Kamis, 03 November 2011

Amankah Melakukan Hubungan Intim Saat Hamil?

Bagi pasangan suami istri, hubungan intim merupakan sebuah agenda wajib untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Bukan rahasia lagi, banyak keluarga yang retak akibat ketidakpuasan saat melakukan hubungan intim. Bahkan, boleh dibilang bahwa hubungan intim merupakan “tujuan utama” setiap orang melakukan pernikahan.

Akan tetapi, hal itu tidak lantas berarti bahwa setiap manusia hanya memikirkan urusan seks. Nyatanya, naluri alami manusia memang ingin selalu melakukan hubungan intim. Hal ini tentu saja berhubungan dengan nafsu yang dimiliki setiap manusia. Pemenuhan kebutuhan satu ini merupakan poin dasar yang akan mempengaruhi keberlangsungan hidup seseorang.


Konon, suami atau lelaki akan menjadi seorang yang temperamen dan mudah stres saat kebutuhan seksualnya tidak terpenuhi. Ya. Kaum lelaki memang dikenal memiliki nafsu birahi yang meledak-ledak dan sukar dikendalikan atau ditahan. Dengan demikian, hubungan intim memiliki peran vital dalam kelangsungan rumah tangga.


Besarnya keinginan suami untuk melakukan hubungan intim kadang tidak mempedulikan keadaan istri. Terutama, jika sang istri tengah hamil. Ya. Saat istri tengah hamil, terutama hamil muda, hubungan intim memang cukup menuai risiko. Apalagi, jika dilakukan dengan posisi ekstrem. Kemungkinan terburuknya bisa saja membuat istri mengalami keguguran.


Lantas, apakah melakukan hubungan intim saat istri hamil itu tidak aman? Jangan khawatir! Melakukan hubungan intim saat istri hamil tetap aman dilakukan dan tidak akan mengganggu pertumbuhan janin selama hubungan tersebut dilakukan dengan hati-hati. Jika istri menghindari hubungan intim selama hamil, bisa-bisa suami marah karena kebutuhan biologisnya terabaikan.


Oleh sebab itu, tetaplah melakukan hubungan intim selama hamil. Namun, intensitasnya harus dikurangi. Selain intensitas, hal yang harus dikurangi saat melakukan hubungan intim selama hamil adalah posisi ekstrem serta goncangan hebat. Dengan demikian, kebutuhan biologis suami istri tetap terpenuhi dan mampu terhindar dari percekcokan.


Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa melakukan hubungan intim pada masa kehamilan tetap aman dilakukan. Namun, ada hal penting yang harus dipahami suami istri ketika melakukan hubungan intim di masa kehamilan. Seorang dokter dari Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya menyatakan bahwa ketika hamil, suami istri tidak hanya melakukan hubungan intim antara dua individu, tetapi tiga individu.


Individu ketiga yang terlibat dalam hubungan intim semasa hamil tentu saja janin yang ada dalam perut sang istri. Oleh sebab itu, keamanan janin serta kondisi kesehatan istri merupakan dua prioritas penting yang benar-benar harus diperhatikan. Suami tentu tidak ingin mendapatkan kepuasan tetapi membahayakan janin.


Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk menjaga keamanan hubungan intim saat hamil adalah mengetahui usia kehamilan istri. Setelah usia kehamilan diketahui, lakukanlah pemeriksaan untuk mengetahui apakah kehamilan itu berisiko besar atau tidak. Jika kehamilan berisiko besar, sebaiknya Anda dan pasangan menghindari hubungan intim.


Hal itu semata-mata dilakukan untuk menghindari risiko keguguran atau bayi lahir prematur. Spesialis kandungan lain menganjurkan untuk tidak melakukan hubungan intim pada trimester pertama kehamilan. Hal ini disebabkan pada masa itu pembentukan janin tengah berada pada fase awal pertumbuhan. Ingat, jaringan yang baru terbentuk sangat rentan terhadap guncangan.


Selama hamil, suami pun perlu memperhatikan kondisi kejiwaan istri. Tidak jarang wanita hamil yang merasa tidak nyaman saat melakukan hubungan intim karena sering muntah atau bentuk tubuh yang semakin membengkak. Pada trimester ketiga, perhatian istri biasanya lebih fokus pada persiapan melahirkan atau menjadi orangtua baru dibanding memikirkan hubungan intim.


Seorang dokter ahli andrologi dan seksologi, Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara perilaku seksual wanita dengan kehamilan. Selain perubahan hormonal, perubahan fisik dan psikis, serta sikap maupun perilaku seksual suami, ikut mempengaruhi perilaku seksual seorang wanita hamil.


Ia pun menegaskan bahwa bagi sebagian wanita, kehamilan justru mampu meningkatkan dorongan untuk melakukan hubungan intim. Namun, adapula wanita yang mengalami penurunan serta penekanan hasrat untuk melakukan hubungan seksual semasa hamil.


Penelitian lain menyatakan bahwa 80 persen wanita hamil mengalami peningkatan dorongan dan reaksi seksual pada trimester kedua. Kondisi ini tentu memberikan pengaruh tertentu bagi suami karena ada beberapa lelaki yang justru gemar melakukan hubungan intim saat istri hamil pada trimester kedua.


Beberapa lelaki beranggapan bahwa bentuk fisik istri tampak lebih seksi pada trimester kedua kehamilan. Selain bentuk tubuh istri lebih seksi, temperatur vagina yang lebih hangat pada masa kehamilan menjadi daya tarik lain. Dengan demikian, rangsangan seksual yang dapat diberikan pada suami akan terasa lebih erotis.


Seperti yang telah disebutkan, melakukan hubungan intim saat hamil boleh dilakukan selama tetap berhati-hati. Syarat penting bagi setiap pasangan sebelum melakukan hubungan intim adalah adanya komunikasi dan saling memahami. Oleh sebab itu, carilah posisi hubungan intim yang nyaman dan tetap aman semasa hamil.


Dalam perut wanita hamil, janin dilindungi oleh banyak kantong amnion atau kantong penampung cairan amnion dan janin yang memiliki dinding tebal serta lapisan mukus yang dapat melawan infeksi. Kondisi inilah yang menuntut dilakukannya hubungan intim dengan posisi nyaman bagi ibu dan tetap aman bagi janin.


Terdapat empat posisi hubungan intim aman selama hamil yang direkomendasikan para ahli kandungan dan seksolog. Berikut ini merupakan keempat posisi hubungan intim aman selama hamil.


Posisi sendok kembar saat hamil dapat menjadi posisi yang sangat intim. Suami dan istri tidur pada satu sisi tubuh. Posisi suami berada di belakang istri, lalu keduanya menekuk tubuh hingga berbentuk seperti huruf C. Kemudian, Mr. P dimasukkan dari belakang.


Pada posisi ini, istri tidur di salah satu sisi tempat tidur dengan kaki menyentuh lantai, sedangkan suami berdiri menghadap istri. Pada posisi ini, Mr. P dapat dimasukkan jauh ke dalam, namun harus tetap dilakukan secara perlahan dan berhati-hati.


Posisi hubungan ini sangat baik dilakukan saat kehamilan trimester akhir karena mampu mengontrol tekanan serta berat kandungan. Suami dan istri tidur saling berhadapan di sisi masing-masing. Kaki suami masuk di bawah kaki istri dengan posisi kaki wanita lurus atau ditekuk. Keuntungan posisi ini adalah Mr. P dapat dimasukkan dengan berbagai sudut.


Posisi ini pun dapat dilakukan dengan variasi lain. Yaitu, istri berbaring dan suami berada di satu sisi istri. Letakkan kaki istri lebih dekat kepada kaki suami. Suami dapat memasukkan Mr. P dari belakang seraya menyamping agar dapat saling menatap wajah.


Pada trimester akhir, posisi hubungan intim yang paling memuaskan adalah women on top atau wanita berada di atas. Posisi hubungan intim ini tetap aman selama Mr. P tidak masuk terlalu dalam.


Itulah keempat posisi hubungan intim yang dianjurkan semasa hamil. Jika keempat posisi tersebut tidak nyaman, cobalah cari aktivitas seksual lain yang memungkinkan. Misalnya, oral seks atau masturbasi berpasangan. Agar lebih aman, Anda dan pasangan harus berkonsultasi dengan dokter kandungan.


Selama hamil, hubungan intim memiliki aturan tersendiri demi menjamin keselamatan janin. Oleh sebab itu, hubungan intim harus dibatasi pada saat-saat berikut ini.

Setiap terjadi perdarahan yang tidak diketahui sebabnya.Selama trimester pertama kehamilan jika istri memiliki riwayat keguguran atau menunjukkan tanda-tanda ancaman keguguran.Selama 8-12 minggu terakhir jika istri memiliki riwayat keguguran maupun ancaman keguguran.Jika selaput ketuban atau membran amnion pecah.Jika terjadi plasenta previa (selaput plasenta terletak di dekat atau di atas leher rahim) yang dapat mengakibatkan orgasme dini, perdarahan, serta mampu mengancam ibu dan janin.Selama trimester akhir pada kehamilan kembar.

Itulah beberapa tips aman serta posisi hubungan intim selama hamil. Dengan demikian, hamil bukan berarti tidak boleh melakukan hubungan intim.

Beri rating untuk artikel di atas Buruk sekali Kurang Biasa Bagus Bagus sekali



View the original article here