Rabu, 16 Mei 2012

Sekilas Tentang Yahudi, Agamanya Israel

Yahudi merupakan sebuah kata yang merujuk pada sebuah agama dan suku bangsa. Sebagai agama, kata yahudi merujuk pada umat yang memeluk agama Yahudi. Agama Yahudi merupakan kombinasi antara agama dan suku bangsa. Agama Yahudi adalah kepercayaan yang dianut oleh orang atau bangsa Yahudi.

Kata yahudi diambil dari salah satu marga dari dua belas leluhur Suku Israel, yaitu Yehuda. Suku Yehuda ini memiliki keturunan yang paling banyak di antara suku lainnya. Akhirnya, secara keseluruhan bangsa Israel, tanpa memandang warga negara atau tanah airnya, dikatakan sebagai orang Yahudi. Begitupun, dengan seluruh umat yang menganut ajaran Yahudi disebut dengan nama yang sama, yaitu orang Yahudi.

Bangsa Yahudi adalah penduduk yang bermukim di Israel maupun orang Israel yang bermukim di luar negeri. Kepercayaan penganut bangsa Yahudi berpangkal pada wujudnya Tuhan yang Maha Esa, sebagai pencipta dunia yang telah menyelamatkan bangsa Israel dari penindasan di Mesir, menurunkan undang-undang Tuhan (Torah) kepada bangsa Yahudi, dan memeilih bangsa Yahudi sebagai cahaya bagi umat manusia di dunia.

Kitab suci agama Yahudi menuliskan bahwa Tuhan telah membuat perjanjian dengan Abraham. Perjanjian itu mengatakan bahwa Abraham dan generasi penerusnya akan diberi rahmat jika mereka selalu beriman kepada Tuhan. Kemudian, perjanjian tersebut diulangi oleh anak Abraham, Ishak, dan diwariskan lagi kepada cucu Abraham, yaitu Yakub.

Karena Ishak dan Yakub yang menurunkan bangsa Yahudi, bangsa Yahudi meyakini bahwa merekalah yang merupakan bangsa yang terpilih. Pemeluk agama Yahudi dipilih untuk menjalankan tugas-tugas dan tanggung jawab khusus, seperti mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur serta beriman kepada Tuhan.

Sebagai balasan dari tugas-tugas yang telah dijalankan, pemeluk agama Yahudi akan menerima cinta dan perlindungan Tuhan. Kemudian, Tuhan menganugerahkan pemilik agama Yahudi Sepuluh Perintah Tuhan melalui pemimpin agama Yahudi, Musa.

Sinagoga adalah tempat beribadah agama Yahudi. Tempat ini menjadi pusat masyarakat dan keagamaan yang utama bagi umat Yahudi. Sementara, pemimpin keagamaan Yahudi disebut Rabi.

Kitab agama Yahudi disebut Tanakh. Kitab ini terdiri atas 24 buku yang terbagi menjadi 3 kumpulan. Berikut ini kitab-kitab agama Yahudi.

Torah atau Taurat (Pentateuch). Kitab ini dalam bahasa Ibrani adalah lima kitab pertama Tanakh atau Alkitab Perjanjian Lama. Kelima kitab yang terkandung dalam Taurat, yaitu Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Kelima Kitab ini dianggap penting oleh pemeluk agama Yahudi karena memuat peraturan yang dipercaya ditulis langsung oleh Musa.Nevi’im (para nabi). Kitab ini berisikan delapan kitab.Ketubim (Tulisan). Kitab ini terbagi menjadi sebelas kitab.

Selain kitab-kitab tersebut, ada yang disebut Talmud. Talmud adalah terjemahan dan komentar mengenai torah dari para rabi dan cendekiawan undang-undang.

Sabtu adalah hari utama bagi umat Yahudi yang biasa disebut hari Sabat. Hari Sabat ini dirayakan dari mulai matahari terbenam pada hari Jumat hingga tibanya malam pada hari Sabtu. Perayaan hari Sabat dirayakan dengan cara menyalakan lilin, minum anggur, dan roti yang telah diberkati. Selain itu, ada hari besar lain, yaitu Hashanah (Tahun Baru) dan Yom Kippur (Hari Penerimaan Tobat).


View the original article here

Sabtu, 12 Mei 2012

Pengertian Ijtihad Dalam Islam

Pengertian ijtihad adalah sebuah usaha dengan sungguh-sungguh untuk memutuskan hukum suatu masalah atau perkara yang belum atau tidak ada dasar hukumnya atau tidak dibahas dalam Al-Quran dan Hadist dengan menggunakan akal sehat serta pertimbangan yang sangat matang.

Tujuannya agar dapat ditemukan hukumnya yang sesuai dengan prinsip dan jiwa Al Qur’an dan As Sunnah yang merupakan sumber pokok hukum Islam.


Ijtihad sebaiknya dilakukan oleh orang yang mengerti serta faham dengan baik tentang Al Qur’an dan hadist, hal ini dilakukan agar yang dihasilkan adalah sesuatu yang baik yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an juga hadist.


Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT secara lengkap dan sempurna mencakup seluruh alam beserta isinya akan tetapi tidak semua hal dalam kehidupan manusia diatur secara detil oleh Al-Qur’an maupun hadist, maka demi memenuhi keperluan masyarakat atau umat manusia  sebagai pegangan hidup dalam beribadah kepada Allah diperlukan upaya Ijtihad.


Al Qur’an sebagai landasan dasar ilmu dan bagi orang yang berakal boleh mengembangkannya, akan tetapi tidak boleh menafsirkan Al Qur’an dengan sekehendak hati dan melencengkan dari arti yang sesungguhnya, seolah Al Qur’an ikut akal manusia padahal sesungguhnya akal-lah yang harus mengikuti Al Qur’an. Maka dalam berijtihad hendaknya mencari kemiripan yang terdapat dalam Al Qur’an atau yang mendekati dalam hadist.


Selain tersebut diatas ada perbedaan keadaan pada saat diturunkannya Al Qur’an dengan kehidupan setelahnya, terlebih saat ini yang disebut dengan era modern, dimana setiap saat masalah baru akan terus berkembang dan memerlukan peraturan peraturan baru dalam melaksanakan ajaran Islam yang dikerjakan dalam kehidupan sehari-hari.



Ijtihad Telah Dilakukan Sepeninggal Rasulullah saw


Ijtihad telah dilakukan oleh para sahabat sepeninggalnya Rasulullah dan diikuti ulama ulama hingga saat ini. Sebagai contoh Abu Bakar as Siddiq, beliau apabila menemui perselisihan maka hal pertama yang dilakukan adalah merujuk kepada Al Qur’an.


Jika tidak ditemukan maka ia menggunakan hadist nabi, namun bila tidak ditemukan atau ragu dengan hukum yang didapat maka beliau mengumpulkan para sahabat untuk melakukan musyawarah.


Bila musyawarah telah dicapai mufakat beliau pun sepakat dengan pendapat yang dihasilkan dan memutuskan hukum sesuatu yang dipermasalahkan serta mengikutinya. Orang orang yang berijtihad ini disebut mujtahid.



Contoh Ijtihad


Salah satu contoh ijtihad yang sering dilakukan untuk saat ini adalah tentang penentuan I Syawal, disini para ulama berkumpul untuk berdiskusi mengeluarkan argumen masing-masing untuk menentukan 1 Syawal, juga penentuan awal Ramadhan. Masing-masing ulama memiliki dasar hukum dan cara dalam penghitungannya, bila telah ketemu kesepakatan ditentukanlah 1 Syawal itu.


Contoh lain adalah tentang bayi tabung, pada zamannya Rasulullah bayi tabung belum ada. Akhir akhir ini bayi tabung dijadikan solusi oleh orang yang memiliki masalah dengan kesuburan jadi dengan cara ini berharap dapat memenuhi pemecahan masalah agar dapat memperoleh keturunan.


Para ulama telah merujuk kepada hadist-hadist agar dapat menemukan hukum yang telah dihasilkan oleh teknologi ini dan menurut MUI menyatakan bahwa bayi tabung dengan sperma dan ovum suami isteri yang sah hukumnya mubah (boleh) karena hal ini merupakan Ikhtiar yang berdasarkan agama. Allah sendiri mengajarkan kepada manusia untuk selalu berusaha dan berdoa.


Sedangkan para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari suami isteri yang menitipkan ke rahim perempuan lain, jika ada yang demikian maka hal ini memiliki hukum haram. Alasannya karena akan menimbulkan masalah yang rumit dikemudian hari terutama soal warisan.


Dalam Islam anak yang berhak mendapat warisan adalah anak kandung, jika demikian bagaimana status hubungan anak dari hasil titipan tersebut? Dikandung tapi bukan milik sendiri, jadi hanya sekedar pinjam tempatnya saja, tentu hal ini membuat rumit.


Demikianlah pengertian ijtihad yang dilakukan oleh para sahabat Rasulullah dan para ulama sampai saat ini yang tetap mencari rujukan terlebih dahulu dari Al Qur’an dan hadist nabi saw.

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali



View the original article here

Senin, 07 Mei 2012

Idul Fitri: Kesucian dan Suka Cita

Idul Fitri adalah hari raya bagi seluruh umat muslim yang ada di dunia. Idul Fitri adalah hari kemenangan. Kemenangan bagi seluruh umat muslim yang telah berhasil menahan segala nafsu selama sebulan berpuasa.

Kata-kata atau hal bijak mengenai Idul Fitri seperti itu bukan satu hal yang asing bagi umat muslim. Sedari kecil rasanya, kalimat itu setia menemani ceramah-ceramah para ustadz mengenai nilai-nilai yang dimiliki oleh Idul Fitri, dan bisa jadi terpatri hingga kini.


Idul Fitri memang hari yang disucikan Allah. Di hari itu, semua dosa umat muslim seolah lebur dan kembali terlahir menjadi manusia baru yang suci. Seperti bayi yang baru dilahirkan, seperti kain putih, dan kertas yang masih kosong belum tercoret tinta. Untuk mendapatkan itu semua, sebulan sebelumnya, para umat muslim diwajibkan untuk berpuasa Ramadhan.


Di bulan Ramadhan itu, semua umat muslim bukan hanya diwajibkan untuk menahan lapar dan dahaga. Idealnya, umat muslim juga harus bisa menahan segala macam nafsu duniawi lainnya, seperti emosi, dan nafsu syahwat misalnya. Jika selama sebulan itu, umat muslim berhasil atau setidaknya sedikit mengurangi, maka Allah menjanjikan kesucian dirinya di hari Idul Fitri tiba.


Idul Fitri Secara Harfiah


Idul Fitri diambil dari kata Ied dalam bahasa Arab. Ied atau ‘Id jika dibahasa Indonesiakan artinya adalah ‘kembali’. Maknanya adalah ketika sesuatu itu ‘kembali’ maka sesuatu itu seperti berada di tempat awal, tempat semula, kembali menjadi baru, dan mulai lagi cerita yang baru. Sedangkan Fitri, berasal dari bahasa Arab ‘Fithr’ yang artinya adalah kesucian, maka jika dikaji secara harfiah, Idul Fitri artinya adalah kembali pada kesucian.


Berdasarkan penanggalan kalender Islam, Hijriah, Idul Fitri jatuh pada setiap tanggal 1 Syawal. Penentuan tanggal 1 Syawal berbeda di setiap tahunnya. Hal itu disebabkan karena, penanggalan Islam selalu mengandalkan peredaran bulan.


Bahkan, perayaan Idul Fitri di Indonesia setiap tahunnya, kadang jatuh pada hari yang berbeda untuk setiap wilayahnya. Ada yang lebih awal atau bahkan lebih lambat.


Idul Fitri di Indonesia


Saat Idul Fitri tiba, semua umat muslim berbahagia. Dirayakan dengan penuh suka cita, dan hati yang bersih. Perayaan Idul Fitri di Indonesia ikut diramaikan dengan berbagai tradisi masyarakatnya. Malam sebelum Idul Fitri tiba, terutama di desa-desa, anak-anak kecil ramai berkeliling kampung membawa obor sambil menyerukan tabir khas menyambut kedatangan hari yang suci tersebut.


Allahuakbar Allahuakbar Allahuakbar laillaahailallah huwallahuakbar Allahuakbar walilla ilham


Pagi harinya, umat muslim pergi beramai-ramai ke Masjid untuk melaksanakan shalat Id. Bertemu dengan para tetangga. Sesampainya dirumah, ritual menyenangkan lainnya bagi sebagian besar masyarakat Indonesia adalah menyantap berbagai menu spesial khas idul Fitri, seperti ketupat, opor ayam, dan sambel goreng ati.


Masyarakat Indonesia masih menjunjung tinggi nilai-nilai keakraban. Selesai menyantap ketupat dan makanan khas lainnya tradisi pun berlanjut. Kali ini halal bihalal menjadi agenda bagi sebagian besar keluarga Indonesia. Saling berkunjung ke tempat kerabat dan memaafkan. Berkumpul bersama keluarga besar dalam satu tahun sekali adalah agenda yang tidak boleh dilewatkan.


View the original article here

Jumat, 04 Mei 2012

Sejarah Nabi: Biografi Nabi Ibrahim

Ibrahim adalah nabi dalam agama Samawi dan bergelar Khalil Allah (sahabat Allah). Beliau diangkat menjadi nabi pada 1900 SM dan diutus untuk kaum Kaldan di Kota Ur (sekarang bernama Iraq). Di dalam buku berjudul Muhammad Sang Nabi-Penelusuran Sejarah Nabi Muhammad Secara Detail, disebutkan bahwa nama Ibrahim berasal dari dua suku kata, yaitu ib/ab dan rahim. Kedua kata itu akan membentuk arti “ayah yang pemurah”.

Ibrahim dilahirkan di Faddam, A’ram, kawasan kerajaan Babilonia pada 2.295 SM. Kerajaan Babilonia waktu itu dipimpin oleh seorang raja bengis dan zalim bernama Namrudz bin Kan’aan. Ibrahim adalah salah satu nabi Ulul azmi. Ismail dan Ishaq merupakan putra nabi Ibrahim. Mereka berdua juga di kemudian hari menjadi nabi. Ibrahim juga mempunyai cucu bernama Yaqub.


Raja Namrudz mendapat pertanda bahwa bayi yang akan lahir ini (Ibrahim) menyebabkan Namrudz mati dengan cara dahsyat. Oleh karena itu, Namrudz berencana membunuh semua bayi di tempat itu. Mendengar kabar ini, ibu Nabi Ibrahim ketakutan. Ibu Ibrahim melahirkan di sebuah gua dan bayinya (Ibrahim) ditinggalkan di gua itu. Setelah seminggu, ibunya kembali ke gua dan terkejut melihat Ibrahim masih hidup. Kemudian, Ibrahim dibawa pulang ke rumah.


Saat remaja, Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya menjual patung-patung buatannya. Namun, Ibrahim tidak tertarik menjualnya karena Allah telah mengilhamkan iman dan tauhid kepadanya. Pada masa Nabi Ibrahim, orang-orang di Mesopotamia beragama politeisme dan Dewa Bulan atau Sin adalah salah satu berhala yang paling penting.


Nabi Ibrahim bertekad memerangi kesyirikan kaumnya termasuk ayahnya yang juga menyembah berhala. Kewajiban pertama Ibrahim yang harus dilakukan sebelum berdakwah kepada orang lain adalah menyadarkan ayahnya. Dengan sikap sopan, Ibrahim mengatakan kepada ayahnya bahwa ia diutus Allah sebagai nabi dan rasul. Ia juga mengatakan bahwa penyembahan berhala adalah ajaran setan dan menasihati ayahnya agar menyembah Allah.


Aazar, ayah Ibrahim marah mendengar kata-kata anaknya karena menganggap Ibrahim menghina kepercayaan ayahnya. Nabi Ibrahim menerima kemarahan ayahnya dengan sikap yang tenang. Kemudian, Ibrahim keluar meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih karena tidak berhasil menyadarkan ayahnya dari lembah syirik dan kafir.


Penolakan ayahnya tidak membuat Ibrahim patah semangat. Ia terus berdakwah menyadarkan kaumnya. Nabi Ibrahim, bahkan, berencana menghancurkan berhala-berhala yang disembah oleh kaumnya.


Setiap tahun, penduduk kerajaan Babilonia memperingati hari raya keramat dengan beramai-ramai ke luar kota selama beberapa hari. Ibrahim pun ikut diajak ke luar kota, tetapi menolak dengan berpura-pura sakit. Meliihat keadaann kota yang kosong, Ibrahim pergi ke tempat peribadatan kaumnya dan menghancurkan patung-patung semabahan kaumnya.


Setelah pulang dari luar kota, para penduduk terkejut melihat patung-patung hancur berantakan. Para penduduk ini menuduh Ibrahim sebagai pelakunya. Akhirnya, Raja Namrudz memutuskan untuk membakar hidup-hidup Ibrahim sebagai hukuman atas perbuatan menghancurkan tuhan mereka.


Setelah kayu bakar terkumpul di lapangan untuk upacara pembakaran, orang-orang berkumpul menyaksikan hukuman bagi Ibrahim. Dalam keadaan terikat, Ibrahim dibwa ke atas gedung dan dilemparkan ke dalam tumpukan kayu dengan api yang menyala-nyala. Turunlah firman Allah “Hai api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim”.


Ibrahim tetap tenang walaupun berada di dalam bukit api. Ia merasa dingin sesuai dengan seruan Allah dan tidak sedikit pun tersentuh api. Ini merupakan mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Ibrahim. Mukjizat ini adalah bukti nyata kebenaran dakwahnya dan telah membuka mata hati sebagian kaumnya. Banyak kaumnya yang ingin menyatakan imannya kepada Nabi Ibrahim.

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali



View the original article here

Selasa, 01 Mei 2012

Beberapa Keistimewaan Bulan Ramadhan

Ramadhan merupakan salah satu bulan yang paling dinantikan oleh seluruh umat muslim di dunia. Ramadhan adalah bulan paling istimewa dalam agama Islam disamping 11 bulan lain. Selama Ramadhan, setan dan iblis yang biasa mengganggu manusia dibelenggu. Manusia benar-benar dapat melakukan ibadah sebanyak-banyaknya dan sekhusyuknya tanpa godaan setan. Hal inilah yang membuat Ramadhan selalu dinantikan.

Belajar Menahan Hawa Nafsu


Selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan, seluruh umat Muslim yang telah akil balig diwajibkan untuk menunaikan ibadah puasa. Puasa adalah sebuah bentuk ibadah yang dilakukan dengan cara tidak makan dan tidak minum sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Benarkah berpuasa hanya menahan lapar dan haus? Tentu tidak.


Puasa adalah menahan segala bentuk hawa nafsu terhadap suatu perbuatan yang buruk. Misalnya, marah-marah, bergosip, melalaikan salat, berbohong, dan perbuatan buruk lain. Ramadhan adalah sebaik-baiknya bulan untuk menyempurnakan ibadah. Ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadhan akan diganjar dengan pahala yang berlipat.


Allah Swt. menjanjikan bahwa kebaikan sekecil apapun di bulan Ramadhan akan dibayar dengan pahala berlipat. Bahkan, hembusan napas orang yang berpuasa dinilai sebagai sebuah ibadah. Tidur saat puasa pun dianggap ibadah selama tidak menghabiskan waktu seharian hanya untuk tidur.


Mengumpulkan Pahala Sebanyak Mungkin


Karena berbagai bentuk kebaikan di bulan Ramadhan akan diganjar pahala berlipat, banyak orang berlomba-lomba mencari pahala sebanyak mungkin. Bahkan, orang yang tadinya tergolong pelit akan menjadi murah hati di bulan suci satu ini. Ramadhan sering diisi dengan kegiatan-kegiatan khusus, seperti pesantren kilat, tadarusan, dan tentunya salat tarawih.


Keistimewaan Ramadhan


Selain beberapa hal yang telah disebutkan, bulan Ramadhan memiliki banyak keistimewaan dibanding bulan-bulan lain karena banyak peristiwa penting yang terjadi di bulan ini. Berikut adalah beberapa keistimewaan bulan Ramadhan.

Ramadhan adalah bulan ketika Al quran diturunkan yang sering disebut peristiwa Nuzulul Quran.Ramadhan adalah satu-satunya bulan yang disebutkan dalam Al quran pada surat Al-Baqarah ayat 185.Rasululah SAW memenangi Perang Badar pada bulan ini.Terjadi peristiwa penaklukkan Mekah atau Fath Mekah.Ada satu malam di bulan Ramadhan yang lebih baik dari seribu bulan atau kurang lebih 83 tahun yang dinamai Lailatul Qadar.Terjadi perintah diwajibkannya puasa yang tertuang dalam surat Al-Baqarah ayat 183.Terjadinya pengangkatan Muhammad sebagai rasul Allah.Bulan yang dilimpahi pahala sangat tinggi.Terbukanya pintu surga dan tertutupnya pintu neraka meskipun hal ini hanya bermakna kiasan atau tidak sebenarnya.Seseorang yang penuh kesungguhan dan ikhlas menjalani puasa akan diberikan pengampunan atas segala dosanya.

Itulah beberapa keistimewaan bulan Ramadhan yang patut kita ketahui dan kita amalkan. Semoga bermanfaat!

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali



View the original article here