Nah, itulah sekilas cerita tentang Nabi Muhammad saw, Nabi akhir zaman. Semoga bermanfaat.

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali



View the original article here